• dia lucu

450 79 1
                                    

Lagi-lagi Jihoon lembur.
Namun kali ini ia ditemani sahabat karibnya, Lai Guanlin.

Jam menunjukkan pukul 11 malam, mereka bersiap-siap untuk kembali ke kediaman masing-masing.

"Guanlin-aah, apa kau membawa mobil ?"

"Tidak, Hyung. Ada apa?"

"Ah, padahal aku ingin menumpang"

"Mengapa? Biasanya hyung menaiki bus"

"Aku tak ingin bertemu si gadis mahasiswa akhir itu !"

"Ha? Siapa?"

"Kemarin aku bertemu seorang gadis di halte, kuakui dia cantik. Namun, ia menyebalkan ! Ia bilang aku terlihat seperti ahjussi 30 tahunan ! Jinjja? Apa matanya sudah rusak? Oh shit"

"Hanya karena itu?"

"Entah, aku sebal jika ada yang membicarakan visual ku dengan buruk"

"Hmm.. baiklah Hyung, aku pulang !"

Guanlin terlihat buru-buru, ada apa?

Namun Jihoon tak terlalu memikirkannya dan bergegas pulang.

Ia berjalan menuju halte sembari terus berharap agar tidak bertemu mahasiswa tingkat akhir itu, katanya.

Namun, hari ini memang bukan harinya.

Jihoon melihat Yena di halte.

Memang nasibku hari ini kurang baik ! Aku menelfon Guanlin saja, siapa tahu dia bisa memesankan taxi online untukku, batin Jihoon seraya merogoh smartphone dari saku celananya.

"Jihoon oppa !" Panggil Yena dengan lantang. Ah, Jihoon kurang cepat.

"Apa yang kau lakukan disana? Memancing perampok ?! Duduklah bersamaku disini !" Ajak Yena dengan bersemangat, dan lantang pula.

Sebenarnya Jihoon sangat malu dengan kelakuan Yena. Namun, ucapan Yena ada benarnya. Lagipula, orang-orang tak ada yang terganggu oleh suara lantangnya.Ia pun duduk bersama Yena di halte.

"Mengapa kau masih disini malam-malam? Sendiri pula. Kau ingin mengundang perampok ?" tanya Jihoon. Entah mengapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Hahaha.. perampok takut padaku oppa !"

"Memang kau siapa? Anak seseorang yang disegani disini?"

"Bukan"

"Lalu?"

"Aku adalah.. anak pecinta tengah malam, hehe"

"Aku bertanya serius, kau malah bercanda"

"Tidak apa-apa, oppa. Sesekali hehe"

Bus pun mulai memunculkan tanda-tanda kehadirannya dengan setitik lampu terang dari kejauhan.

"Aku ingin pulang, Yena. Gadis sepertimu harusnya sudah tidur manis di kasur !"

"Apa hakmu mengatur?!"

"Terserah mu saja"

Tak butuh waktu lama, bus sudah hadir didepan halte. Jihoon pun pergi meninggalkan Yena dan menaiki bus.

"Apa kau berharap akan bertemu denganku lagi, Jihoon oppa?" tanya Yena tiba-tiba.

Jihoon pun menghentikan langkahnya karena mendengar pertanyaan dari Yena.

"Tidak"

Jihoon pun segera melanjutkan langkahnya dan pergi dengan bus itu.

Jihoon baru saja berbohong.
Entah mengapa, sifat Yena yang ceria membuatnya lupa akan kelelahannya. Jujur, ia ingin Yena selalu ada disana setiap malam untuk menghiburnya. Tetapi Jihoon sama sekali belum menyukai Yena, ia hanya menganggap Yena seperti pelawak di acara televisi yang membuatnya terhibur saja.

Dia lucu. -pjh, 2018

• halte (jihoon.yena) | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang