Part 4

57 7 0
                                    

05:00

Gue bangun pagi banget kali ini. Rencana nya sebelum mandi gue mau bantuin bunda masak. Dan rencana itu gue lakuin.

Gue pun turun kebawah dan dibawah gak ada siapa-siapa, gue pun berencana memasak nasi goreng untuk sarapan. Gue mulai memasak, gini-gini juga gue bisa kali masak. 15 menit kemudian, bunda pun turun menghampiri gue.
"Rim, kamu udah bangun?" Tanya bunda sedikit syok.

"Iya donk bun, kan Rima anak rajin." Kata gue sambil memainkan alis dan mengoseng-oseng katel, yang nasi gorengnya hampir matang.

"Padahal baru pertama kali kamu bangun sepagi ini, udah mau dibilang RAJIN lagi. Kamu tuh yaaaa." Kata bunda sambil menekan kata rajin.

Gue pun hanya tersenyum. Gak lama nasi goreng yang gue buat pun matang. Gue pun ke atas buat mandi. Kamar madinya ada di kamar gue, jadi bukan gue mau mandi di kamar.

Setelah gue rapi, gue langsung turun dan melihat bang Rama udah ada di meja makan beserta bunda, dan ayah yang baru pulang tadi malam.
"Pagi bun, yah." Sapa gue yang bales perbuatan bang Rama kemaren.

"Juga Rim." Kata mereka serentak, termasuk bang Rama.

"Siapa yang nyapa lo bang?" Tanya gue ke bang Rama.

Bang Rama cuma diam dan membisu. Apa mungkin bang Rama takut sama ayah gitu? Walau bagaimanapun ayah gue ini orangnyang baik, dia bakal marah ke orang yang berbuat salah aja.
"Siapa yang masak bun?" Celetuk bang Rama.

"Kenapa emang?" Tanya gue

"Cuma nanya." Kata bang Rama.

"Rima yang masak Ram." Jawab bunda atas pertanyaan bang Rama tadi.

"Rima yang masak?!" Tanya gas ayah dan bang Rama serentak.

"K-kenapa emang?"gugup gue, takut makanannya gak enak. Tapu gue juga lagi makan sih, dan nyatanya makanan yang gue buat enak-enak aja kok.
"Ngga." Kata ayah.

"Gak percaya gue, lo bisa masak." Kata bang Rama sambil melotot kearah gue.

"Kan gue cewe, yaiyalah bisa masak." Ucap gue rada sombong.

"Bun Rima sekarang mau di jemput Sandy." Kata gue.

"Sandy? Temennya abang kamu itu??" Tanya ayah.

"Iiya yah." Jawab gue takut dimarahin.

"Ooo." Ucap ayah sambil mulutnya di monyongin.

Gak lama setelah itu.......

Tok tok tok

Ada yang ngetok pintu.
"Biar ayah yang buka, kan ayah jarang bukain pintu." Kata ayah yang membuat bokongku kembali mendarat di kursi.

Ayah pun membuka pintu.
"Eh, Sandy ternyata." Kata ayah terdengar sampai meja makan.

Kayanya Sandy nanyain gue. Karna ayah manggil gue.
"RIMAAA, SANDY JEMPUT NIH.." Kata ayah dengan suara badotnya.

"Iya, sebentar yah." Sahut gue.

Gue pun segera menghabiskan nasi goreng gue, dan pergi menghampiri ayah dan sandy di pintu depan.
"San, masuk dulu gak?" Tanya gue yang baru sampe pintu depan.

"Gak usah deh keknya kita berangkat sekarang aja." Kata Sandy.

"Ohywdah. Yah Rima berangkat dulu ya." Kata gue sambil cium tanya ayah. Tadi juga gue udah cium tangan bunda.

Kita pun menuju kendaraan yang dipakai Sandy. Dan Sandy gak bawa motornya sekarang, dia bawa mobilnya, yang warna merah dan mengkilap. Kalo dibandingin sama mobil punya bang Rama, mobil Sandy terlihat lebih teurus.

Rima🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang