part 2

26 6 0
                                    

Setelah sholat magrib ayah, aku dan adikku pergi ke rumah sakit fatimah, tidak perlu waktu lama agar kami bisa sampai di sana, rumah sakit fatimah letaknya tidak jauh dari rumah kami, sekitar 5-10 menit kami sudah sampai di parkiran rumah sakit. Ayah memarkirkan sepeda motor nya di parkiran yang sudah di sediakan oleh rumah sakit ini.

Kami berjalan menuju ke ruangan dimana bunda dirawat, di koridor rumah sakit ayah berjalan paling depan dengan menggandeng silvia adikku, dan aku berjalan di belakang mereka.

Fikiranku sudah tidak tenang, aku memikirkan hal hal yang belum tentu terjadi.

Aku berdiri di depan pintu ruangan di salah satu rumah sakit ini yaitu ruangan penyakit dalam.

Deg

Tiba tiba dadaku sesak ketika membaca tulisan yang ada di atas pintu ruangan ini, bagaimana tidak, ruangan ini adalah ruangan dimana ayah tiriku, tepatnya ayah yang sudah menganggap aku anak kandungnya sendiri dan merawatku dengan penuh kasih sayang nya mulai bayi sampai aku kelas 6 SD. Dia di rawat disini dan seminggu kemudian ayah tiriku menghembuskan nafas terakhir dan meninggalkanku untuk selama lamanya.

Sebelum ayah tiriku meninggal, dia sempat memanggil manggil namaku, kata kakak dari ayah tiriku, dia ingin pulang dan tidur bersamaku untuk yang terakhir kalinya, tapi kakak dari ayah tiriku tidak mengizinkan karena kondisinya yang belum baik. Tepat pukul 05.00 pagi ayah tiriku menghembuskan nafas terakhir.

Aku menangis sejadi jadinya ketika aku di kabari oleh bunda kalau ayah tiriku meninggal, ayah kedua yang aku sayangi, kini telah meninggalkanku untuk selamanya.

Sampai di tempat bunda aku melihat banyak saudara yang menjenguknya ketika sampai di depan bunda yang tengah berbaring lemah aku tidak bisa menahan air mataku, aku langsung meluk bunda begitupun bunda langsung memelukku dengan menangis.

"Bunda...hiks hiks"

"Anisa ... Hiks hiks, maafin bunda ya nak, jangan nakal, rajin belajar jangan bertengkar dengan silvia ya, jaga adik nya baik baik." kata bunda

"Iya bun, bunda cepat pulang ya, cepet sembuh" kataku

"Iya nak"

Tiba tiba bunda batuk dan dadanya sesak, segera ayah memanggil dokter untuk memeriksa keadaan bunda. Kata dokter bunda tidak apa apa, jangan hawatir. Mendengar kata dokter aku pun langsung lega.

Saudara saudara bunda yang tadi menjenguk berpamitan untuk pulang, dan disini tinggal aku dan bunda yang berbaring di ranjang pasien dan menatap ke atas. Bunda tidak mau melihatku katanya, jika dia melihatku dia akan menangis jadi dia menahan air matanya agar tidak keluar dengan mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

Sudah hampir 5 jam aku menemani bunda, dan aku ketiduran disamping ranjang bunda, aku terkejut ketika ada orang yang memanggil namaku dan mengusap puncak jepalaku dengan lembut, orang itu adalah bunda, dia membangunkanku karena sudah jam 21.30 dan aku di suruh pulang karena besok ujian katanya, sebelumnya aku tidak mau aku ingin menemani bunda tidur disini tapi bunda memaksaku, jadi aku pulang diantar oleh ayah.

****

Seperti biasa aku berangkat jam 06.00 karena aku harus menjemput temanku namanya adalah putri, mulai dari kelas 1 kita satu kelas tapi tidak pernah satu bangku, sejak aku membawa sepeda sendiri dia berangkat denganku dan pulang juga denganku.

Meskipun kita tidak pernah satu bangku kita selalu bersama sama, kemanapun itu. Ada satu lagi temanku bernama dividya, dia satu bangku dengan putri, dan aku satu bangku dengan faza dia adalah anak dari salah satu guru di sekolahku.

Aku sampai di sekolah pukul 06.15, aku berjalan sendiri di koridor karena ruangku dengan putri tidak sama. Aku memasuki ruang 12 yaitu ruang dimana aku akan berhadapan dengan soal soal yang akan memusingkan fikiranku.

Jam istirahat pun tiba aku, putri, dividya, faza pergi ke kantin untuk membeli makanan, setelah membeli makanan kami berempat kembali ke dalam kelas untuk memakan makanan yang sudah kita beli tadi.

Sekarang aku, putri, dividya, faza sedang berada di kelas yang aku tempati untuk ujian, kita saling bertukar cerita. Dividya mengajak kita untuk kerumahnya hari ini setelah pulang sekolah tetapi aku tidak mau karena aku ingat bunda yang sedang di rumah sakit dan aku yang harus menjaga rumah.

Mereka bingung dan mengerutkan kedua alisnya keatas dan bertanya "kenapa?". Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan hal ini ke teman temanku tapi mereka penasaran akhirnya aku menceritakan keadaan bunda.

Setelah pulang sekolah mereka berencana untuk menjenguk bunda tapi faza meminta maaf karena dia di pesantren jadi dia tidak bisa ikut dan hanya titip salam kepada bunda.

Kring kring kring

Bel masuk berbunyi mereka bertiga kembali ke kelas nya masing masing untuk melaksanakan ujian selanjutnya.

Ujian kali ini sangat menguras tenaga, pasalnya ini adalah mapel bahasa inggris, aku menyebutnya bahasa alien karna aku tidak mengerti sama sekali artinya. Dan tadi malam aku tidak belajar jadi alhasil hari ini aku hanya berdoa semoga jawabanku benar dan aku tidak mengulangi ujian lagi.




Maaf jika kata² nya kurang greget😁😁
Maklum ini cerita pertama..
Jangan lupa vote dan coment nya ya...😘🙏

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang