"Takdir."Banyak yang bilang kalau kita tidak bisa merubah takdir, tapi banyak juga yang bilang takdir bisa diubah asal kita berusaha sekuat mungkin. Awalnya aku diposisi mereka yang berusaha mengubah takdir, namun seiring berjalannya waktu pendirianku berubah, aku lebih memilih menerima takdirku. Untuk apa berusaha keras melawan takdir? Bila untuk terus bertahan hidup saja sudah sangat sulit rasanya.
Tumbuh besar dengan impian yang dipengaruhi dongeng yang indah, membuatku berharap lebih pada kehidupan cintaku. Membuat otakku yang kecil ini tidak bisa berpikir jernih, bahkan aku berubah menjadi pecundang yang menyedihkan.
Seharusnya aku sadar sedari awal, walau tumbuh besar dengan membaca dongeng yang indah, namun hidupku berbanding terbalik dengan dongeng yang kubaca.
Ah tidak, ada persamaan!
Hidupku sama dengan bagian awal dongeng yang kubaca, menyedihkan. Tetapi, entah mengapa aku tidak sadar sedari awal, rasanya ingin menuntut otak kecilku saja. Tidak heran banyak yang menertawakan diriku.
Kabur!
Tentu saja aku lakukan itu, aku sadar diri kalau aku seorang pecundang. Tak tahan dengan rasa malu yang membuatku harus mengeluarkan air mata menyedihkan. Butuh usaha besar untuk kabur dan membangun kehidupan baru. Merelakan, menata hati dan membentengi diri adalah hal yang aku lakukan sekarang, aku tak ingin menyia-nyiakan kehidupan baruku. Masa lalu mungkin tidak bisa terlupakan, namun aku yakin tidak akan terulang.
Tok
Tok
Tok"Anthony!"
Haah, ternyata mengenang masa lalu tetap memakan waktu lama. Sudah saatnya menjalani kehidupan yang baru. Tak berharap banyak, hanya tak ingin lagi merasa terluka.
"Anthony, kau sudah siap?!"
Ayo Anthony tersenyumlah!
Ini awal yang baru, lihatlah kedepan, sekarang ada kenalan barumu, dia tidak ada dikehidupanmu yang lama.
"Aku disini bukan untuk menunggu didepan pintu seperti orang bodoh, sedangkan kau didalam entah sedang apa. Tapi bisa aku pastikan kau mendengarku."
Hahahaha~
Aku yang dulu akan tertawa lepas dan membiarkan kenalanku tetap didepan pintu sampai aku puas tertawa. Tapi aku yang sekarang tidak, aku yang sekarang berjalan menuju pintu dan membukanya, lalu tersenyum meminta maaf.
"Maaf Kento, tadi aku sedang di toilet. Kita berangkat sekarang?"
Lalu berjalan tanpa menunggu jawaban serta mengabaikan tatapan yang tak bisa kubaca.
-------------------------End----------------------------
Halooo~
Hanya ingin mengusir rasa bosan 😆