• will you be mine?

361 70 2
                                    

Seperti biasa, Jihoon lembur.

Tetapi asal kau tahu saja! Jihoon juga seringkali sengaja pulang malam, padahal tidak ada pekerjaan yang harus ia selesaikan. Kau tahu mengapa? Tentu saja untuk menemui Yena! ><

Mengapa harus saat larut malam untuk menemui Yena? Mengapa mereka hanya bisa berjumpa di halte?

Jihoon sudah pernah menanyakan itu. Jawabannya :

"A..aku selalu pulang tengah malam! Aku suka pergi ke klub dengan temanku, inisialnya Yuri.. eh!"

"Untuk soal kita hanya bertemu di halte saja.. aku memang hanya menyukai tempat ini untuk bercengkrama bersamamu, oppa. Hehe"

Jihoon berusaha menerimanya,

Walau ada rasa mengganjal di hatinya.

Sebelum meninggalkan meja kerjanya, Jihoon menyempatkan diri untuk melihat kalender.

"Sudah mulai memasuki musim salju" gumamnya.

Tak butuh waktu lama, Jihoon sudah duduk di halte. Dengan Yena pastinya.

"Yena-yaa"

"Ada apa, oppa?"

"Ku perhatikan..kau selalu memakai pakaian yang sama ketika kita berjumpa disini. Jaket biru, tas hitam besar, buku-buku tebal ditangan, dan rambutmu yang kau kuncir pony.. aku lupa namanya, Littlepony?"

"Hahaha.. ponytail oppa!"

"Oh iya! Hehe"

"Memang aku suka memakai ini oppa. Ada apa oppa? Apa kau tak suka melihatnya?"

"Tidak apa-apa. Kau menawan dengan cara apapun, Yena" jawab Jihoon sembari menatap Yena dalam. Bisa dibilang tatapan itu sungguh mematikan.

"M..maksud oppa?"

"Aku menyukaimu, Yena. Hmm..kau pasti tahu apa yang akan aku katakan selanjutnya" jawab Jihoon, masih dengan tatapan mematikannya itu.

"Yes, I will" jawab Yena riang dengan senyuman manis di wajahnya. Jihoon membalasnya dengan senyum bahagia.

Tiba-tiba, sesuatu kecil berwarna putih berjumlah banyak turun dari langit. Yena menyodorkan tangannya untuk menyentuh sesuatu kecil itu.

"Salju pertama turun, oppa!"

"Wah, benarkah?" tanya Jihoon riang sembari ikut menyodorkan tangannya

"Aku pernah dengar, jika pasangan sedang bersama-sama saat salju pertama turun cinta mereka akan abadi!"

"Hahaha, masih saja percaya mitos. Dunia sudah modern, chagi-yaa"

"Jangan panggil aku seperti itu!"

"Mengapa? Apa salah?"

"Aku malu"

"Hahaha"

Kuharap yang kau ucapkan benar, Yena. Aku ingin cinta kita abadi -pjh.

• halte (jihoon.yena) | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang