Ujian kenaikan kelas sudah selesai tiga hari yang lalu, dan tinggal menunggu hasil ujian yang telah di kerjakan.
Pagi ini aku berangkat agak kesiangan, di sekolah tidak ada pelajaran apa-apa, padahal ujian udah selesai tapi tetep di suruh sekolah juga sama gurunya.
Di sekolah juga gak ada kegiatan apapun, cuma mainan hp, ke kantin, main, dan yang lainnya. Tapi mau gimana lagi, mau bolos takut entar kena hukuman, jadi ya terpaksa masuk sekolah daripada kena ceramah.
Di sekolah aku bercerita dengan teman teman perempuan, ya sama curhat curhat dikit lah. Namanya juga perempuan pasti kalau udah kumpul kalau gak nge gosip ya curhat.
Setelah satu jam bercerita dan nge gosip gak jelas, aku dan teman teman memutuskan untuk mengisi perut karena lapar.
Aku memesan nasi pecel dan satu aqua begitupun teman temanku yang lain. Gak butuh waktu lama kami pun telah selesai menyantap nasi pecel nya.
Setelah selesai makan kami bergegas kembali ke kelas karena ada walikelas yang ingin ceramah atau apalah aku gak tau, atau mungkin mau nyampein kalau besok libur.
Tak lama kami sampai dikelas karena kantin dan kelasku bersebelahan jadi ya gak usah capek capek untuk pergi ke kantin.
Dengan adanya kantin yang bersebelahan dengan kelasku, kadang kadang juga dibuat pelarian anak anak kalau lagi males dengan pelajaran.
Kebanyakan sih anak laki laki yang nongkrong di kantin itu. Ada juga perempuan tapi gak sebanyak anak laki laki. Palingan kalau perempuan habis beli duduk sebentar nunggu teman nya setelah itu langsung ke kelas lagi.
Ternyata walikelasku membagikan hasil ujian matematika, astaga itu mapel yang paling aku benci. Bikin pusing kepala juga, gimana gak bikin semua siswa stres coba, ya kali kita harus cari X dan Y mulu, padahal kan kalau udah jodohnya pasti bakal bersama itu X dan Y meskipun gak di cari.
Benar kan dugaanku pasti nilai matematika bikin jantungan seisi kelas, untung aja ini ujian kenaikan kelas jadi nilai matematika ku bisa ditambah, hehe meskipun dikit, gak apa apa lah daripada nilaiku yang asli, malah dapat ceramah lagi sama ayah.
Bu walikelas sangat perhatian sekali sama siswa nya, jadi tambah sayang deh kalau kaya gini,hehe. Meskipun walikelas ku terlihat garang tapi hati nya kayak boneka kalau sama anak nya.
Bel pulang pun berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas untuk segera ke parkiran, karna jarak parkiran dan sekolahku lumayan jauh, jadi aku dan teman temanku harus berjalan kaki dan menyebrang jalan raya.
****
Malam ini semua keluargaku berada di rumah sakit, saudaraku juga akan pergi ke rumah sakit malam ini, jadi aku akan sendirian lagi dirumah.
Aku duduk di depan rumah dan tiba tiba om ku bicara
" ayo ikut ke rumah sakit" kata om rizal
Aku berpikir sejenak untuk menjawab ajakan om rizal, dan entah kenapa tiba tiba aku ingin sekali pergi kerumah sakit malam ini. Dan tak berpikir lama aku mengiyakan ajakan om rizal.
Tak lama kemudian kita sudah sampai di rumah sakit dan ternyata disana sudah banyak saudara saudara ku, disana juga ada kak indah, kakak sepupu aku dan kedua orang tuanya.
Aku menyapa mereka, sebenarnya aku gak ingin masuk, tapi bi siti bibi ku berkata
"Cepat masuk anisa, lihat bundamu" kata bi siti
Aku segera masuk dan berlari, setelah sampai di tempat bunda disana sudah ada kakek dan nenek yaitu orang tua bunda, ayah, kakak, dan adik adik bunda.
Orang tua ayah tidak ada disini, karena ayah sudah di tinggal oleh orang tuanya sejak masih berads di bangku sekolah jadi ayah dari kecil yatim piatu.
Keadaan bunda semakin kritis, aku gak tega lihat bunda, aku duduk disamping bunda dan sesekali aku mengusap ujung rambut bunda.
Bunda semakin kritis, keadaan bunda benar benar drob saat ini. Saudara saudara ku meminta untuk membacakan ayat suci al quran, supaya keadaan bunda sedikit membaik.
Aku membaca ayat suci al quran persis di samping bunda dan di ikuti oleh nenek, kakek dan adik adik bunda. Setelah beberapa kali aku membaca ayat suci al quran, aku menuntun bunda untuk membacs istigfar dan beberapa kalimat kalimat allah.
Aku melihat air mata bunda jatuh di pipi saat mengikuti ucapanku, aku memegang tangan bunda seerat mungkin untuk memberikan kekuatan pada bunda.
Mulutku tak kunjung berhenti berdoa untuk kesembuhan bunda. Dan tak lama ayah memanggil doker untuk memeriksa bunda, keadaan bunda sekarang drop.
Dokter memeriksa keadaan bunda dan berkata
"Masih ada harapan pak, coba beri semangat ibu nya" kata dokter
"Cepet sembuh, kamu janji akan membesarkan dan menyekolahkan anak anak bersama, lihat anak anak sudah berkumpul disini kamu harus kuat" kata ayahku tiba tiba
Nafas bunda semakin menghilang, dan aku tak kunjung berhenti melantunkan kalimat kalimat suci allah. Aku memegang tangan bunda, menguatkan bunda, dan aku melihat bunda dengan tatapan sendu.
Bunda meneteskan air mata dan mengeraskan pegangannya di tanganku lalu tersenyum dan saat itulah tepat pukul sepuluh malam bunda menghembuskan nafas terakhir nya.
Dokter yang menangani bunda berkata yang sabar ini sudah takdir dari yang diatas. Aku menangis sejadi jadinya, aku peluk bunda, semua yang ada disana menangis, ayah, kakak, adik semuanya menangis.
Bunda meninggalkan kita untuk selama lamanya, aku masih tak percaya dengan keadaan ini. Aku sangat terpukul sekali saat dokter berkata bahwa bunda telah tiada.
Aku diajak keluar oleh kakak ku karna jasad bunda akan di urus kepulangannya. Aku menangis dipelukan kakak ku dan kakak ku pun ikut menangis.
Aku di jemput oleh saudaraku yang satunya untuk pulang, dan kakak ku pulang dengan calon suaminya. Semuanya pulang dengan keadaan yang sangat buruk dan lesuh.
Sampai di rumah aku sudah tak sadarkan diri. Aku di baringkan di kamar bunda. Dan disitu sudah banyak orang yang berdatangan.
Disampingku ada guruku ngaji yang setia mendampingiku, setelah aku sedikit sadar dan guru ku menuntunku untuk membaca istigfar, karena aku yang masih mengigau.
Jasad bunda sudah datang, banyak orang yang datang dan mendoakan bunda, aku bangun dan langsung lari untuk melihat bunda, sampai di bunda aku di pegangi oleh orang orang.
"Aku cuma ingin lihat bunda yang terakhir kalinya" kata ku dengan isak tangis
Kemudian wajah bunda yang tadinya di tutup, di buka oleh tante mira. Aku menangis sejadi jadinya, dengan keadaanku yang sangat kacau.
Guruku memelukku dan menyuruhku berwudlu untuk mendoakan bunda. Aku mengambil air wudlu dan setwlah itu membaca surat yasin.
Tak lama jasad bunda dimandikan tetapi tidak langsung dimakamkan, karena hari sudah larut malam, dan juga menunggu keluarga yang belum datang.
Semoga suka ya dengan part yang ini..
Jangan luka vote and coment nya..😘