#3

10.1K 1.1K 35
                                    

Wonwoo menghentak-hentakkan kakinya kasar seraya memasuki kawasan restaurant yang di sebutkan tadi.

Bukannya apa-apa, Ibu nya berkata minggu depan kan? Bukan hari ini? Wonwoo tidak salah baca kan?

"Ibu, kenapa datang kemari?" Wonwoo berucap sopan meskipun terdapat nada jengkel disana.

Dan terlebih, di depan Ibunya terdapat pria yang sangat ia benci untuk saat ini ─Kim Mingyu.

"Sebenarnya anak Ibu siapa? Kenapa ada─" jeda sebentar, Wonwoo mengarahkan pandangannya ke pria yang masih santai dengan situasi seperti ini.

"─Direktur Kim. Ibu harusnya menemuiku" Nyonya Jeon menatap sebal anaknya itu. Sudah besar masih suka marah-marah.

"Duduklah, Ibu bahkan baru sampai dan kau sudah pidato saja" akhirnya Wonwoo mengalah. Ia mendudukkan dirinya di kursi samping Mingyu.

"Nak Mingyu, apa kabar?" tanya Nyonya Jeon. Basa-basi katanya.

"Baik, Ibu sendiri bagaimana?"

"Tentu saja hari-hari baik selalu mewarnai keseharian Ibu. Oh iya─ Ibu membawakan kimchi untuk kalian. Ku dengar nak Mingyu akhir-akhir ini ingin memakan kimchi buatan Ibu" Mingyu tersenyum sumringah, membantu Nyonya Jeon untuk meletakan box besar berisikan kimchi.

"Jauhkan tanganmu" niat Mingyu untuk mengambil kimchi itu ia urungkan setelah memdapat instruksi kasar dari Wonwoo.

"Ibu, kita sebenarnya sudah bercerai"

Nyonya Jeon menatap bingung ke arah anaknya, meminta penjelasan atas ucapannya.

"Wonwoo, apa yang kau katakan!" Mingyu juga tersentak dengan ucapan Wonwoo. Tidak seharusnya ia mengucapkan sekarang.

"Aku dan Mingyu, kita sudah berpisah. Jadi ayo sekarang kita pulang" Wonwoo beranjak dan berusaha menarik lengan Ibunya. Tapi yang ia dapat adalah pukulan ringan di kepalanya.

"Kau bodoh Wonwoo!" Wonwoo berusaha melindungi kepalanya dari serangan sang Ibu.

"Mingyu, mungkin Wonwoo sangat bodoh mengambil keputusan itu. Kalian bisa bersama lagi, bu─"

"Ibu berhenti" airmata itu lolos turun dari pelupuk matanya.

"Ayo kita pergi" Mingyu ikut beranjak dan berusaha menawarkan tumpangan, karena tahu Wonwoo tidak mengendarai mobil sendiri dan ia kasihan dengan mantan Ibu mertua jika harus menunggu busway hingga larut malam.

"Akan ku antar pulang"

"Tidak perlu, silahkan pergi Direktur Kim"

Sekali tidak tetap tidak.

───


Wonwoo memeluk erat box kimchi yang saat ini ada di gendongannya. Airmatanya masih belum reda. Tangisnya tertahan di sunyinya Kota Seoul.

"Ibu bilang minggu depan akan kemari"

"Ibu memiliki firasat tidak enak, makanya Ibu datang hari ini. Dan benar saja. Sudah berapa lama?"

"Satu bulan"

"Dan kau tega tidak memberitahu Ibu mu Wonwoo-ya?"

"Maaf" lirih Wonwoo, ia tidak berani menatap mata Ibu nya.

"Ibu juga minta maaf, pasti sangat berat menjadi dirimu" Wonwoo menggeleng, ia menghentikan langkahnya dan berusaha meyakinkan Ibunya bahwa hidupnya baik-baik saja saat ini.

"Kau tidak boleh menangis seperti ini, nanti tidak ada yang suka" Nyonya Jeon menghapus airmata yang sempat membasahi pipi anaknya tersebut.

Nyonya Jeon sebenarnya menentang pernikahan mereka. Seiring berjalannya waktu dan pembuktian betapa besar mereka saling mencintai, meluluhkan hatinya.

Namun yang ia lihat sekarang adalah, dua pasang sejoli yang dulunya saling memadu kasih kini harus menjadi orang asing yang menyimpan masing-masing luka di hatinya.

Nyonya Jeon tidak mau menanyakan alasan mereka bercerai. Karena ia yakin, suatu saat jika Wonwoo sudah siap, pria itu akan cerita pada Ibunya.

"Ibu tidak sempat makan"

"Nanti di rumah akan aku masakkan sesuatu yang sangat enak!"

"Memangnya kau bisa memasak?"

"Jangan salah! Anak Jeon Seunghee sangat pandai memasak" Wonwoo terkekeh kecil saat mengucapkan kalimat memalukan tadi.

"Pandai mengacau dapur iya"

"Ibuu~"


───


Setelahnya sampai di apartment, Wonwoo langsung menata barang belanjaan yang sempat ia beli bersama Ibunya di swalayan yang buka 24 jam.

Wonwoo menatap sendu ke arah kimchi buatan Ibunya.

Terdapat secarik kertas dengan tulisan,

Untuk menantu paling tampan, Kim Mingyu.

Wonwoo tersenyum pahit melihat kertas itu, ia ambil dan ia remas, lalu ia buang ke sampah.

Dan sekelebat bayangan Jung Chaeyeon muncul disana, setelah ia melempar ke sampah.

Kalau ingat-ingat tentang Jung Chaeyeon, membuat Wonwoo naik pitam saja.

tbc

[✔] 전 남편 | MinwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang