Disinilah Yuki sekarang berada, di taman kampus sambil makan roti yang dibelinya tadi, ditemani dengan air mata dan juga kesedihan.Disaat ia sedang asik makan dan menangis meratapi kisah hidupnya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan seseorang yang memeluknya dengan erat.
"Hai sweetie?" sapa Vivi sambil nyengir seperti kuda.
"Ihh apaan sih kaget tau," cemberut Yuki sambil mengusap air mata yang masih berjatuhan di pipinya.
"Kenapa lu nangis? Pasti gara-gara Al lagi kan? Apa yang dia lakukan? Kapan sih dia pekanya??" Tanya Vivi panjang lebar disertai emosi yang meluap.
Maklum Vivi suka sensitif bila menyangkut sahabatnya, apa lagi jika ia tahu sahabatnya ini sedih."Engga kok, cuma lagi kangen aja sama Mama," bohong Yuki.
"Alah engga mungkin, pasti Al lagi kan."
"Engga kok, lagian ngapain lu disini, main kok jauh-jauh," Yuki berusaha mengalihkan pembicaraan.
Dikarenakan fakultas keduanya berbeda, Yuki di fakultas kedokteran dan sahabatnya ini di fakultas bisnis, juga jarak antar fakultas mereka yang lumayan jauh, wajar bila Yuki menanyakan sahabatnya ini mengapa ia berada disini."Emm oke deh kalo lu coba untuk mengalihkan pembicaraan. Gue cariin lu, kita main yuk abis balik ngampus, kemana kek gitu, jalan-jalan," cerocos Vivi, sahabat Yuki yang satu ini sangat tahu sekali Yuki suka mengalihkan pembicaraan bila menyangkut Al.
"Yasudah terserah lu mau kemana."
"Yaudah kita nge-mall aja kalo gitu, kebetulan ada yang mau gua beli."
"Ok deh, gue juga lagi bosen di rumah."
"Yasudah kalo gitu, lu engga bawa mobil kan, nanti lu balik tunggu gw diparkiran, kita otw bareng," tidak habis-habis Vivi berbicara.
"Ok."
"Oke deh sweety gw balik ke kelas dulu, bye bye,.. jgn nangis lagi, awas kalo nangis lagi, gue cekik nanti si Al."
"Ia ia, bye bye." Yuki melambaikan tangan kearah sahabatnya itu sambil tersenyum.
Ia bersyukur, ketika cinta ia tidak terbalas dan banyak sekali air mata yang sudah ia keluarkan untuk laki-laki yang ia cintai tetapi disitu pula ada sahabatnya yang memberikan semangat dan menghiburnya disaat ia sedang sedih.
Di sinilah Yuki sekarang berada, diparkiran sendiri sambil membaca buku, menunggu sahabatnya yang tidak kunjung keluar dalam sangkarnya.
Tiba-tiba ia melihat Al yang sedang berjalan menuju mobil yang ia parkiran, Yuki langsung berdiri dan menghampiri sahabatnya itu.
"Hai Al, mau pulang ya, bareng dong," tanya Yuki, iseng.
"Aku mau ngantor Ki, kamu naik taksi aja atau telpon supir kamu, lagian kantor sama rumah kan beda arah."
"Yahh, tadi pagi kamu nolak aku alasannya kamu mau ngantor, terus kamu ngampusnya sore, tapi tau-taunya kamu disini."
"Dah lah, Yuk lain kali aja, aku buru-buru mau meeting ditunggu sama klien," Al pergi begitu saja.
Sebenarnya Yuki cuma basa-basi saja, ia ingin melihat alasan apa yg dipakai Al untuk menolaknya kali ini, dan benar saja, banyak sekali cara yang dilakukan Al untuk menolaknya. Yuki hanya tersenyum menanggapinya. Lagian ia juga tidak lupa janjinya dengan sahabat cerewetnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adakah Aku Disisimu [END].
Teen Fiction[Cerita pertama yang dipublikasikan] !DON'T COPY MY STORY! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... __________ Menceritakan tentang sebuah perjuangan seorang wanita untuk membuat dirinya bisa dianggap sahabat oleh s...