CHAPTER 7

390 19 2
                                    

~Queensyah Farah Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Queensyah Farah Aurora

  Sore ini hari kembali cerah tidak ada rintikan hujan yang membasahi bumi, tidak seperti pagi tadi. Saat ini Queen sedang duduk di Gazebo dekat kolam renangnya menikmati angin sore yang menerpa wajahnya yang manis itu.

Gadis itu sedang dilanda oleh rasa bosan, Lingga masih kuliah sedangkan Bundanya tadi berpamitan mau pergi ke mall dan Ayahnya tentu saja masih sibuk dengan berkas berkas nya dikantor.

"Huffttt bosen banget, mau baca novel semua udah tamat." keluhnya.

Queen terjaga dari tidurnya dan memilih duduk ditepi kolam renang, kaki ia celupkan ke air seraya mengayunkan kesana kemari. Sekali kali air itu ia mainkan sehingga membasahi wajah dan bajunya.

"Bunda lama banget sih," ujarnya pada diri sendiri.

•••••...•••••

  Sedangkan Rey saat ini sudah siap dengan motor sportnya, seperti yang dikatakan Age tadi hari ini mereka akan bertemu disebuah cafe yang sering mereka kunjungi.

Janjiannya nanti malam tapi ntah kenapa Rey lebih memilih pergi di sore hari. Mungkin dia ingin menikmati sorenya kota Malang.

"Eh kambing mau kemana lu?" tanya Nic ketika melihat Rey sedang memanaskan motor sportnya.

"Kemana mana hatiku senang syala la la la la syala la la la la la," senandung Rey membuat Nic menggeplak kepalanya.

Plak...
Rey meringis seraya memberikan tatapan horor dan tentunya si Nic tidak mau kalah dengan bocah tengil ini pikirinya. Nic juga memberikan tatapan horornya pada Rey.

"Dih, ternyata lu lebih serem mirip demit." ujar Rey.

"Lah si bangke, elu kali demit." sengit Nic. Hahahaha.

"Bodo, gua pergi dulu kak." pamit Rey.

"Buru buru amat Rey,"

"Abisnya muka lu bikin gua mau muntah hahahahahahahahahah." Rey buru buru menancap gas karna ia tahu kalau si Nic pasti akan menggeplaknya lagi.

"Sialan, awas aja lu kalo udah pulang." dendam Nic hahahahah.

Rey mengendarai motor nya dengan santai tidak ada kata kebut kebutan di hari ini, sore ini benar benar ingin ia nikmati perjalanannya. Langit pun terlihat tampak sudah berubah berwarna orange.

"Senja," ucapnya dibalik helm.

Rey tetap santai dan pada akhirnya ada sebuah motor matic yang memotong kendaraannya dan terlihat dua cabe cabean yang kini sudah berada didepan Rey.

Coretan pena terakhir ReyvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang