🍁 4. Kejadian Tak Terduga

494 94 28
                                    

Budidayakan vote sebelum baca dan comment setelah baca!

🍁🍁🍁

Revan sudah berada di rumah setelah kembali dari rumah Bella, pikiran cowok itu langsung berlari ke momen dimanah dia berada di rumah Bella, rumah yang menurutnya begitu memancarkan aura hangat dari keluarganya. Revan tidak menyangka jika Mama Bella tidak jauh Berbeda dari Bella. Ternyata pepatah yang mengatakan buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya itu benar.

Tak berlama-lama dengan pikirannya yang semakin tidak jelas, Revan menghela napas kasar lalu segera menuju kamarnya yang berada di lantai dua, dan langsung membersihkan diri. Rumah tampak sepi. Kamila—mama Revan dan Bara—papanya pasti sedang keluar bersama. Mereka berdua memang selalu pergi bersama. Dimanah ada Bara di situ pasti ada Kamila.

Beberapa menit telah berlalu, dan Revan selesai membersihkan diri. Tak ada lagi yang ingin ia lakukan selain tidur. Bayangan seorang gadis tiba-tiba menari di benaknya. Ketika Revan teringat raut menyebalkan gadis itu, batinnya pun bermonolog, “Kenapa Gue tiba-tiba pengen ngomong sama si Bella?”

Sambil menggigit bibir bawahnya agar tidak tersenyum, tangan Revan bergerak men-dial nomor gadis itu untuk menelefonnya. Untuk detik pertama saat panggilannya tersambung, gadis di seberang sana tidak langsung menjawab.  Namun tak berlangsung lama, Bella mengangkat telefon dari Revan.

Sialnya, Revan mendadak gugup saat melihat wajah Bella. Semua perkataan yang akan dikatakannya pada Bella lenyap begitu saja. ‘Sial, Gue, kok, udah kayak kucing ke cebur air gini, sih, Gue harus ngomong apa? Gue harus cari alasan. Bisa-bisa Bella jadi besar kepala lagi kalau Gue telefon.’ gerutu Revan dalam hatinya.

Halo.”

“...” Mampus, ngomong apa Gue nih

Revan? Ini lo kan? Kok gak ngomong?” Sial, kenapa Revan tiba-tiba goblok dalam sekejap.

“Eh, sorry Bell. Gue salah pencet,” Sungguh alasan yang sangat klise. Memangnya tidak ada alasan lain apa. “Tapi berhubung Gue udah telefon lo, jadi sekalian aja Gue ngomong selamat malam. Mimpi yang indah Bella.”

Tut

Hanya itu yang mampu Revan ucapkan. Dia terlalu gugup. Setelah mengucapkan itu, Revan segera memutuskan sambungan telefonnya. Sementara itu, Revan benci sekali ketika jantungnya berdetak kencang dengan sangat tidak tahu diri. Perasaan selama ini Revan tidak mempunyai riwayat penyakit jantung. Tapi mengapa kali ini jantungnya seakan ingin copot dari tempatnya. Jantungnya berdetak tidak karuan seperti baru saja tertangkap menjadi pencuri. Sial

Dan di tempat lain, Bella yang mendengar itu langsung merasakan perasaan yang sangat bahagia. Ribuan kupu-kupu seakan beterbangan dalam perutnya dan menggelitiknya. Rona merah langsung tersungging di wajah cantik Bella. Dengan cepat Bella langsung tersadar dari keterkejutannya dan segera berteriak heboh. Walaupun Revan mengatakan kalau dia hanya salah pencet tapi Bella tetap merasa senang karena itu artinya sebelum salah pencet Revan sedang menatap nomornya. Bella pikir setelah mengatakan itu Revan akan langsung mematikan telefonnya, tapi ternyata Revan mengatakan sebuah kalimat yang semakin membuat Bella menjadi baper.

“GILA!! DEMI RAMBUT UPIN YANG HANYA SEHELAI, REVAN NGUCAPIN SELAMAT MALAM KE GUE. Kyaa! Gue senang banget, anjir,” heboh Bella.

Walaupun Revan langsung mematikan sambungan telefonnya tapi Bella tetap sangat bahagia. Untuk yang pertama kalinya, Revan menghubunginya dan mengucapkan selamat tidur. Sepertinya malam ini Bella akan bermimpi indah karena mendapat ucapan dari sang pangeran berkuda putihnya.

In My FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang