• eomma

292 66 1
                                    

Bintangnya dongg😉





Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun Jihoon belum juga tertidur. Ia masih menikmati pemandangan gemerlap-gemerlap perkotaan di balkon apartemennya.

Tiba-tiba, handphone Jihoon berbunyi




Kimino soonna namidao michaasttara..





"Halo?"

"Jihoon-aah"

"Eomma? Ada apa?"

"Tidak apa-apa, eomma hanya merindukanmu saja"

"Haha.. Jihoon seminggu lagi akan kesana eomma, bersabarlah sedikit "

"Hahaha..
Jihoon-aah, apa kau disana sudah memiliki... pacar?"

"S-sudah, eomma"

"Apa kau ingat wasiat terakhir ayahmu?"

"Aku harus menikah muda"

"Iya, benar. Usia mu sudah cukup sekarang, apa kau sudah benar-benar cocok dengannya?"

"Sudah, eomma. Aku nyaman bersamanya"

"Kalau begitu, bisakah kau membawa dia nanti? Aku ingin melihatnya, kalau aku menyukainya nikahi dia"

"Tapi.. biayanya.."

"Tidak apa-apa. Kau tidak harus menikahinya sesegera mungkin.. kumpulkan uangmu dahulu, jika memang masih kurang kakakmu siap membantu"

"B-baik eomma"

"Kau pasti lelah, istirahatlah"

"Baik, eomma. Eomma juga istirahat"

"Iyaa, eomma akhiri ya?"

"Oke"

-telepon putus-

Akan kubicarakan dengannya besok , batin Jihoon.

Keesokan harinya, 9.15 AM

"Jihoon hyung, hari ini aku ada keperluan. Aku tak bisa menemanimu hari ini"

"Tidak apa-apa, Guanlin"

Guanlin pun membereskan barang-barangnya dan pulang. Sedangkan Jihoon tetap melanjutkan pekerjaannya.

Tiba-tiba, seseorang menepuk bahu Jihoon

"Jihoon oppa"

"Wonyoung-aah! Kau mengagetkanku" jawab Jihoon disambut tawa kecil Wonyoung

"Ada apa?" tanya Jihoon, sembari terus fokus dengan pekerjaannya tanpa menoleh ke Wonyoung sedikitpun.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin memberikan kopi ini. Kau pasti lelah" jawab Wonyoung sembari meletakkan secangkir kopi panas di meja Jihoon

"Terimakasih" jawab Jihoon singkat.

Wonyoung menarik kursi kerja milik Guanlin yang tak jauh darinya, ia memosisikan kursi itu di samping Jihoon dan duduk disana.

"Kau tidak pulang?"

"Gadis tidak boleh pulang malam, oppa"

"Hmm"

"Apa kau sudah memiliki pacar, oppa?"

"Untuk apa kau bertanya seperti itu??"

"Tidak apa-apa.. aku hanya ingin bilang, bila oppa memiliki pacar pasti pacarmu beruntung sekali. Aku ingin seperti dia, aku menyukaimu Jihoon oppa"

"Wonyoung-aah, bisakah kita akhiri saja obrolan bodoh ini? Aku sudah memiliki pacar, dan aku akan menikahinya!"

"Benarkah?"

"Menurutmu?"

"Oppa.. tolonglah, kita bisa tetap menjalin hubungan. Aku bisa jamin kita tak akan ketahuan"

"Cukup! Aku mencintai dia, aku tak bisa melakukan itu padanya!"

"Oppa.." lirih Wonyoung seraya menyentuh tangan Jihoon

"Aah lepaskan!" Jihoon melepas tangannya dari sentuhan Wonyoung dan membereskan barang-barangnya lalu pergi begitu saja.

Seperti biasa, Jihoon menuju halte menemui Yena.

"Oppa"

"Ada apa, chagi?"

"Apa kau.. lembur dengan ditemani seorang yeoja?"


• halte (jihoon.yena) | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang