Mengenal Rangga

3.3K 242 27
                                    

Terdapat seorang hamba Allah bersenandung ria di pojok kelas, siapa lagi kalo bukan Rangga, Desta dan Iky?

Yang satu bersenandung merdu dan yang satu lagi menyanyikan lagu korea dengan suara yang tidak bisa dibilang good voice.

Sedangkan Rangga? Lelaki yang kini tengah menundukkan kepalanya sembari menghafal ayat suci Al-Qur'an itu tidak merasa terusik dengan tingkah laku sahabatnya.

"Ga, kita pulsek ke rumah lo, ya?" Rangga hanya mengangguk, ia sudah paham maksud Iky.

Jika Desta dan Iky sudah bilang akan main ke rumah Rangga, tak lain dan tak bukan ialah semata-mata hanya numpang makan gratis di rumah Rangga. Tidak lupa mereka menghabiskan pie susu buatan Tara.

"Asekkk puas makan pie susu kita hari ini, ky," girang Desta.

Merasa jika Iky tidak menanggapi perkataannya, Desta melirik ke arah Iky yang lagi dan lagi sedang berusaha mendekati Rara.

"Anjing! Gue lagi ngomong malah lu pergi."

Rangga terkekeh mendengar umpatan Desta dan masih tetap diam di kursinya. Hari ini dia harus menghafal minimal 20 ayat dan menyetor hafalan-nya ke Giovan.

"Assalamualaikum! Rangga pulang!"

Ditha, Adik Rangga yang tengah belajar di ruang tamu menjawab salam sebelum berdecak kesal. "Kok bawa anak hutan sih lu, bang?"

"Anak hutan pala lu," sahut Iky.

"Nih, anak lama-lama kurang asem yah? Gue tendang sampe ke miami nyaho lo!"

Ditha mengulum senyum, "Gapapa dah gue ditendang, yang penting sampe sana. Bisa ketemu CNCO."

"Ngarep lo!"

"Haishh Bundaaaaaaa!! Liat nih bang Desta nyurutin semangat Ditha," adu Ditha kepada Tara.

"Anjir nih bocah ngaduan! Lagian lu ngapain ke sana? Masih kecil juga. Umur segede biji jagung, tinggi badan gak nyampe 150 cm aja sok-sok an ngehayal tinggi."

"Wahhh parah lu bang! Ini tuh ketentuan tuhan, kena azab lu ngehina ciptaan Allah!" ucap Ditha dengan emosi yang meluap-luap sembari berkacak pinggang.

"Mampus ... Hahaha anjir ustadzah ngamuk."

"Bang Rangga lu kok diem bae sih? Adek lu dihina barusan."

Rangga mengulum senyumnya, kemudian berkata, "Lo masih kelas satu Smp! Masih harus banyak belajar, perbaikin dulu hafalan lo. Nanti InshaAllah impian lo tercapai selama lo mau ikhtiar."

Tara yang mendengar pun tersenyum kemudia menyuruh mereka untuk makan.

"Wihh, masak apa, tan?" tanya Iky dengan mata yang berbinar-binar.

"Masak Sop kepala Iky sama otak Desta," kekeh Tara.

Tara memang baik dan ramah, bahkan sudah menganggap teman Rangga menjadi anaknya. Tidak kaget jika Tara bertingkah seakrab itu dengan mereka.

Setelah kenyang, Desta dan Iky pamit pulang. Dasar manusia tidak tahu diri! Datang hanya untuk numpang makan! Sialan.

"Wa'alaikumsalam," Rangga berjalan membuka pintu. "Loh? Paman Raka ke sini? Masuk paman."

"Sejak kapan kamu sampe di jakarta bang? tanya Tara sembari menyuguhkan minuman.

"Tadi pagi, Giovan belum pulang?"

"Belum, maklum dia sekarang sering telat pulang," jawabnya.

Rangga berlalu pergi ke kamar setelah pamit. Diam-diam cowok itu mengintip dari pojok ruangan.

"Paman kamu tambah ganteng, ya?" ucap arwah Gita yang nongol tiba-tiba. Dia datang bersamaan dengan Raka tadi.

Walau tidak bisa melihat wujud mahluk tak kasat mata, Rangga bisa merasakan kehadirannya dan berinteraksi dengan mereka. Hanya sekedar bercakap-cakap saja.

18.11.18

Arga [Aurora&Rangga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang