PROLOG

3.2K 265 2
                                    

KEDIAMAN KELUARGA HWANG

"Apa aku akan di jodohkan?" ucap gadis itu kaget

"Appa tidak sedang bercanda kan?" tambahnya

"Tentu saja tidak sayang" jawab pria paruh baya kepada putri semata wayangnya

"Apa aku sedang bermimpi? Ya Tuhan tolong cepat bangunkan aku dari mimpi buruk ini ya Tuhan" ucap Hwang Eunbi sambil menepuk nepuk pipinya sendiri

"Aww" ringis eunbi kesakitan karna ulahnya sendiri

"Sayang dengarkan appa baik baik,untuk masa depanmu kelak" ujar Tuan Hwang

"Masa depan? Tau apa ayah tentang hidupku? Aku pokoknya menolak perjodohan ini" ucap sinb lantang

"Eunbi jaga bicaramu, apa ilmu yang selama ini kami ajarkan padamu tidak kau terapkan, kami tidak pernah mendidikmu menjadi gadis kasar seperti itu. Ingat bahwa kau adalah keluarga garis keturunan bangsawan Hwang" ucap Nyonya Hwang

"Huft" eunbi mengehela nafas kasar

"Sayang, perjodohan ini juga baik untukmu nanti kau tak perlu susah susah membuang tenaga untuk mengasilkan uang,setelah kau menikah kau cukup menjadi istri yang baik. Bukan hanya untukmu bagi kedua belah pihak perusahaan juga akan saling menguntungkan karna adanya kerja sama antar besan." Ujar tuan hwang panjang kali lebar

"Apa ayah dan ibu tidak memikirkan perasaanku? Apa kalian berniat menjadikanku sebagai alat tukar agar perusahaan ayah dan ibu menjadi lebih maju" ucap eunbi tidak percaya apa saja yang barusan ayahnya ucapkan

"Sayang appa hanya ingin-

"Maaf ayah ibu pastinya tau ini bukanlah lagi era zaman dinasti joseon, untuk menemukan pasangan hidupnya harus mengadakan perjodohan. Aku punya prinsip tersendiri dalam menentukan jalan hidupku, seperti apa jodohku nanti, aku ingin memilih sendiri dari hati tidak adanya campur tangan dari orang lain. Aku harap ayah dan ibu mengerti" ucap sinb memotong ucapan tuan hwang

"Apa itu benar pilihanmu?" tanya tuan hwang datar

"Ne ayah"

"Kau yakin?"

"Ne ayah" jawab sinb mantab

"Kalau gitu buktikan"

"Maksud ayah?" tanya sinb bingung

"Jika kau tidak mau campur tangan dari ayah, memilih jalan hidupmu sendiri. Buktikan bahwa kau tidak hanya bisa bergantung kepada keluarga hwang"

"Aku mengerti maksud ayah" ucap sinb tersenyum kecut lalu pergi ke kamarnya

Tak selang beberapa lama eunbi keluar dari kamar membawa dua koper besar dan sling bagnya

Hal itu pun membuat nyonya hwang heran apa yang akan dilakukan putrinya ini, begitu pula para pelayanan di kediaman keluarga hwang ikut heran.

Sedangkan tuan hwang sedikit panik namun bisa menyembunyikan rasa paniknya dengan wajah dinginnya.

"Sayang, a..ap.. apa yang kau lakukan? Kenapa kau membawa banyak koper?" ucap nyonya hwang panik

"Ibu aku pamit dulu,aku tidak akan pergi jauh dan lama, ini hanya sementara hingga aku dapat membuktikan kepada ayah bahwa aku bisa mencari jalan keluar dalam menentukan prinsip hidupku" ucap eunbi sambil tersenyum

"Kau mau kemana nak?" tanya nyonya hwang pada eunbi dan hanya dibalas gelengan oleh eunbi

"Yeobo tolong hentikan dia, dia itu putrimu, kau tega dengannya " ucap nyonya hwang kepada tuan hwang

"Biarkan saja dia pergi, lagi pula aku yakin tak selang beberapa lama dia akan kembali sambil menyesali perbuatannya ini" ucap tuan hwang

"Apa yang membuat ayah berfikir seperti itu, akan aku buktikan aku bukan gadis manja yang hanya bergantung kepada keluarga ini. Aku akan menjadi gadis mandiri diluar sana, lihat saja nanti" ucap eunbi percaya diri

"Tunggu apa lagi"

"Aku pamit" ucap sinb membungkukan badannya 90° lalu menyeret kopernya keluar dari rumah

Para pelayan yang menjadi saksi perdebatan antara anak dan orang tua dalam keluarga itu, hanya bingung, karna posisi mereka hanya seoranh pekerja yang tidak berhak ikut campur urusan majikannya ,

Namun berbeda dengan Bibi Han kepala koki dirumah keluarga hwang yang turut sedih seperti Nyonya Hwang karna akan ditinggalkan oleh nona muda Hwang Eunbi.

'Semoga Tuhan selalu melindungimu nona muda' ucap bibi han dalam hati

"Eunbi berhenti" teriak nyonya hwang mengejar putri sulungnya itu

"Waeyo, eomma?" tanya sinb sedikit malas

"Sayang sekarang yang harus kau lakukan adalah kembali kekamarmu ne" ucap nyonya jeon menahan eunbi

"Ayo sayang, jangan dengarkan ucapan ayahmu" nyonya hwang menarik tangan eunbi agar kembali ke kamarnya

"Mianhae ibu aku tidak bisa menuruti perkataan ibu untuk kali ini" ucap sinb sambil melepaskan tangan nyonya hwang darinya

"Sayang bagaimana kehidupanmu nantinya nak, bagaimana nanti kau akan mencari uang, apa kau nanti bisa makan enak, apa kau nanti bisa tidur nyenyak, tinggal di tempat yang nyaman, jika nanti kau sakit siapa yang akan merawa-

"Shuuut"

"Ibu cukup, jangan khawatirkan aku, aku ini sudah besar bisa menjaga dan merawat diriku sendiri," ujar Eunbi menyela ucapan Nyonya Hwang

"Eunb-

"Hmm, tak apa. Ini sudah menjadi keputusanku" ucap eunbi nanar

"Eunbi- ah" nyonya hwang tak kuasa menahan tangis langsung berhambur memeluk putrinya, dan eunbi membalasnya pun dengan penuh kasih sayang.

ONE HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang