Chapter Sixteen - The Other Soul

858 142 32
                                    


Singto datang lebih awal seperti biasanya, ia tiba di tempat parkir dan melihat kilatan bayangan di sekitarnya, seorang gadis yang mengenakan pakaian pasien berdiri di sudut kemudian menghilang. Ia merinding seketika dan segera berlari ke dalam gedung untuk naik lift.

Ketika pintu lift terbuka dia sekilas melihat sepasang kaki tanpa tubuh tetapi kemudian menghilang setelah pintu terbuka penuh, Singto menelan ludahnya dan membeku di tempatnya. Pintu lift hampir tertutup lalu ia melihat seorang dokter dengan penampilan menyeramkan perlahan melayang ke arahnya dari lorong sebelah kirinya, Singto terbelalak kaget dan segera menahan pintu sebelum tertutup dan masuk. Ia lalu dengan cepat menekan tombol untuk menutup pintu, tangannya gemetaran dan berkeringat.

Tiba-tiba sebuah tangan menahan pintu yang hampir tertutup, Singto melompat kaget dan jatuh ke lantai di belakangnya.

"P'Sing?" Krist menyapanya dan dengan cepat membantunya untuk berdiri. "Apakah kau baru saja melihat hantu?"

"B-bagaimana kau tahu?"

"Jadi maksudmu aku hantu?"

"Bukan, aku serius! Kadang aku memang bisa melihat mereka, tapi tidak nyata seperti sekarang...kupikir kemampuan ku semakin kuat sekarang." Singto menelan ludahnya lagi lalu menjulurkan kepalanya keluar untuk melihat-lihat seiktar lorong lift dengan ragu. Krist segera mendorongnya keluar dan menyeretnya untuk naik tangga manual.

"Kau perlu berolahraga di pagi hari, jadi kau tidak akan berhalusinasi!" tuturnya pada pria itu.

"Kau tidak percaya padaku, kan?" Singto melototinya. "Waktu kau menceritakan tentang pengalamanmu, aku ...."

"Aku percaya padamu!" tukas Krist. "Karena itu aku memintamu untuk naik tangga karena kau bilang lift mungkin angker, aku tidak mau terperangkap di dalam lift bersama dengan makhluk halus itu di dalamnya."

"Setidaknya, jika kita melihat sesuatu di tempat ini kita bisa berlari naik atau turun untuk melarikan diri..." tambahnya.

Singto mengangguk dan setuju. "Tapi, aku ingin tahu satu hal..." ia membangkitkan rasa ingin tahunya. "Kenapa aku hanya melihat roh pasien dan dokter di tempat ini?"

"Apakah kau lupa? Tempat ini adalah asylum sebelum terbakar. "

"Aku tidak lupa." Singto menghela nafas. "Aku penasaran apa yang terjadi, kenapa tidak ada yang mencoba menyelamatkan diri dan berlari keluar gedung?"

"Mungkin mereka sudah terlambat ketika menyadari ada api dan terjebak, selain itu tidak ada catatan atau saksi tentang apa yang terjadi saat itu, bagaimana cari menyelidikinya?" tanya Krist.

"Keluargamu mungkin mengetahui sesuatu karena Sangpotirat memiliki tempat ini...." Singto bungkam seketika. "Maaf...." Dia segera menyesal.

Krist berpikir sejenak dan membalas. "Aku mengerti apa maksudmu, aku akan membantumu."

"Apa?"

"P'Kevin menyimpan seluruh arsip dan dokumen perusahaan di bekas ruang belajar kakekku di kamarnya. Mungkin kita dapat menemukan sesuatu jika kita membongkarnya, untuk mendapatkan data dan informasi asylum."

"Aku yakin, dia tidak akan membiarkanmu menggeledah kamarnya."

"Mungkin aku tidak, tetapi kau pasti punya kesempatan."

"Aku? Apa yang kau ingin aku lakukan? "

"Apakah kau tidak ingin tahu tentang masa lalu? Aku telah memberi tahumu dari mana mulainya, selanjutnya pikirkan langkah untuk mencapai tujuanmu! Haruskah aku mengajarimu cara agar P'Kevin mengundangmu ke kamarnya?"

Bahasa Indonesia - The Soul That Belong To Me (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang