• masalah?

341 63 1
                                    

"APA KAU BENAR-BENAR NIAT BEKERJA DISINI ? LIHAT HASIL PEKERJAANMU ! APA INI ?! AKU TAK MENERIMANYA !"

Wajahnya lucu ketika marah, dia tak pantas marah. haha

Tapi Jihoon tetap takut

"MENGAPA KAU DIAM SAJA?"

"B-baik, Yoon daepyonim. Saya minta maaf" jawab Jihoon kikuk seraya mengambil map kuning yang baru saja dilempar oleh Jisung daepyonim, yang tak lain adalah hasil pekerjaan Jihoon.

"KERJAKAN LAGI !"

"B-baik"

Jihoon segera pergi dari neraka aka ruang kerja Jisung daepyonim.

Dengan lesu, Jihoon berjalan kembali ke meja kerjanya. Namun sesuatu tak mengenakkan kembali terjadi.

PRANGG

"Eh, m-maaf"

Celaka! Jihoon baru saja memecahkan cermin milik Wonyoung, pegawai paling rusuh. Kalau kau mencari gara-gara dengannya, kau harus siap dicelotehi dia seharian !

"JIHOON ! APA YANG BARU SAJA KAU LAKUKAN?! KAU MEMECAHKAN CERMIN YANG PALING AKU SAYANGI! KAU TEGA MENGHANCURKAN DIA??"

Seluruh mata otomatis melihat ke arah mereka berdua. Jujur, Jihoon sangat malu.

"M-maaf Wonyoung-sshi. Aku tidak sengaja"

Merasa bersalah, Jihoon segera membersihkan pecahan cermin yang berserakan di lantai. Wonyoung hanya mencelotehinya, tidak membantu sama sekali.

"Cermin itu berharga! Kau telah merusaknya"

"Bersihkan itu juga! Masih ada disana!"

"Lihatlah, itu berkilau indah walaupun terpecah belah. Dimana lagi aku harus membeli cermin seperti ini?"

"Diamlah, Wonyoung! Suaramu membuat pencemaran suara di bumi semakin parah!" sahut Dongho yang kini duduk di meja kerjanya dengan wajah sebalnya.

"B-baik, Dongho oppa"

Wonyoung memang paling takut dengan Dongho, bahkan sejak mereka pertama berjumpa dan saling menjabat tangan.

Setelah membersihkan cermin-cermin sialan itu [katanya], Jihoon kembali ke meja kerjanya.

Ia disana hingga tengah malam.

Sedang apa? Apalagi kalau tidak bekerja?

Ada pula Guanlin yang setia menunggu sembari bermain game online.

"Jihoon hyung"

"Apa?"

"Bagaimana kau dengan si gadis halte?"

"Kini kita sudah resmi"

"Ha? Benarkah?"

"Iya. Kita resmi tepat saat salju pertama turun!"

"Wah, menarik"

"Kau percaya mitos konyol itu?"

"Haha aku sudah dewasa, Hyung!"

"Semoga mitos konyol itu benar-benar terjadi, hahaha"

"Kudoakan yang terbaik untukmu, Hyung"

"Terimakasih, Guanlin"

Setengah jam berlalu, pekerjaan Jihoon sudah selesai. Mereka pun pulang menuju kediaman masing-masing.

Jihoon berjalan dengan lesu sembari berharap Yena bisa membuat moodnya lebih baik.

"Chagi"

"Jihoon oppa!"

"Bisakah kau melanjutkan ceritamu tentang kancil dan kura-kura itu?"

"Bisa! Tapi.. ada apa dengan oppa hari ini? Wajahmu kusut seperti baju orang gila yang ku temui kemarin. Hahaha"

"Bercandamu tak lucu, Yena!" jawab Jihoon, dengan nada kesal

"Oppa marah?"

"Pikir saja sendiri !" jawab Jihoon seraya memalingkan wajahnya agar ia tak melihat wajah Yena.

"Oppa.. maafkan aku. Aku tak tahu kalau itu bisa menusuk hatimu"

Kupikir, kau akan membuat mood ku lebih baik. Tapi sama saja!

Jihoon iseng menoleh sedikit, ia melihat Yena hanya duduk terdiam, ia terlihat merasa sangat bersalah.

Melihatnya, Jihoon ikut merasa bersalah.

"Chagi, maafkan aku. Moodku sedang tidak baik hari ini, tetapi aku malah melampiaskannya ke kamu. Maafkan aku"

"Oppa sudah tidak marah lagi??" tanya Yena girang. Gila, senyum bahagia Yena saja membuat mood Jihoon kembali baik.

"Hahaha, iya. Lupakan saja kejadian tadi. Kau ingin tahu kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Kenapa aku selalu tersinggung ketika orang membicarakan visual ku dengan buruk? Jujur, aku tak pernah cerita tentang hal ini selain denganmu"

"Kenapa, oppa?"

"Dulu, aku pernah terkena luka bakar parah saat aku memasak sendirian di kost..

..Aku dilarikan ke rumah sakit, aku banyak melewati perawatan-perawatan yang membuatku muak, jujur saja..

..Karena itu, aku setahun lebih terlambat dari teman-temanku yang lain. Perawatan itu butuh waktu lama..

..Saat kembali kuliah, wajahku masih harus ditutupi dengan perban. Teman-teman memberiku julukan 'mumi' atau 'plastik terbakar'. Kenapa plastik terbakar? Mereka iri dengan visualku dan mengatakan bahwa aku operasi plastik..

..Aku benar-benar tertekan. Tapi aku bersyukur karena kini aku bisa sembuh. Tapi, aku tetap saja marah apabila ada yang membicarakan visualku dengan buruk, karena aku selalu ingat masa-masa itu"

"Baiklah oppa. Aku akan berusaha lebih mengerti denganmu, oppa"

"Terimakasih Yena"


• halte (jihoon.yena) | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang