Doppelgäenger

842 84 1
                                    

Doppelgäenger (Hyunmin Ver.)

.

.

.

Gema langkah kaki menghiasi koridor SMU Yong-il yang masih lenggang, seorang lelaki berparas manis melangkah tergesa menuju kelasnya yang berada di ujung koridor. Sejujurnya, Kim Seungmin bukanlah deretan siswa sok rajin yang sengaja datang ke sekolah pada pagi buta sekedar untuk belajar walau tittle siswa teladan dipegangnya. Jika bukan keadaan mendesak semacam panggilan mendadak ketua Dewan Siswa atau mendapat jatah piket lelaki manis itu akan datang secepat-cepatnya 10 menit sebelum bel jam pertama berbunyi. Tetapi kali ini berbeda, ia datang atas kemauannya sendiri dan dalam rangka memastikan sesuatu. Sesuatu yang setidaknya ia anggap penting karena ini menyangkut eksistensi seseorang—atau apapun itu yang memiliki paras menyerupai kekasihnya.

.

.

Semua ini bermula kemarin, Selasa pagi lebih tepatnya; saat dirinya mendapat jatah membersihkan kelas karena nekat kabur pada Senin siang akibat ajakan kencan Hyunjin yang tiba-tiba. Mau tidak mau—pemuda itu harus mau—Seungmin datang lebih awal setelah mendapat mandat sekaligus ceramah panjang lebar ala Lee Jeno; ketua kelasnya. Pemuda manis itu datang sekitar pukul 7.45 sehingga sekolah masihlah sepi, hanya ada beberapa nerd yang tertunduk tekun—belajar—dan Seungmin bisa mendengar klub baseball yang latihan pagi di lapangan belakang. Setengah enggan, pemuda itu berniat menggeser pintu kelasnya tetapi sebelum niat itu terlaksana, ia dibuat tertegun. Didalam sana, lebih tepatnya di sisi lain kelasnya, seseorang tengah duduk bersandar pada kusen jendela. Pemuda manis itu bermonolog; kesambet roh rajin mana anak kelasnya ada yang datang sepagi ini selain dirinya? Terlebih lagi, sosok itu terlihat seperti—Hyunjin?

Baiklah, ini mulai janggal. Karena siapapun juga tahu kalau pemuda bermarga Hwang itu adalah makhluk paling ngaret dan tidak bisa diandalkan masalah bangun pagi. Jadi, siapa?

Tetapi semakin diperhatikan, sosok itu memang mirip dengan Hyunjin walau kulitnya terlihat pucat, bersurai agak panjang berrwarna hitam dengan netra menatap—apapun itu—dibalik jendela dengan tajam, dan ada piercing menghiasi telinganya. Seungmin ingat sekali kemarin sore surai Hyunjin masih berwarna kecoklatan dan sejak kapan Hyunjin mengenakan piercing kesekolah? Hyunjin memang berandal, tetapi ia masih tahu aturan. Lagipula kencan mereka baru berakhir pukul 8.00 malam setelah Seungmin mendapat sederet pesan dari abang serta ibunya untuk segera pulang, jadi dari mana Hyunjin mendapat waktu merubah penampilannya sedangkan pemuda itu sempat meminta izin padanya untuk membantu Tiffanny di 'caffe milik kakak perempuan Hyunjin itu?

Bermaksud memastikan, Seungmin menggeser pintu kelasnya dan berniat medekati sosok itu sekedar menyapa—dan menambahkan sedikit pelajaran jika memang benar sosok itu adalah pacar brengseknya. Suara derak pintu segera terdengar, berderit kasar karena lama tidak diberi pelumas dan menggema keseluruh penjuru kelas. Seungmin melangkah masuk dan sosok itu memutar kepalanya, sekedar mempertemukan pandangan diantara mereka. Seungmin dibuat tertegun lagi. Lama mengenal Hyunjin membuat Seungmin hampir tahu semua yang ada pada kekasihnya, bahkan hal mendetail seperti warna pupilnya. Manik Hyunjin sewarna hazel dan akan selalu berpendar hangat saat mentapnya, sedangkan sosok itu memiliki manik sekelam malam sama dengan surainya dan tatapannya berbeda. Dingin dan tidak tersentuh. Seungmin tidak mengenal sosok serupa Hyunjin yang tengah menyeringai dengan cara yang tidak Seungmin sukai; menakutkan. Seungmin baru mengambil satu langkah ketika sosok itu dengan santai berdiri, kembali mempertemukan manik mereka sebelum melompat begitu saja keluar jendela. Pemuda manis itu hampir terpekik, setengah berlari mendekati jendela yang sebelumnya ditempati oleh sosok tadi. Man, kelasnya berada dilantai 4! Orang sinting mana yang tidak panik melihat seseorang berusaha membunuh dirinya sendiri?! Seungmin mengedarkan pandangannya, sekedar mencari sosok tadi atau minimal tubuhnya yang tergeletak dibawah sana. Dan entah kenapa, Seungmin berharap menemukan tubuh tanpa nyawa yang berlumuran darah ketimbang mendapati kekosongan menghiasi lahan tidak terpakai didepan lab kimia yang dipenuhi rumput liar. Tubuhnya menegang dan itu adalah saat pertama kali Seungmin merasakan jantungnya seperti jatuh keperut karena tiba-tiba Hyunjin yang bersurai coklat sudah muncul disampingnya lengkap dengan wajah mengesalkan minta dihajar dan dengan seenak perut memeluk pinggangnya.

To Be Loved [Hyunmin/Seungjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang