Sahabat yang mengetahui

12 1 0
                                    


*Di ruang kelas*

Perkuliahan hari ini dimulai, dengan hati gundah yang mulai sedikit hilang dan mencoba fokus belajar. Posisi duduk yang ku pilih ialah tempat dimana aku bisa melihat Rani dengan jelas. Sekedar untuk melihat senyumnya. Itu cukup membuatku tenang, tentunya.

 
Hanya terdengar suara dosen yang menerangkan mata kuliah dengan detail dan saksama. Memecah keheningan di kelasku.


Tiba-tiba tanpa aku sadari karena asyik memandangi dan melamunkan Rani.


"moo.. Simoo.."terdengar suara memanggil namaku. Kalau tidak salah sudah 3x aku mendengarnya.

"Hah.. siapa sih manggil-manggil, nggak penting banget."bathinku, dan aku masih memandangi Rani dari tempatku.

      
"Oiiii Simooo..."ucap dosenku mengejutkanku dari lamunanku akan Rani sambil memukul meja.

Dosenku, beliau berperawakan muda, sekitar umur 36 tahun. beliau orangnya disiplin dan tidak neko-neko tentunya.
       

"Ehhh Rani.. rani.. rani.."ucapku spontan karena kaget.

        
Tiba-tiba seisi ruangan yang tadinya hening, dipenuhi tawa karena tingkahku yang terlihat kaget dan tentunya mengucapkan nama Rani. Akan tetapi, Rani hanya tersenyum melihat kejadian tadi.

"Simoo.. kamu melamun di jam kuliah bapak, bapak paling membenci mahasiswa yang tidak fokus terhadap apa yang bapak ajarkan. Sekarang kamu kedepan dan kerjakan soal yang ada di papan tulis."ucap pak Azman sambil memarahiku.


"Siap pak.."ucapku sambil berjalan ke arah papan tulis.

Untunglah aku sedikit mengerti pelajaran ini dan aku pun bisa menjawabnya. Aku pun kembali ke tempat duduk ku.

"hahaha cieee... cieee.. ngapain lo mo.. Mikirin Rani ya lu tadii..."ucap Fendra mengejekku.

Sedikit cerita, Fendra bisa di bilang adalah sahabatku. Aku dan dia sudah berteman lama, sejak kami di sekolah menengah pertama. Ia orangnya asyik, walaupun sedikit usil dan jail. Ia paling jail dikelasku.


"Apaan sih lu ndra.. sok tahu deh lo.."ucapku ketus.

     

"udah dehh.. gak usah pura-pura. Gue ini sahabat lu, gue udah tau gimana diri lo mo."timpal Fendra.

Mendengar itu aku cuma bisa menjawab "iya dehh.. gue emang mikirin dia.."
      

"Lo suka ya sama dia??" terdengar suara fendra agak sedikit keras.

Aku pun reflek menutup mulutnya dengan kedua tanganku. "pelan-pelan aja napa anyingg" ucapku sedikit kesal.

      "asdfyuijjbfaasfggg"terdengar suara Fendra kurang jelas karena aku menutupi mulutnya.

"Dengar ya.. ini semua cukup lo aja yang tau, jangan sampe yang lain tau. paham lo?"ucapku ke pada Fendra.


Mau tidak mau, aku terpaksa menceritakannya kepada Fendra sahabatku sendiri.


"tenang aja.. rahasia lo aman sama gue. Kalo lo butuh bantuan gue, gue mau nolongin lo buat dapetin dia.."ucap Fendra dengan gaya yang sok.

    

Simo & Rani (Biarkan Waktu Yang Menjawab)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang