Part 7

1.2K 87 0
                                    

*sana pov

"Eomma kenapa oppa"

"Eomma, hiks hiks meninggal.."

Deg

Rasanya badanku ingin jatuh, aku tak kuat kehilangan dua orang yang sangat aku cintai.

Seketika semua menjadi hitam

*sana pov end

*sehun pov

Aku memutuskan untuk segera pulang ke apartemen melihat keadaan  Sana.

Aku sangat sedih, mereka sekarang meninggalkanku ,eomma dan appaku, orang yang selalu menjagaku, menghiburku, dan merawatku.

Aku tak kuat menahan tangis air mata mulai membasahi pipiku..

"Arggghhh"

Aku mulai frustasi, tapi bagaimana pun juga aku harus tabah menghadapi ini semua. Aku tak boleh terlihat lemah. Sana masih membutuhkanku.. sekarang yang dia punya hanya aku..

Aku segera menghapus air mataku dan menenangkan diri

Setelah sampai aku memakirkan mobil

Aku segera menuju kamarku

"Sana, oppa pulang!"

Tak ada sahutan

Aku melihat kamar Sana terkunci, aku yakin pasti Sana ada di dalam

Brak..

Pintu itu akhirnya terbuka, kulihat Sana tergeletak di lantai. Aku segera mengangkat Sana menuju kasurnya.

"Enghh"

Kurasakan tangannya yang ku genggam bergerak. Dia sadar.

"Hiks..hiks.. eomma jangan tinggalkan aku"

Aku tak kuat melihat Sana menangis, hatiku seperti tersayat pisau.

"Sudahlah Sana, tak ada gunanya kau menangis, mereka sudah tenang disurga"

Aku berusaha tabah meski air mataku telah membasahi wajahku

"Eomma, appa baik baik disana ya.. kami akan terus mendoakan eomma dan appa" tangisnya langsung pecah

"Sudahlah Sana, sepertinya kita harus tinggal di Indonesia saja Sana... Untuk sementara kita akan menghilangkan diri. Jika kita pulang ke korea pun kita tak punya apa apa disana..."

"Baiklah oppa.."

Aku beranjak pergi dari kamarnya dan menuju ruang tengah.

*sehun pov end

*mark pov

Entah keinginan apa yang mendorongku untuk pergi menjemput gadis jepang itu. Aku segera berangkat ke apartementnya menggunakan mobilku

Sesampainya disana aku mencari kamarnya dan mengetok pintu.

Aku melihat seorang namja tinggi membukakan pintu... rambutnya acak acakkan seperti sedang frustasi.. matanya juga sembab

"Apa Sana nya ada?" Tanyaku

"Ada, silahkan masuk dulu"

"Kau siapa?" Tanya namja itu

"Aku Mark Tuan teman Sana, tadi dia menyuruhku menjemputnya untuk jalan jalan.."

" Aku kakak Sana, panggil saja Sehun, sepertinya kita seumuran. Sana tidak ingin keluar kamar.." jawab namja itu

"Kalau boleh tahu kenapa ia tak mau keluar kamar?"

"Ibu kami kemarin yang lalu  meninggal, kami baru tahu kabarnya hari ini, kami tak bisa mengunjungi nya karena ia tinggal di luar negeri dan sudah dikuburkan"

Aku memahami perasaan Sana, karena aku juga pernah merasa kehilangan appaku..

"Aku turut berduka cita, ibumu tinggal di korea ya.."

"Bagaimana kau tahu?"

"Sana memberi tahuku tadi, tapi tenang saja aku akan merahasiakan identitasnya, lagi pula aku juga pernah tinggal di korea.."

"Oo seperti itu.. ahh ya, aku mohon kau menghibur Sana ya... sepertinya dia sangat sedih"sahutnya sambil menunjukkan arah kamar sana.

"Nde" jawabku sambil menuju kamar Sana

Aku segera masuk ke kamar sana..

"Sana..." panggilku









Jangan lupa vote setelah membaca :)









My Life My SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang