Mengapa setiap dia ada di dekatku, aku merasa jika mungkin aku jatuh cinta.
Jika saja aku dapat mengatakannya lebih cepat mungkin tidak akan seperti ini jadinya.
Kak Danna sepertinya aku sedang jatuh cinta.
***
" Pagi, Renna !"
" Pagi juga Yovira !"
Yovira dari belakang menyapaku, di tengah perjalanan menuju SMA Sakurao tepat di bawah pohon sakura yang bunganya mulai berguguran.
Semua orang selalu bilang, "SMA itu masa paling mengenang dan paling berharga." Tapi, memang ada benarnya kalo masa SMA itu masa paling mengenang dan berharga.
"kamu masih inget gak sih, sama Kak Frans yang pas itu promosi ke SMP kita?" tanya Yovira sambil sedikit menundukan badannya dan menengok ke arahku sambil tersenyum.
"Ohhh, yang waktu itu Dance di SMP itu ya ? Inget kok emangnya kenapa ?"
"Ahahaaa, gak kenapa-kenapa kok.."
"Apa jangan-jangan kamu suka sama Kak Frans itu lagi ?"
"Ya mau gimana lagi... Kak Frans itu udah ganteng, baik, bisa Dance, atlet basket pula, pokoknya plus-plus banget lah dia dimataku."
"ternyata kamu juga orangnya suka liat dari luarnya dulu yaa, hahahaa."
"nggak juga sih, dia itu baik kok. Katanya sih..."
Percakapan kami berhenti setelah melihat gerbang SMA Sakurao yang mulai terlihat dari kejauhan yang tampak megah dan dihiasi dengan pohon sakura besar yang terlihat kokoh dan sangat indah.
"Eh, Renna liat geh anak-anak baru itu" kata Yovira sambil menunjuk ke arah rombongan anak-anak baru SMA Sakurao
"iya, kenapa emang ? Jangan-jangan kamu udah mulai naksir sama salah satu orang di sana ya? Hahahaa"
"iihh, apaan sih Renna coba geh liat cowok yang satu itu dulu."
"yang mana ?"
"itu yang tinggi yang warna matanya hitam kecoklatan, rambutnya agak pendek sedikit agak berantakan tapi rapi."
"mana toh ?" tanyaku sambil sedikit menjinjitkan kaki berusaha melihat orang yang Yovira maksud.
"Oalahh... Karen toh ?" lanjutku sambil sedikit tersenyum,
"kira-kira dia udah punya pacar belum ya ?" tanya Yovira dengan tatapan penuh harapan.
"kalo setahuku sih dia itu belum pernah suka sama siapapun." Jawabku sambil tersenyum.
"yahh, berdoa aja siapa tahu dia nanti suka sama kamu." Ucapku sambil sedikit tertawa kecil.
"Amin.... Wah, kita udah telat. Ayo cepetan !" Setelah dia melihat jam tangannya, dia langsung berlari.
"Parah sih, tunggu sebentar !" Teriakku sambil mengejarnya yang berlari jauh di depanku.
Tepat di depan gerbang, ada seorang cowok yang terlihat santai berjalan di pinggir pilar gerbang dan... BRUUAAKK Aku menabraknya, kepalanya membentur pilar gerbang itu dan terlihat kesakitan.
"Aduh, aduh.... parah sih !" Badannya tersungkur di tanah.
" sorry, sorry... aku gak sengaja, tapi aku lagi buru – buru jadi aku tinggal, dahhh...." Kataku sambil menundukkan kepala dan langsung berlari lagi.
***
Upacara pembukaan tahun ajaran baru telah berlangsung dan tiba saatnya umtuk pengenalan club.
"Eh, Yovira ikut yok !"
"Kemana ?"
"Ke ruang guru."
"Hah ? Mau ngapain disana?"
"Ya enggaklah, kesana lho...." Jelasku sambil menunjuk ke arah stand club band.
"Ooo, ya sebentar lagi ngantre makanan." Ucapnya sambil memasang ekspresi kelaparan. "Eh, tapi kayaknya masih lama deh. Habis banyak orangnya."
"Ya makannya cepetan !" Kataku sambi menarik tangannya.
"Hey, Renna !"
"Eh, Karen." Jawabku sambil berjalan ke arahnya.
"Mau ikut club mana kamu ?"
"Biasalah, aku ikut ke club band, lha kamu ikut club apa ?"
"Jangan pura –pura gak taulah,udah jelaslah basket." Katanya sambil mempraktekkan gerakan shoot. "Mau ikut ke sana gak ?"
"Eto... Yovira mau ikut juga gak ?"
"Woh... syiap !!!" Jawab Yovira bersemangat dengan pandangan berbunga – bunga. "Oh iya, namaku Yovira. Salam kenal yaa..." Yovira menunduk dengan wajah malu – malunya.
"Eee, iya namaku Karen. Salam kenal juga yaa." Karen menundukan kepalanya sambil tersenyum. "Ayo buruan, nanti keburu banyak orang."
***
Karen memang selalu seperti ini, terkadang dia seperti ingin kalau aku selalu ada di dekatnya. Entah apapun alasannya, ya... ini contohnya.
Aku melihat Karen yang berjalan tepat di sampingku dengan wajah yang terlihat sangat senang. Saat Karen sedang melihat ke arah Yovira di belakang tiba - tiba,
"AWAS !" Karen berteriak dengan wajah serius.
"Hah ? kenapa ?" sebelum Yovira berhenti bicara bola basket dengan cepat mengenainya dari belakang. "Aw ! aduh kepalaku pusing... kok makin lemes ya ?" Yovira tiba – tiba terjatuh.
"Eh, Yovira pingsan !" kataku sambil sedikit cemas. "bantuin bawa dia ke ruang kesehatan sih Karen." Aku berusaha mengangkat badan Yovira.
"Sini biar aku aja." Karen menggendong Yovira seperti seorang super hero.
"Makasih yaa. Buruan ke ruang kesehatan !" aku berlari mendahului Karen ke arah ruang kesehatan.
***
"Ayo diangkat ke sini." Guru piket terlihat sibuk merapihkan tempat tidur yang akan digunakan untuk menidurkan Yovira. Karen meletakannya di tempat tidur yang telah di rapihkan tadi.
"Iya bu, maaf bikin repot." Kataku sambil melepaskan sepatu Yovira yang sedang berbaring di tempat tidur.
"Iya, Ga kenapa – kenapa kok. Lagi pula tadi pagi juga ada yang dateng kesini, dagunya terluka karena ada seseorang yang menabraknya dan membuatnya terbentur pilar gerbang." Kata Bu guru sambil menunjuk ke arah tirai di sebelah tempat Yovira berbaring.
"Emmm, jadi gitu toh Bu... Eh," aku sedikit terkejut.
Orang yang menabrak orang di sebelah itu kan... aku. Semoga orangnya ga bangun deh. Please..
"Ah... Bu Nana aku kayaknya aku udah mendingan deh, aku mau balik ke Aula sekolah dulu ya Bu..." seorang cowok dengan rambut sedikit acak – acakan membuka tirai.
"Oh iya, silahkan... hati – hati yaa." Jawab Bu Nana sambil melihat ke arah Yovira yang tidak sadarkan diri, dan akhirnya tatapan mata kami bertemu.
"Lho ! kamu kan cewek sangar yang tadi !" dia menatap tajam mataku.
"Apaan sih, kan aku tadi udah minta maaf."
"Minta maaf ? hah, minta maaf aja ga cukup tau, pokoknya kamu harus tanggung jawab !"
"Idih, dasar cowok lemah cuma gara – gara kesenggol dikit aja langsung nabrak pilar. Huh !"
"Sst... jangan berisik ada yang lagi pingsan." Perintah Bu Nana "kalo mau ribut di luar aja sana." Bu Nana menunjuk ke arah pintu keluar.
Seperti itulah pertemuan kami, pertemuan yang berantakan dan aneh. Aku harap tidak bertemu dengannya lagi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN I CALLED YOUR NAME
Romancebagaimana perasaan anda ketika anda mulai menyukai seseorang, mulai dari pertemuan yang berantakan sampai semua berubah menjadi sebuah perasaan yang disebut dengan CINTA. dan ketika anda mencoba menyatakannya ternyata orang yang anda sukai lebih mem...