Pengobatan dan terapi berjalan lancar sebagaimana mestinya. Kondisi Wonwoo semakin membaik meskipun henti syaraf masih menjadi momok baginya saat melakukan aktifitas. Enam bulan sudah Wonwoo jalani rutin dengan berbagai obat-obatan, tentunya di dampingi oleh Mingyu. Selama enam bulan juga Mingyu sudah menunjuk direktur sementara untuk menggantikan posisinya, karena kebersamaan dengan Wonwoo tidak akan bisa diulang lagi jika semesta membuat takdir yang tidak diinginkan.
Mereka juga kembali menjadi pasangan setelah semua surat yang diurus Mingyu sudah mendapat persetujuan. Bedanya kali ini mereka tak membuat perayaan pernikahaan kedua. Hanya pesta kebun bersama keluarga dan saudara. Beberapa karyawan Mingyu juga diundang. Seperti Jeonghan dan Soonyoung, yang saat itu membanjiri Wonwoo dengan banyak sekali pertanyaan dan memblokade Mingyu untuk mengambil Wonwoo dari mereka. Orangtua Mingyu menyuruhnya untuk melakukan perjalan hooneymoon namun Mingyu tolak dengan alasan kesehatan Wonwoo adalah prioritasnya.
"Makan apel ya? Aku kupaskan." Seperti sekarang, mereka menikmati minggu pagi dengan bersantai di halaman belakang. Dokter Hwang menyarankan Mingyu untuk sering mengajak Wonwoo banyak beraktifitas agar tubuhnya terbiasa. Tapi Mingyu terlalu tidak tega jika harus melihat Wonwoo kesakitan karena henti syaraf yang masih sering terjadi.
"Mingyu, kau memperlakukanku seperti pasien. Bahkan ini sudah bulan ke-enam, Mingyu." Protes Wonwoo lelah terus-terusan dimanja oleh suaminya. Bukan tidak suka, ia hanya merasa seperti orang bodoh yang selalu menerima perlakuan manis dari Mingyu.
"Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu sayang." Mingyu melanjutkan acara mengupas apel di samping ranjang mereka. Tidak mempedulikan protes Wonwoo yang menyuruhnya berhenti untuk memperlakukan Wonwoo seperti Tuan Muda.
"Gyu...," Wonwoo merajuk, wajahnya menekuk lucu sambil memegang tangan Mingyu untuk berhenti mengupaskan apel. "Aku tidak ingin makan apel."
"Mau aku buatkan apa?" Wonwoo kembali menggeleng dan mengerucutkan bibirnya lucu. Mengambil alih apel dan pisau itu untuk di kembalikan di piring samping nakas ranjangnya.
"Kau tidur jam berapa?" Tanya Wonwoo, memastikan bahwa lingkaran hitam di bawah mata Mingyu bukan karena ulahnya.
"Hehe." Mingyu hanya terkekeh canggung saat membalas pertanyaan Wonwoo. Ia semalam hampir tidak tidur karena ingin menyiapkan sesuatu ─yang katanya untuk perayaan spesial hari ini.
"Sekarang tidurlah, biar aku yang membantumu menyiapkan. Kau butuh apalagi?" Mingyu menggeleng. "Tidak, sudah selesai. Aku akan tidur tapi kau juga tidur? Kita bangun jam 3 sore, bagaimana?" Tangan Wonwoo yang bebas akhirnya meluncur tepat di dahi Mingyu, memberikan satu sentilan keras untuknya yang menyuruh Wonwoo tidur lagi.
"Kau gila? Bahkan sekarang jam 9 pagi Mingyu! Kau menyuruhku untuk tidur lagi?!" Mingyu mengusap dahinya, meringis pelan saat merasakaan denyutan nyeri di dahi akibat sentilan Wonwoo yang sangat keras.
"Baiklah kalau begitu, aku juga tidak akan tidur." Mingyu menyenderkan punggungnya di kursi sampi nakas, memberi kesempatan Wonwoo untuk memilih. Sebenarnya sih Mingyu tidak apa jika harus terjaga sampai malam nanti, toh dia juga sudah terbiasa bergadang. Namun yang meminta adalah Wonwoonya. Tentu ini akan berbeda jika sang pujaan hati yang menginginkannya.
"Oke. Cepat kembali ke ranjangmu, aku tidak tega melihat mata panda itu!" Mingyu tersenyum senang, ia kemudian berdiri dan berhambur ke pelukan Wonwoo dan menindih si pria manis di bawahnya. "Gyu..., berat." Wonwoo tak berani menatap wajah Mingyu yang sangat dekat ini, meskipun setiap malam terkadang ia terbangun hanya untuk memandangi wajah yang terpahat sempurna milik Mingyu.
"Maaf, hehe." Ia akhirnya bergeser menempati space kanan Wonwoo yang masih kosong dan mengistirahatkan dirinya disana. Matanya terpejam namun tangan kirinya sibuk mencari tangan Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 전 남편 | Minwon
Fanfictionᴛʜᴇ ᴇɴᴅ ᴏғ ᴏᴜʀ sᴛᴏʀʏ ʜᴀs ʙᴇᴇɴ ᴡʀɪᴛᴛᴇɴ ʜᴀs ʙᴇᴇɴ ᴡʀɪᴛᴛᴇɴ