Kevin Sanjaya

2.1K 212 88
                                    

"Onyyyy."

Kevin mengetuk pintu kamar Anthony, ditangannya ada buku 1001 cara lulus test CPNS. Minggu depan beberapa atlit akan melaksanakan test CPNS termasuk dirinya dan Anthony, membuat Kevin yang aslinya malas belajar jadi 'harus' belajar.

Pintu kamar Anthony terbuka, Anthony berdiri sambil menyenderkan kepalanya didaun pintu, "Kevin? Kenapa?"

Kevin mengangkat buku yang dipegangnya, "Belajar yuk? Buat besok test."

"Harus sekarang ya?" tanya Anthony, bibirnya manyun melihat tebalnya buku yang dibawa Kevin.

"Testnya minggu depan loh."

"Yaudah, mau belajar dimana?"

"Dikamar kamu aja, lagi nggak ada jojo kan?"

Anthony menggeleng, "Nggak ada. Lagi pulang kerumah dia, besok baru balik."

Kevin tersenyum lebar, mendorong pelan Anthony kedalam kamar, "Bagus, jadi nggak ada yang ganggu kita."

"Jojo nggak mungkin ganggu, yang ada malah ngajarin kita Vin."

"Ssst... udah nggak usah bahas dia." Kevin duduk dikasur Anthony, "Sini duduk."

Anthony menaiki kasurnya lalu duduk disamping Kevin. Kevin menarik pinggang Anthony, mempersempit jarak mereka, dan menyenderkan kepalanya dipundak Anthony.

"Katanya mau belajar?" tanya Anthony.

"Emang." Jawab Kevin sambil memeluk perut Anthony.

Anthony merotasikan kedua matanya malas, "Ya terus ngapain kayak gini?"

"Kayak gini gimana?"

"Ini meluk-meluk gini."

"Ya kan biar nyaman belajarnya. Udah sekarang kamu buka bukunya, kita baca bareng."

Anthony membuka buku yang dibawa Kevin, namun baru saja ingin membaca bukunya, Anthony mendengar Kevin yang terkekeh. "Kenapa?"

Kevin menatap mata Anthony, "Hmm? Nggak, lagi senang aja."

Kedua mata Anthony membulat, kaget dengan jawaban Kevin, "Kamu senang Vin? Sejak kapan senang belajar?"

"Bukan itu." Kevin terkekeh lagi, menduselkan wajahnya ke ceruk leher Anthony, "Kamu udah mandi, Ny?"

Anthony langsung melepaskan pelukan Kevin, mengendus tubuhnya sendiri, "Aku bau ya?"

"Hah? Enggak kok."

"Ya terus kenapa nanya aku udah mandi atau belum?"

"Karena kamu wangi, aku suka." Kevin menarik lagi pinggang Anthony.

Mata Anthony memicing curiga, "Nggak usah bohong, aku belum mandi loh."

Kevin menduselkan wajahnya diceruk leher Anthony, dan menghirupnya dalam, "Beneran wangi kok, aku suka."

Pipi gembil Anthony memanas karena perlakuan Kevin.

Ini aku lagi nggak dilecehin kan ?

"Ma-mau lanjut belajar nggak nih?" tanya Anthony gugup.

Kevin sadar kalau Anthony sedang gugup karena tindakannya, menahan tawa gemas sesaat lalu mengangkat wajahnya, "Pipi kamu panas ya, Ny?"

Tubuh Anthony tegang, matanya melirik Kevin, dia tidak berani menoleh karena posisi wajah Kevin yang tepat disamping wajahnya. Bahkan Anthony bisa merasakan hidung Kevin yang menyentuh pipi gembilnya.

"Eng.. enggak tuh."

Kevin menggigit bibir bawahnya gemas, pria dipelukannya ini adalah contoh definisi dari kata manis, lucu, imut, uwu dan sejenisnya. Rasanya ingin menggigit pipi gembilnya karena gemas. Kevin menarik nafas dalam dan memejamkan matanya, menetralkan perasaan gemas yang timbul.

Sebenarnya belajar hanya alasan Kevin untuk mengunjungi Anthony. Entah sejak kapan Kevin selalu ingin didekat Anthony. Kepalanya bahkan bisa dibilang 'pusing' karena hanya ada Anthony dipikirannya. Dan bila mereka bertemu, Kevin selalu hampir lepas kendali dibuatnya. Gemas, sangat gemas, kata itu selalu muncul bila berada didekat Anthony.

"Bisa nggak sih kamu nggak usah jadi gemesin gini?" tanya Kevin, dahinya disenderkan dipelipis Anthony, kedua matanya masih terpejam.

Anthony menelan ludah gugup, pipinya sudah memanas tidak karuan. Mulutnya terbuka dan tertutup, tapi tidak ada suara yang keluar. Seakan semua suaranya tersangkut ditenggorokannya.

"Bisa nggak sih kamu nggak bikin kepalaku pusing? Hmm?"

Kedua mata Kevin terbuka, wajahnya sekarang berada didepan wajah Anthony, menatap langsung kedua mata bulat Anthony, "Kamu apain aku, Ny?"

"Bahkan aku cuma jadiin belajar sebagai alasan biar aku bisa ketemu sama kamu." lanjut Kevin.

Anthony masih terdiam, hanya kedua matanya yang berkedip-kedip lucu. Kevin menggigit pipi dalamnya menahan gemas, lalu tersentak seperti sadar akan sesuatu, melepaskan pelukannya dengan cepat.

"Maaf, maaf. Aku nggak bermaksud ngelecehin kamu Ny."

Kevin mengambil bukunya dan beranjak dari kasur. Melangkah kearah pintu keluar sebelum Kevin merasakan ujung bajunya ditarik. Kevin menoleh, disana Anthony sedang menatapnya gugup, terlihat dari kedua matanya yang berkedip terus.

"Err.. aku nggak ngerasa dilecehin kok, beneran."

"Terus?" tanya Kevin sambil tersenyum simpul.

"Hah?"

"Kamu belum jawab pertanyaanku loh Ny."

Anthony langsung melepaskan ujung baju Kevin, mengerucutkan bibirnya, "Kalau itu aku nggak tau ya, aku udah dari lahir kayak gini. Dan nggak ngerti juga kenapa aku bikin kamu pusing."

Kevin merotasikan matanya, menghela nafas kesal pelan. Kevin lupa kalau manusia gemas didepannya ini terkadang agak narsis. Kevin menarik tangan Anthony, membuatnya duduk dipinggir kasur. Sedangkan dirinya langsung berlutut didepan Anthony, mengenggam kedua tangan Anthony erat.

"Aku nyaman sama kamu. Aku nggak suka pisah sama kamu. Kamu.. mau kan selalu disisi aku? Oke, mungkin kita nggak mungkin selalu bersama sekarang karena pekerjaan kita. Tapi.. aku mau kamu hanya untuk aku. Kamu bisa kan?" tanya Kevin, matanya memandang Anthony berharap.

Jantung Anthony berdebar kencang, dia tidak mengira akan dapat pengakuan seperti ini. Jujur, Anthony suka, sangat suka.

"Katakan. Katakan kata kuncinya." Ucap Anthony lirih.

Kevin tersenyum, dadanya rasanya ingin meledak karena bahagia, "Aku sayang kamu Anthony. Lebih dari itu, aku cinta kamu."

Mata Anthony memanas tanpa sebab, rasanya ingin menangis bahagia. Entah mengapa pengakuan manis Kevin membuatnya bahagia. Entah sejak kapan pula dia menyukai pria yang sedang berlutut didepannya.

"Aku juga. Aku juga, Kevin."

Senyum Kevin semakin lebar, begitu pula dengan Anthony. Selama beberapa saat mereka hanya saling memandang dan bertukar senyuman bahagia.

"Kamu.. nggak mau peluk aku gitu?" tanya Anthony lirih.

Kevin terkekeh, mencium kedua tangan Anthony lembut, berdiri dari posisi berlututnya membuat Anthony ikut berdiri. Kevin melangkah maju memangkas jarak diantara mereka, lalu memeluk Anthony erat. Anthony membalas pelukan Kevin tak kalah erat, mengistirahatkan pipi kirinya dipundak Kevin.

Kevin mencium rambut Anthony, "Terima kasih. Aku sayang kamu."

Anthony mempererat pelukannya, "Aku juga sayang kamu."

--------------------------END--------------------------

buat yang request KevTing hehe

maaf kalo ga sesuai harapan :')

tapi jujur aku seneng banget pas ngetik ini hehe

OnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang