Aku dan Sasa sedang duduk di kantin, bercerita dengan teman-teman yang lain. Aku hanya mendengar, biasanya mereka akan saling bertukar cerita mengenai guru-guru, pelajaran, sampai hal-hal random lainnya.
"Naf, kelas yuk", ucap Sasa tiba-tiba
"lo kenapa sih?, biasanya juga ngajakin nelat, masih 10 menit Sa"
"Eh em gue belum ngerjain tugas"
"Perasaan gak ada tugas terus...."
"Ah kelamaan..", dia menarik tanganku dan belum sempat aku berdiri tiba-tiba
"Ehem.."
"Eh Ryan, kamu di sini", sapaku
"Kok masih panggil Ryan, Nafa sayang kita kan udah balikan"
"Ciyeee...", sorak seisi kantin, jujur sebenarnya aku malu.
"Ya udah deh Naf, gue males disini, gue ke kelas duluan ya, bye..."
"Tapi Sa..", belum selesai aku membalas Sasa, ia sudah pergi.
"Udah sayang biarin aja, kamu udah makan?", Tanya Ryan
"Udah kok".
Wajah Sasa yang sudah tak terkondisi kini berada di ambang kebencian tingkat puncak seperti dalam piramida rantai makanan hingga tanpa sadar ia menabrak seseorang.
"Aduh!", ucapnya
"Eh sorry sorry, gue gak sengaja, lo gak papa?"
"Kak Adi?"
"Lo Sasa kan?"
"Iya, yang kemarin chat sama kak Adi", ucap Sasa dengan polosnya sambil tersenyum mengagumi keindahan ciptaan Tuhan dalam wujud manusia yang kini ada dihadapannya.
"Lo beneran gakpapa?"
Sasa tidak menjawab dan hanya menganggukan kepalanya.
"Ya udah kakak ke kelas dulu ya",
Lagi-lagi Sasa hanya merespon dengan anggukan.
Adi Nugraha Prasetya, senior kelas 12 yang berhasil membuat Sasa jantungan tiap kali berpapasan, Sasa selalu memandang Adi Ketika olahraga karena keduanya berada pada jam olahraga yang sama, hingga akhirnya Adi mengenal Sasa sewaktu tanpa sengaja Sasa terkena bola basket milik Adi. Adi bisa dibilang cowok idaman dari mayoritas siswi di SMAN 45 Garuda, orangnya tajir, tinggi, putih, ganteng, dan mirip artis Korea. Mungkin alasan yang terakhir yang menjadikan Sasa tergila-gila, apalagi Sasa seorang K-Popers.
"Kak Adi, Kak Adi, kok ada ya orang sesempurna kakak, bagai malaikat yang jatuh dari surga dan tersesat jatuh di Indonesia padahal harusnya jadi idol di Korea", gumam Sasa.
Sasa masih diam di tempat sejak peristiwa tabrakan yang menurut Sasa sangat estetik.
"Sasa!!", sentak seseorang di belakang Sasa yang sukses membuatnya menghentikan lamunannya.
"Eh pak Andi", jawab Sasa sambil tersenyum serasa tak melakukan kesalahan
"Malah senyum-senyum, ayo masuk kelas, sudah waktunya masuk ini"
"Iya pak, maaf"
Pak Andi berjalan mendahului Sasa menuju kelas XI MIPA 2 dan Sasa hanya mengikutinya, sampai akhirnya tiba di kelas.
"Selamat siang anak-anak, kita lanjutkan pelajaran Fisika, minggu lalu saya ngasih tugas dari halaman 37, sekarang letakkan buku kalian di atas meja dan bapak akan cek satu per satu"
"Baik pak".
-------------------------------------------
"Ryan, ini udah bel, kita harus masuk kelas", ucapku pada Ryan
"Nava sayang, santai aja ya, gampanglah nanti, sini aku suapin dulu"
"Kita baru jadian tadi, tolong jangan toxic kalau gak mau kita putus lagi"
"Dih gak asik, becandanya bawa-bawa putus"
"Tau ah", ucapku kesal dan meninggalkannya
"NAVA!"
Aku tak menghiraukan panggilannya, aku berjalan menuju kelas, dan tiba-tiba ada yang memanggilku
"Nava"
"Yap", ucapku sambil reflek menoleh ke belakang
"Dipanggil pak Yoga"
"Sekarang?", tanyaku
"Iya, aku juga dipanggil, ayo kesana bareng"
"Oke"
Dia adalah cowok berkacamata yang ku temui pagi tadi, dari badge Namanya Arya, setauku kelas XI MIA 1, dan karena dipanggil pak Yoga jadi bisa izin kelas pak Andi dengan alasan yang jelas, Pak Yoga I'm coming, ucapku dalam hati.
"Siang pak Yoga"
"Nava, Arya, jadi saya panggil kalian kesini karena sekolah butuh perwakilan untuk olimpiade matematika, dan saya pikir kalian pantas untuk mengemban Amanah itu"
"Saya pak?", tanyaku memastikan
"Iya Nava, waktunya masih 1 bulan jadi bisa dipersiapkan dengan baik ya, saya akan beri bimbingan setiap hari Kamis, selain itu kalian bisa belajar mandiri, untuk hasil maksimal kalian bisa belajar bersama"
"Baik pak", ucapku dan Arya
Jadi, selama 1 bulan aku harus belajar dengan Arya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Tentangmu
Novela JuvenilAntara benci, rindu, cinta, kasih sayang, persahabatan,permusuhan, salah paham, kebohongan dan misteri kehidupan yang lain. Nava Vania Amalia Putri, gadis cantik,pintar namun plinplan serta mudah dipengaruhi yang terjebak dalam pilihan hidup dan uji...