HAL YANG AKU SEMBUNYIKAN-Karen's Side-

58 16 2
                                    


"Mungkin kamu gak akan tau sampai tiba waktunya nanti, bahwa aku jatuh cinta padamu."

Hari ini aku mendaftar di club basket. Dari masa SMP aku sudah menjadi salah satu pemain terbaik di tingkat SMP.

Jujur sebenernya aku ingin Renna bisa menjadi Manager di club basket SMA ini. Tapi, kudengar dia sudah ikut club band. Yah mau bagaimana lagi...

Pokoknya aku harus jadi pemain terbaik dulu di SMA ini !

"Mau cari nama dulu ya Pak? Biar bisa jadi perhatian cewek-cewek di sini?" Riku mengagetkanku dari belakang yang sedang berdiri melamun di pinggir lapangan basket.

"Berisiklah ! kalo iya emangnya kenapa ?" kataku sambil melirik ke arah Riku yang terlihat meletakan tas di pinggir lapangan.

"ahahaa, santai dong Pak... sore-sore kok udah emosi. Pantes aja gak ada yang mau deketin kamu, ahahaaa." Jawab Riku sambil menepuk-nepuk kepalaku.

"ngapain kok kamu senyum-senyum gitu?" tanyaku sambil menyingkirkan tangannya dari kepalaku.

"tadi aku dapet salam dari cewek kelas sebelah, orangnya imut, rambutnya badai, kulitnya putih. Ahhh." Kata Riku sambil memeluk diri sendiri dan menggoyang-goyangkan badannya.

"idih! Dasar otak-otak mesum! Mikir itu yang positif geh. Percuma cewek banyak kalo kamu sendiri masih mikir kayak gitu. Aku malah khawatir sama cewek-cewek yang kamu deketin." Kataku sambil menahan tawa dan langsung berlari.

"Bangke kamu ya! Awas kamu! Sini oi!" teriaknya sambil mengejarku.

***

Tak lama club basket mulai berkumpul dan manager basketnya juga sudah hadir.

"Ok, temen-temen. Salam kenal namaku Kak Devina, saya manager di club basket ini." Sapa seorang cewek imut berbadan idealis dengan rambut pendek terikat, dan tatapan matanya yang lembut dan ramah. "Kita akan mulai latihan kita, untuk hari ini kita akan dibagi menjadi dua kelompok." Sambungnya sambil menunjukan selembar kertas yang sudah tercantum nama kami.

"Siap Kak!" teriak kami bersemangat karna wajahnya yang imut.

Riku mulai perlahan-lahan mendekatiku dan berbisik, "Hei Karen, menurutmu gimana Kak Devina ini? Imut yaa?" katanya sambil terus memandang wajah Kak Devina.

"apaan sih? Hei, tau gak? Matamu itu! Kaya keranjang, apa aja masuk!" kataku sambil menjitak Riku.

"yaa tapi ini udah kelewat imut tau! Liat geh rambutnya, rambutnya itu keliatan banget kalo itu halus, halus seperti sutera..." Kata Riku sambil melipat tangan dan mengepak-ngepakan tanganya.

"sutera apanya! Dasar OMES, otak mesum!" kataku sambil mengetuk-ngetuk kepala Riku.

"Hei! Kalian!" teriak Kak Devina menatap kami berdua, dan membuat anak-anak club basket melihat ke arah kami berdua. "udah selesai ngomongnya?" sambung Kak Devina.

"I-iya Kak, maaf Kak." Jawab kami ketakutan, kami melihat wajah anak-anak club menahan tawa.

"ok, semuanya sebelum kalian dibagi jadi dua kelompok, lari keliling lapangan 10 kali! Cepat!" teriak Kak Devina.

"Si-siap"

"Kurang keras!"

"SIAP!"

WHEN I CALLED YOUR NAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang