Part 2

602 31 2
                                    

Sepulang sekolah, Josua langsung mengantar Adelia pulang tanpa adanya singgah-menyinggah di tempat lain. Adelia langsung mengucapkan selamat tinggal dan Josua memberikan kecupan singkat ke pipi Adelia sebagai balasan.

Setelah mobil Josua sudah tidak kelihatan, barulah Adelia masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya sepi tidak ada orang, Ibunya belum pulang kerja sedangkan Ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu.

Saat itu merupakan saat yang paling menyakitkan bagi Adelia, hampir setiap malam ia selalu menangis, bahkan melakukan cuttingself, dan meminta kepada Tuhan untuk mengembalikan Ayahnya. Ibunya pun sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri pada saat itu. Karena pada dasarnya tidak ada yang lebih menyakitkan, selain ditinggalkan oleh orang yang kita sayang.

Kalau di ingat-ingat, Josua-lah yang membuat Adelia berhenti melakukan hal tersebut.

Saat itu, Adelia sedang berada di kuburan Ayahnya sambil menangis. Tiba-tiba ia melihat secarik pesawat kertas jatuh ke tanah kuburan Ayahnya. Adelia mengambilnya dan membaca tulisan yang tertera di kertas itu.

“Berhentilah menangis. Air mata tidak akan mengembalikan dia padamu. Tersenyumlah bahagia, maka kamu akan merasa dia berada disisimu.”

Ia pun melihat-lihat sekitar siapa yang menerbangkan pesawat kertas ini padanya. Akhirnya, ia melihat Josua datang mendekat ke arahnya, awalnya Adelia mengira Josua adalah malaikat yang akan membuat ia lupa akan kesedihannya. Seperti tersihir, Adelia menyukainya pada pandangan pertama!

“Apakah kamu sudah membacanya?” tanya Josua dengan sopan.

“Ah? Oh… ehm ini punyamu?” tanya Adelia balik dengan gugupnya.

“Iya. Aku selalu melihatmu menangis disitu.Hmm… apakah kau sudah merasa baikan?”

“Ya, kupikir begitu. Terima kasih, ehm… siapa namamu?” tanya Adelia dengan tersenyum.

“Josua. Josua Asazky.” jawab Josua dengan senyuman tipis.

“Nama yang bagus. Aku Brittania Adelia. Senang bertemu denganmu”

“Aku juga, Adelia”

Setelah perkenalan singkat itu, Adelia mulai berusaha berhenti dari kesedihannya. Ia sangat bersyukur bertemu dengan Josua. Selanjutnya, pertemuan kedua mereka adalah saat dimana Josua mengakui perasaannya pada Adelia.

Saat itu, mereka berdua merupakan murid kelas 10 dan sedang diberikan hukuman karena lupa membawa bahan yang disuruh Kakel. Hukumannya adalah mereka harus membakar sampah.

Adelia telah mengetahui bahwa yang sedang bersamanya adalah Josua yang ia temui di kuburan. Namun, ia tidak tahu kalau Josua masih mengingatnya atau tidak. Dan, ternyata Josua masih mengenalnya!

“Sampahnya kamu kumpulin disana, nanti aku yang bakar” suruh Josua sambil menunjuk tempat pembakaran sampah ke Adelia.

“Oh, baiklah” balas Adelia sambil menyapu sampah ke arah yang ditunjuk Josua.

“Adelia?”

“Eh, iya kenapa?”

“Aku mencintaimu”

“Hah?”

“Aku mencintaimu”

“Anjir, bohong kan lo!”

“Aku mencintaimu pada saat kita bertemu dan pada saat ini dan seterusnya”

“Holyshit! Jadi, lo lagi nyatain perasaan ke gue?”

My Introvert Boyfriend[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang