Terkadang RINDU juga
Butuh istirahat untuk
Melanjutkan rindunya
Pada hari esok dan seterusnyaMasih disini ditempat yang sama, Rey dan para sahabatnya masih berada di cafe ini seraya berbincang bincang ringan.
"Kalian jadi mau pindah?" tanya Rey pada kedua sahabatnya.
"Jadi kok, besok kita langsung urus semua surat pindah." ujar Enggar.
"Iya Rey tenang aja. Kita bakal satu sekolah lagi kok, yah walaupun kita gak tau bakal sekelas apa nggaknya. Tapi ntar malem gua mau tahajud an!!" kata Age.
"Tahajud?? Ngapain?? Tumbenan amat?? Biasanya lu juga gak pernah sholat hahahahha," ledek Rey, emang benar Age memang jarang sholat hahaha.
"Mau minta bantu sama Allah, supaya kita bisa sekelas hahahaha," jawab Age dengan santainya.
"Terniat sekali mas nya," celetuk Enggar.
"Hahaha iya dong."
Reyvan hanya tertawa ringan mendengar celotehan para temannya, haruskah Reyvan bersyukur memiliki sahabat solid seperti Age dan Enggar?? Ohh tentu saja. Reyvan selalu bersyukur apa yang telah Allah SWT titip kan untuk dia, seperti ini Allah menitipkan dua sahabat padanya.
"Eh Rey, Ciwi ciwi disana syantik-syantik gak?" tanya Age dengan alaynya.
Reyvan yang tidak paham dengan kata Ciwi-Ciwi pun segera ia bertanya.
"Ciwi-ciwi?? Apa itu??" tanya balik Rey.
"Elah gitu aja lu gak tau, ciwi ciwi itu maksud gua. Iya cewek cewek," jelas Age.
"Dih, wajar gua gak tau kan gua gak ada kamus ALAYERS dirumah gua. Yang ada cuma kamus Bahasa Indonesia sama Bahasa Inggris doang."
"Hahahahaha sa ae pantat panci," tawa Age, "Jadi ada gak?" sambungnya.
"Menurut gua sih ya, iya lumayan dah. Tapi gua ada tertarik pada satu cewek sekelas sama gua. Mukanya tu manis, polos, gak bosen diliat pokoknya Perfcet deh," jelas Rey membuat temannya saling pandang dan tersenyum penuh arti.
"Ge, ini Rey temen kita yang lagi bicara??" tanya Enggar.
"Gua gak tau Nggar,"
"Eh kalian kenapa?" tanya Rey.
"Elu gak sadar Rey," ujar Age.
"Ye, emang ada yang salah gitu dari perkataan gua?"
"Ada," jawab Age dan Enggar bersamaan.
"Apa?"
Prok.. Prok...
Bukannya menjawab, justru Age dan Enggar bertepuk tangan dan hal itu justru membuat Rey semakin kebingungan.
"Wowww, sebesar apa pesona cewek itu. Sampe Rey memuji segitunya." tutur Enggar.
Benar saja, seorang Reyvan Adyatama Matthew memuji seorang gadis. Selama berteman mereka tidak pernah mendengar Rey memuji wanita seperti ini, terkecuali Mama nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan pena terakhir Reyvan
RomantizmSetiap cerita pasti ada makna Ada pertemuan pasti ada perpisahan Ada awal ada akhir Ada pula yg berakhir pada happy ending atau sebalik nya sad ending Setiap cerita pasti Ada makna Ada tawa,tangis,drama dan pengorbanan bahkan melindungi satu sama l...