Chapter 6

850 74 0
                                    

Seulgi melihat-lihat baju yang ada di sana, ia terpaku pada baju biru yang ada agak jauh di depannya, ya pilihan kesukaan Seulgi selalu baju merk Channel.

"Aw.. baju ini sangat bagu.." Seulgi terlambat mengambil baju itu, karena sesorang berkulit putih pucat di depannya itu sudah mengambilnya dahulu.

"Heiii!!! Itu milikku bodohh! Aku yang melihatnya duluan!" Namja berkulit putih itu berbalik melihat ke arah Seulgi.

"Upss.. kau melihatnya duluan ya? Tapi aku yang mengambil baju ini dulu bitch! Siapa cepat dia dapat, siapa suruh kau lambat?" Seulgi marah, bagaimana juga itu baju yang di lihatnya ia tidak mau kalah sama seperti namja di depannya itu yang lebih cantik darinya.

"Kauu!" Seulgi mengayunkan tangannya namun di tahan oleh seseorang.

"Seulgi! Kau tidak tau dia? Dia itu Min Yoongi anak konglomerat dari perusahaan Min CORP perusahaan ketiga terbesar di Korea Selatan" Irene membisiki adiknya yang tidak tau bahwa sedang berhadapan dengan siapa sekarang ini.

"Tampar saja, silahkan tampar kalau kau ingin aku menyebarkannya di berita bahwa seorang wanita tidak tau diri telah membentak seorang Min Yoongi hanya karena sebuah baju. Ambil saja baju ini kujamin kau tidak bisa membayar setengah nya" Yoongi melempar baju biru yang di ambilnya ke arah Seulgi.

Seulgi melihat harga pada baju channel itu, benar kata namja di depannya itu bahkan setengah harga pun uang Seulgi tidak cukup untuk membeli baju itu.

"Belilah, bagaimana? Uangmu tidak cukup ya? Ooh.. kasihan" Yoongi pura-pura menatap miris wanita di depannya yang sekarang menatapnya geram.

"Tidak! Uangku cukup kok! Nih ambil saja! Baju ini terlalu murah untukku!" Seulgi memberikan baju biru itu pada namja di depannya.

"Ewww.. kau mau memberikanku itu? Sorry ya aku tidak menerima baju bekas seorang babi bodoh, aku bisa memilih yang lebih bagus dan mahal. Bye." Para karyawan di sana menatap Yoongi yang berjalan santai ke arah kasir.

"Oh iya, kalau kau melihat anak itu membeli pakaian merk Channel di Mall manapun, Cabang manapun, negara manapun. Tinggikan harganya sepuluh kali lipat" Karyawan di depannya itu menunduk, harga satu buahnya saja sudah mahal.

"Baik tuan muda" Yoongi langsung meninggalkan toko itu bersama dengan dua bodyguard nya.

"Bagaimana dia bisa mengatur toko ini seenaknya?" Seulgi kesal, Karyawan di sampingnya itu menggeleng melihat wanita yang tidak tau akan Min Yoongi anak perusahaan Min CORP.

"Dia itu pemilik perusahaan Channel nona, dia yang mendirikan cabang juga yang lainnya" Seulgi melebarkan matanya sekali lagi, ia tidak tau sekarang bagaimana caranya ia memamerkan baju nya itu pada teman-temannya.

.
.
.

Sudah 4 jam berlalu Irene dan Seulgi belum juga pulang.

"Aku membencimu lantai!" Jungkook sekarang menyapu lantai dapurnya, ia melihat laci dapurnya ia berfikir mungkin masih ada makanan di sana.

"Garam? Gula? Cabai? Micin?" Jungkook baru kali ini melihat laci dapurnya ia tidak tau, bahwa dalam laci itu isinya hanyalah rempah-rempah dan bumbu penyedap untuk menambah rasa makanan.

"Kruyukkk...kruyukkk.. kruyukkk.." Kali ini perut Jungkook serasa di remas oleh sesuatu dalam tubuhnya, ia tidak bisa berfikir lagi, ia terduduk di lantai lemas.

"Ughh.. tidak ada pilihan lain" Jungkook mengambil gula setoples yang ada dalam laci tadi tadi dan memakannya.

"Prakkkk!!!" Suara pecahan toples kaca terdengar, toples itu pecah menjadi pecahan beling dan berceceran di lantai serta gula yang masih setengah itupun ikut berceceran.

"Hikss... sakittt Kakek Nenek.. ughh.. perut Jungkook sakit.." Jungkook merasa badannya mual, ia juga pusing tubuhnya melemas dan seakan pandangannya mengabur lalu menjadi gelap.

.
.
.

"Yeayyy.. akhirnya rumah ini! Rumah yang akan menjadi milikku aku pulang.." Irene mencium tembok rumah itu.

"Dasar namja bodoh! Sok kecantikan!" Seulgi hanya membawa sedikit belanjaan, ia tidak menyangka akan kejadian hari ini.

"Sudahlah Seulgi sabar" Irene melihat malas adiknya itu.

"Bagaimana aku bisa sabar Eonni! Itu merk kesukaa.." Seulgi yang berjalan ke dapur itu tidak sengaja menjatuhkan belanjaannya, ia melihat Jungkook yang sedang tergeletak tidak berdaya, wajahnya memucat namun masih bernafas.

Cinderkook {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang