XXXI

2.2K 232 29
                                    


🌼🌼🌼

Setelah drama bernangis-nangis ria dan bergigit-gigit ria. Seorang Al Ghazali di usir dari apartemen oleh kekasihnya sendiri.

"Al kamu engga pulang?" tanya Yuki setengah mengusir.

"Kamu ngusir aku sayang?" malah Al balik bertanya.

"Heheheh, ya maaf, ini udah hampir tengah malam loh Al." Yuki engga enak.

"Ok ok, aku pulang, tapiii... ada syaratnya?" Al memberi persyaratan sedangkan yuki yang tidak mengerti dengan jalan pikiran kekasihnya, gadis itu hanya menaikkan satu alisnya tanda bingung.

"Engga boleh gitu kalo sama calon suami," Al memberikan peringatan kepada Yuki atas ekspresi yang gadis itu berikan sembari mengusap lembut alis Yuki yang naik keatas.

"Heheheh, sorry," cengir Yuki. "Apa persyaratannya?" tanya Yuki.

Tiba-tiba Al memajukan bibirnya kearah Yuki. "Ini persyaratannya."

"Maksud kamu?" tanya Yuki yang masih belum mengerti.

"Cium sayanggg." Manja Al.

"Males ahh, lagian mesum banget sih," tolak Yuki mentah-mentah.

"Yaudah kalau gitu berarti kamu maunya aku disini terus," enteng Al dan kembali menyenderkan punggunya di sofa. Yuki menghela nafasnya, setelah itu Yuki membalik tubuh menghadap kekasihnya, dengan perlahan tangan mungilnya memegang kedua pipi al.

Cup...cup...cup..cup....

Dengan malu-malu Yuki mencium pipi kanan dan kiri serta kening dan hidung mancung Al, habis itu Yuki langsung memejamkan matanya tanda malu. Sedangkan Al yang mendapatkan ciuman mendadak dari sang kekasih hanya melongo saja.

Cup, al mencium kening Yuki lembut "ini udah lebih dari cukup kok sayang." lembut Al dan dengan perlahan Yuki membuka matanya. "Aku pulang yang, kamu hati-hati disini, kalau ada apa-apa langsung kabari aku." Sambung Al memberikan wejangan dan Yuki hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Hati-hati yaa, salam sama bunda, El dan Dul."Yuki melambaikan tangannya.

Setelah mengantar sang kekasih sampai parkiran, Yuki kembali lagi masuk kedalam apartementnya, melakukan rutinitasnya sebelum tidur. Setelah membersihkan tubuhnya, yuki berbaring diranjang tidurnya, memandang lurus keatap kamarnya. Ia tidak pernah menyangka, bahwa kebahagiaan sedang menghampirinya saat ini. Tidak pernah berfikir sejauh ini, bahwa laki-laki yang ia cintai sejak lama, lebih tepatnya perasaan itu tumbuh ketika mereka duduk dibangku sekolah menengah pertama akan terbalas seperti saat ini. Perjalanan cintanya tak semulus cerit-cerita di wattpad yang sering ia baca. Perjalanan cintanya sangat rumit, hampir menyamai benang kusut, tapi itu dulu, sekarang ia akan menjalani hari-harinya dengan bahagia, di dampingi sang kekasih, walaupun ia yakin cobaan sedang menunggunya di luar sana.

Akhirnya, malam itu, Yuki bermimpi indah.

Sebelum memejamkan mata indahnya, tiba-tiba hpnya berdering tanda pesan singkat masuk.

Dengan kantuk ia buka pesan singkat itu.

"Good night sweety, sweet dream and love you."

Itulah pesan singkat yang ia terima, sudah jelas bukan siapa yang mengirimnya, seketika Yuki tersenyum senang dan melanjutkan tidurnya yang tertunda tanpa mengetik balasannya terlebih dahulu.

......

Pagi hari yang indah Yuki sambut dengan senyum manis diwajahnya.

Yuki sudah berada di rumah sakit tempat ia bekerja, karena pagi ini ia mendapat jadwal untuk oprasi pasien.

Setelah menyelesaikan operasi yang memakan waktu cukup lama, dari jam sembilan pagi dan berakhir jam setengah dua belas, Yuki memutuskan untuk kembali keruangannya dan beristirahat sejenak sebelum menyantap makan siangnya.

"Dok ada pak Jefri didalam," ucap salah satu suster yang melihat Yuki ingin masuk kedalam ruangannya dan Yuki hanya menganggukkkan kepalanya saja tanda mengerti.

"Hai baby." Sapa ramah Jefri yang melihat Yuki masuk keruangannya.

"Hai, ada apa kesini tumben." Sapa balik Yuki dan duduk di kursi yang ada di ruangannya bersebelahan dengan Jefri.

"Udah makan siang?" tanya Jefri mendapatkan gelengan kepala dari Yuki.

"Mau makan siang bareng sama saya?, abis itu anterin saya ke butik, fitting jas dan baju pengantin."

"Yaudah aku mau." Yuki menyetujui ajakan kakak sepupunya itu.

Ketika membuka pintu ruangannya, Jefri dikejutkan dengan kehadiran Al bersamaan dengan Al juga membuka pintu ruangan Yuki.

Al yang masih menganggap Jefri musuh bebuyutannya langsung menghampiri sang kekasih dan memeluk pinggangnya.

"Kamu mau kemana sama dia." Tanya Al yang masih memeluk pinggang Yuki.

"Mau makan siang" jawab Yuki singkat.

"Engga boleh" sambar Al tidak memberi izin Yuki.

"Heh, apa-apaan si lo, dateng-dateng maen peluk-peluk terus ngatur-ngatur engga jelas." Jefri membuka suaranya dengan nada tidak terimanya sembari melepaskan tangan Al yang berada di pinggang Yuki tapi usaha memisahkan Yuki dengan Al tidak berhasil, karena pria dingin itu memeluk pinggang Yuki dengan eratnya.

"Yuki calon istri gua sekarang." Ucap Al dingin.

"Eeehhh enak aja, kapan lo ngelamarnya?, maen ngomong calon istri segala." Sela Jefri tidak terima.

"Yaa biarin, suka-suka gua dong, lagian lo terima aja udah kalah dari gua, secara lo kakak sepupu Yuki." Al membanggakan diri karena merasa bahwa ia unggul dari Jefri.

"Engga gua restuin baru tau rasa lo." Ancam Jefri.

"Lo bukan orang tuanya, ngapain gua minta restu sama lo." Balas Al santai.

"Eeehhhh asal lo......

"STOP!, apa-apaan sih kok malah jadi berantem." Yuki memisahkan adu mulut antara sang kekasih dengan kakaknya itu. "Aku mau makan laper.." manja Yuki.

"Yaudah ayo" enteng Al dan menarik Yuki keluar.

"Eeeh engga bisa gitu dong, gua duluan yang ngajak Yuki, sana lo minggir."

"Yuki itu se....

"Ini kapan aku makannya sih, kalau kalian berantem terus." Yuki menyela ucapan Al. "Al aku mau makan sama kakak ku, abis itu anterin dia fitting baju pernikahannya, kalau kamu mau ikut yaudah ayo." Ucap Yuki panjang lebar memberikan pengertian kepada sang kekasih.

"Tapi yang....

"Engga ada tapi-tapian sayangg, kalau kamu engga mau ikut yaudah." Final Yuki, Al hanya menghela nafasnya saja sedangkan Jefri, laki-laki itu memberikan senyum miring kepada Al tanda bahwa ia menang.

"Yaudah, tapi kamu naik mobil aku." ngalah Al.

"Engga bisa gitu dong" Jefri tidak terima.

"Kita pergi sama-sama, jangan banyak perotes, kakak yang nyumpir dan Al duduk disamping kemudi sedangkan aku duduk di kursi belakang, tidak pakai perotes dan bantahan paham." panjang lebar Yuki seperti memberikan instruksi kepada anak-anak. Sedangkan para lelaki hanya mengangguk saja tanda menyerah.

Mereka bertiga berjalan bersama-sama menuju parkiran dari ruang Yuki. Sepanjang perjalanan mereka bertiga menjadi objek pandangan dan pembicaraan orang-orang yang melihatnya, termaksud suster dan petugas rumah sakit lainnya.

"Wahhh, udah akur aja tuh dua pria tampan." Ucap salah satu suster kepada gerombolan teman-teman sesama susternya.

"Ia ya, Dokter Yuki beruntung banget yaa, di apit dua cogan, semuanya ceo lagi primadona kaum hawa." Sambung suster yang lainnya.

"Pasti Dokter Yuki lagi bingung sekarang, mau milih siapa nanti." Sambung yang lainnya.










!!!Typo berterbangan!!!


March.8,19.

Rev.
Jan.16,20.

Adakah Aku Disisimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang