“Dia disana.”Viktor yang baru saja masuk kedalam cafe tersenyum lega saat melihat pria mungil-nya sudah duduk ditempat biasanya. Kalau kalian anggap pria mungil yang dimaksud Viktor adalah kekasihnya, maka kalian salah. Viktor bahkan tidak tau siapa nama pria mungil itu. Viktor hanya tau pria mungil itu akan datang ke cafe tiap sore, duduk disudut cafe dekat jendela sambil melihat kamera yang dibawanya.
Sebenarnya Viktor sudah sejak lama ingin menyapa pria mungil itu, tetapi ada sesuatu yang seperti menahannya untuk melakukan itu. Viktor seperti tidak ingin mengganggu kegiatan pria mungilnya, hanya melihat pria mungil itu tersenyum saat melihat kameranya sudah membuat sore Viktor terasa hangat.
“Jangan jadi pengecut atau stalker. Kalau pria itu sadar pasti dia akan merasa risih.” Ucap pegawai cafe sambil menyajikan vanila latte ke meja Viktor.
“Apa aku terlihat seperti itu ?” tanya Viktor.
“Menurutmu?”
Viktor hanya mengendikkan bahunya, tanda dia tidak yakin dengan jawabannya.
“Sapa aja, gentle dong jadi laki.”
Viktor agak tersinggung dengan ucapan pegawai cafe tersebut. Melirik name tag pegawai cafe tersebut, “Namamu Ihsan?”
“Iya, kenapa ?”
“Punya sticky note?”
Ihsan melihat Viktor datar, “Mau kirim pesan pake sticky note? Gak gentle banget.”
“Berisik! Punya nggak ?”
“Punya dong, mau berapa?” tanya Ihsan sambil mengeluarkan sticky note dikantong clemeknya.
“Satu aja, sama pinjam pulpen.”
Ihsan memberikan selembar sticky note dan pulpen ke Viktor. Viktor yang menerimanya langsung menulis diatas sticky note.“
"Tolong berikan ke dia ya."
Tanpa babibu Ihsan langsung berjalan menuju meja pria mungil itu dan menempelkannya ke mejanya.
“Hai.” Sapa Ihsan.Pria mungil itu mendongak kearah Ihsan, “Hai.”
“Nama?” tanya Ihsan.
“Anthony.”
Ihsan menganggukan kepalanya dua kali, “Oke Anthony salam kenal, aku Ihsan.” Jari telunjuk Ihsan menunjuk sticky note yang ditempelnya dimeja, “Ini dari pria bule dicafe ini.”
Kedua mata bulat Anthony reflek mencari keberadaan pria bule yang dimaksud Ihsan, dan dia melihat pria bule itu berada 2 meja didepannya. Pria bule itu terlihat mengerjapkan matanya berkali-kali, kaku sekali.
Anthony menunduk untuk membaca isi sticky note, lalu membuka tasnya untuk mengambil sticky note dan pulpen miliknya. Menuliskan beberapa kata diatasnya lalu memberikannya kepada Ihsan.