Part 9

45 6 5
                                    

Gue buka mata, anjirr, terang bener. Apa gue kelamaan perem? Gue coba mengadaptasi sama cahaya.

Gue liat sekeliling, ada Sandy lagi tidur disamping gue. Gue di rumah sakit? Kenapa?

Deg!

Kemarin, Sandy berdua sama Lala. Ni air mata udah gak kebendung. Pasti jatoh kalo bunda belum buka pintu dan masuk.

"Rima?! Kamu udah bangun nak?!" Ucapnya sambil berlari ke arah gue.

"Iya bun, Rima kenapa ya?" Tanya gue.

"Kamu udah seminggu gak bangun (koma)." Kata bunda. Gue syok kan tuhhh.

"OhhAnjayy! Bunda Rima koma?" Kata gue syok.

"Mulai nih hewir lagi." Kata bunda.

"Bunda bisa aja.." Kata gue masang muka lucu aee.

"Mhhh, ehh kamu udah bangun Rim?" Kata Sandy yang udah bangun.

"Ya, lo ngapain kesini? Udah sana sama Lala lagi!" Usir gue. Ya gue kesel..

"Aku bisa jelasin, mohon dengerin aku dulu." Kata sandy yang udah gak ngantuk.

"Gak usah ada penjelasan! Lebih baik lo pergi aja! Puas kan lo udah bikin gue sakit?!" Sentak gue beserta air mata.

Gue meluk bunda. Bunda kek ngasih kode ke Sandy buat keluar. Sandy pun keluar.

"Kamu ini, Sandy loh yang nganter kamu kesini." Kata bunda masih meluk gue.

"Tapi bunda, terakhir Rima liat Sandy, Sandy lagi sama Lala." Kata gue masih dalam pelukan.

Bunda megang pipi gue hingga gue bertatap muka sama bunda.

"Heyhey, ini bukan anak bunda. Anak bunda kan kuat. Kok bisa nangis cuma gegara lelaki?" Kata bunda buat gue tersenyum.

"Sandy udah jelasin sama bunda, katanya itu bukan kek yang kamu kira." Lanjutnya.

Bunda mulai serius natap gue. Keknya bunda serius tentang Sandy. Bunda mulai ngelus-ngelus puncuk rambut gue.

"Sandy bilang pas Sandy pulang kamu belum tau. Jadi, dia Sarah sama Lala mau prank kamu. Dia bilang mau ngasih kamu kejutan. Ehh, tapi gak berjalan kek yang dia rencanain. Jadi ini semua cuma salah paham. Yang 3 hari nungguin kamu disini itu Sandy loh." Panjang lebar bunda.

Kok gue yang merasa bersalah yak? Tapi emang Sandy gak salah, tapi gue juga gak bersalah. Yang ngasih pranknya sih, gak profesional, lah tau baru ketemu doi. Liat prank doi sama cewe lain lagi. Gimana mau gak depresi coba?

"Bun.." Gue.

"Hm?" Bunda.

"Rima pen gak ketemu Sandy dulu boleh gak?" Gue.

"Lah kenapa?" Bunda.

"Masih trauma." Gue ngukir senyum fake smile.

"Gitu? Ok bunda ngerti, nanti bunda bilangin ke Sandy." Bunda.

Bunda gue pengertian banget yega?

Hmm Ayah? Wah ayah masih sakit, gue nambah beban aja dank buat bunda? Mana gue tidur 3 hari lagee. Wadau ini pasti ini biayanya gak bakal gak mahal. Kesian bunda.

"Bun? Bunda gak repot ngurusin Rima sama ayah?" Gue.

"Kamu ini ngomong apaan sih? Jangan bilang gitu!" Bunda.

"Eh? Iya bun iya." Gue.

"Bundaaaa..." Gue.

"Kenapa?! Ada yang sakitt?! Mana bunda pijitin!?" Bunda. Selow bun selow.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rima🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang