CHAPTER 3

599 42 2
                                    

 
Pertemuan pertama ialah takdir
Pertemuan kedua?? Ntahlah,
Bisa jadi kerinduan ataupun perkenalan yang hebat

~S2P2~

    Saat ini Rey sedang berada diperjalanan pulang, namun mobilnya terhenti ketika melihat mobil yang didepannya saat ini sedang dikepungi oleh beberapa preman dan terlihat seorang pria sudah babak belur dan seorang gadis yang sedang nangis histeris didekat pria itu, Rey tak hanya bantu melihat tapi pria itu langsung turun dari mobilnya.

“WOY BANGSAT, BANCI LU PADA MAIN KROYOKAN,” teriak Rey mengalihkan perhatian mereka begitupun dengan Queen, yapss gadis itu ialah Queen dan yang sudah babak belur itu Lingga.

"Eh bocah, jangan sok pahlawan lu jadi orang!!" ucapan salah satu preman itu membuat Rey menggretakan giginya dan mengepal kuat buku buku jarinya.

“Tolongin,” lirih Queen ketakutan.
Rey melihat miris kearah Queen dan Lingga, tanpa babibu Rey langsung menghajar 5 preman itu secara brutal.

“KALIAN PIKIR KALIAN HEBAT, IYA?” teriak Rey didepan para preman yang sudah terkulai lemah, yapsss ke 5 preman itu mampu Rey lumpuhkan. "Ck, SEGITU AJA KEMAMPUAN LU PADA HAH?? KALO BERANTEM AJA BELUM JAGO, JANGAN SOK MALAKIN ORANG APALAGI NGERAMPOK. TONJOKANNYA AJA MASIH KAYA BOCAH UDAH PADA BELAGU!!" Rey kalap?? Tentu, apalagi tadi sang ketuanya sempet ngatain dia bocah. Hahahahaah.

Anjirrr tonjokan bocah katanya?? Gua aja bonyok gini. Batin Lingga.

Kalo preman itu tonjokannya kaya bocah?? Lahh tonjokan gua tadi kaya apa dong?? Masa iya kaya janin yang nendang nendang ibunya semasa diperut, kayanya gua kudu private bela diri deh. Batin Lingga lagi.

“KEMBALIIN BARANG BARANG MEREKA,” dengan pergerakan lambat sang ketua mengembalikan semua barang yang sudah mereka ambil.

“Maafin kami tuan, uhuk uhuk.” maafnya serta batuk darah yang tak henti hentinya keluar dari mulut sang preman itu. Sadis.

“KALI INI SAYA MAAFIN, LAIN KALI BAKAL SAYA BIKIN KALIAN TEWAS!! TERUTAMA ELU BANGSAT,” teriak Rey seraya menunjuk sang ketua.

“Ma-afin kami tuan, kami janji tidak akan seperti ini lagi,” janjinya dengan lirih, karna emang kondisinya sangat memprihatinkan.

“Sekarang kalian pergi dan jangan pernah kembali lagi apalagi malak malakin,” semua preman itu pergi terbirit birit karna mereka masih sayang sama nyawanya.

    Rey melihat sebentar kearah Queen dan Lingga setelah itu Rey pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.

“Ehh tungguin,” lirih Queen, karna gadis itu ingin mengucapkan terimakasih karna sudah menolong dirinya dan kakaknya. Namun apalah daya Rey tak dapat mendengarnya karna suara Queen terlalu pelan untuk didengar.

“Makasih,” ucap Queen ketika melihat mobil Rey yang langsung pergi begitu saja.

“Dek kamu gapapa?” tanya Lingga dengan raut wajah yang khawatir.

“Seharusnya Queen yang nanya, kakak gapapa?” Lingga hanya tersenyum seraya menggeleng lemah dan berusaha bangkit dari pangkuan adiknya itu.

“Kamu gapapa dek? Ada yang lecet gak?” Queen menggeleng pertanda bahwa dia baik baik saja, padahal dipipi kanannya ada sedikit memar akibat terkena tonjokan preman saat Queen mempertahankan barang barangnya. “Ayo kita pulang,” sambung Lingga.

“Biar Queen aja yang bawa,” jawab Queen.

“Gak, kakak gak akan biarin kamu bawa mobil malem malem gini. Kakak masih strong kok,”

Coretan pena terakhir ReyvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang