Untitled

508 48 0
                                    

Warn! Typo, alur maju mundur

✯¸.•'*¨'*•✿ ✿•*'¨*'•.¸✯

Seungmin terpekur ditempatnya, menatap lembaran novel yang sejak 15 menit lalu bertahan pada halaman 123. Netranya memang menatap buku, tapi pikirannya terpecah. Seungmin sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya memenuhi otaknya, tetapi Hyunjin didepannya sudah mulai terganggu, sepertinya.Pemuda tampan itu berdecak, lantas merampas novel yang Seungmin genggam tanpa minat.

"Jika kau hanya ingin melamun disini, lebih baik aku pergi." Pemuda itu menghela napas, menatap Seungmin yang terkejut ditempatnya. Sedikit gelagapan saat mendapati pemuda tampan itu mulai berjalan menjauhinya.

Pemuda Kim itu lantas cepat-cepat menyusul Hyunjin, menahan ujung kemeja yang pemuda itu kenakan."Ma-maaf, apa aku membuatmu marah?"

Hyunjin melenggos, berdecak malas sebelum berbalik menghadap Seungmin. Mematai bagaimana pemuda manis itu kini terlihat gugup sekaligus takut mentapnya."Sebegitu suka?"

Seungmin mengernyit ditempatnya, sedikit bingung dengan apa yang baru saja ditanyakan Hyunjin. Belum sempat Seungmin bertanya lebih lanjut perihal pertanyaan Hyunjin, pemuda tampan itu sudah lebih dulu menyela.

"Jika tidak mau putus, ya tidak usah putus."Lelaki itu menggaruk belakang kepalanya."Memang benar aku yang memintamu memutuskannya, tapi bukan berarti kau harus terpaksa menerimaku juga 'kan?"

"Bu-bukan begitu, a-aku hanya..."

"Hanya apa? belum bisa melupakannya? Lantas bagaimana kau bisa melupakannya jika kau tidak berusaha membuka hatimu? Kim sialan itu bahkan langsung menggaet Changmin hyung sehari setelah kalian berpisah, kasarnya; kau hanya satu dari sekian serep yang Younghoon siapkan."

Seungmin diam, yang dikatakan Hyunjin adalah fakta. Tajam memang, tapi Seungmin tidak berhak marah sebab itu benar adanya. Dia hanya serep, selingan diantara selusin simpanan Younghoon. Menjadi salah satu yang beruntung karena mampu bertahan 6 bulan; lebih 12 hari, mengalahkan rekor sebelumnya yaitu sekitar 4 bulan.

Seungmin tahu Younghoon main belakang, Seungmin paham ia dipermainkan. Tapi apa ini sepenuhnya salah Seungmin sedang Younghoon adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas apa yang dirasakan lelaki manis itu? Benar, ini salah Younghoon. Ini salahnya sebab Younghoon adalah manifestasi dari kesempurnaan. Dikaruniai wajah tampan saja sudah membuat Seungmin sesak, apalagi dengan semua prestasi juga kekayaannya? Seungmin bisa sekarat.

Dan Seungmin benar-benar sekarat saat Younghoon secara perlahan mulai mendekati dirinya sampai ketahap kencan, menjalani hari-hari yang menyenangkan dan membuat Seungmin terjerumus dalam kubangan konyol bernama cinta berkat mulut manis penuh racun milik Younghoon. Semua nampak begitu indah dipermukaan- tatapan iri dari siswa lain bahkan bukan sesuatu yang istimewa lagi- tetapi bukan berarti Seungmin menutup mata.

Bukan satu dua kali pemuda manis itu mendapati Younghoon flirting dengan beberapa gadis atau pemuda populer lainnya dan bukan sesuatu yang mengagetkan ketika ponsel Younghoon dipenuhi berbagai pesan kasih sayang yang Seungmin jelas ingat tidak pernah mampir ke ponselnya. Seungmin hanya pura-pura tuli, pura-pura buta dan pura-pura bisu. Tidak pernah berkomentar atau sekedar menegur Younghoon sebab pemuda manis itu tahu benar, disini Younghoon-lah yang memegang kendali.

Salah bertutur kata saja mungkin dapat merubah mood lelaki itu, merubahnya menjadi iblis paling kejam yang siap mencampakkan Seungmin kapan saja dia mau; dan Seungmin tidak mau dicampakan. Jadi, selama Seungmin diam, Younghoon akan tersimpan aman dalam genggamannya.

To Be Loved [Hyunmin/Seungjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang