Desa Perbatasan

48 2 0
                                    

Angin bertiup lembut begitu menggoda. Padang rumput bahkan ikut bernyanyi karna belaiannya. Bunga-bunga diseberang sana bisa tersenyum iri melihatnya. Tak ada yang lebih nyaman untuk disinggahi selain pohon itu.

Padang rumput itu sangat luas bahkan cukup untuk segerombolan domba-domba putih mencari makan. Para pengembala tidak perlu mencari tempat berteduh ketika letih setelah bekerja. Angin mampu membuat mereka tertidur lelap hingga lupa pada domba-dombanya. Merdunya nyanyian sungai didekat sanapun mendukung suasana setiap harinya.

"Apakah kau sangat menikmatinya? Tentu saja kau akan menjawab ya, hahaha tidak ada pertanyaan konyol seperti itu kalau kau tinggal di desa ini. Aku ingin abadi disini, di desa Yutop ini", kata seorang pengembala kepada teman yang bersantai disebelah kanannya.

Desa Yutop adalah desa yang sangat nyaman, tentram, dan damai. Warga-warga hidup rukun tanpa pernah terjadi permusuhan maupun perkelahian. Gotong-royong menjadi simbol mereka untuk menciptakan semangat hidup yang lebih baik. Pertanian dan peternakan merupakan sumber kehidupan yang mampu memberikan kesejahteraan layaknya kaum bangsawan. Perekonomian bahkan tak terpandang karna prinsip saling melengkapi begitu sempurna disana.

Ada satu rumah di desa itu yang terletak agak jauh dari balai desa disana. Rumah itu disinggahi oleh sebuah keluarga yang sangat bahagia. Ada seorang pria dan wanita dewasa yang sepertinya sepasang suami istri tinggal disana. Tapi yang menjadi pusat perhatian rumah itu adalah seorang bocah kecil yang selalu memancarkan kebahagiaan untuk para warga desa. Namanya adalah Noheil. (Pending)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 24, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Singgasana Keliru Part 1Where stories live. Discover now