5

1.5K 225 13
                                    


Hari-hari yang Yuki jalani sama seperti biasanya, walaupun orang-orang disekitarnya beranggapan bahwa hari yang ia lewati sangatlah Indah dan penuh keceriaan tapi sebenarnya tidak seperti dugaan mereka.

Yuki hidup dalam kesunyian dan kesendirian. Walaupun ia dikelilingi dengan sahabat dan orang-orang terkasih.

Sebenarnya ia hidup dalam angan-angan. Angan-angan memiliki kebahagiaan seutuhnya, bukan berarti hidupnya selama ini tidak bahagia, bahkan ia bahagia sekali.
Tapi semenjak kepergian mama tercinta untuk selamanya, ia merasa tidak pernah lagi merasakan kebahagiaan seutuhnya.

Yuki anak manja dan selalu dimanjakan oleh Mama dan Papahnya, berbanding terbalik sekarang, hidupnya penuh dengan kesunyian, Papa yang memilih menyibukkan diri demi melupakan pendamping hidupnya selama ini, ia merelakan Yuki hidup dengan kesendirian dan kebebasan.

Jadi dapat disimpulkan, Yuki adalah gadis yang merindukan kebahagiaan yang murni dan seutuhnya.

"Hai kak Yuki?" suara lembut itu memecahkan lamunan Yuki.

"Hai, hallo," ternyata wanita yang dicintai sahabatnya itu yang menyapanya.

"Boleh duduk di sini kak?"

Mereka berada dihalaman belakang kampus, Annisa yang melihat Yuki duduk sendiri memutuskan untuk menghampiri Yuki.

"Ohh boleh dong, kan ini tempat umum."
Keheningan melanda mereka berdua.

"Hemm, Anisa boleh Kak Yuki bertanya?" tanya Yuki ragu-ragu.

"Boleh kak"

"Mmm sebenarnya kamu sayang enggak sama Al?"

"Kenapa Kak Yuki menanyakan hal itu?." Annisa malah bertanya kembali.

"Sebenernya Kak Yuki cuma mastiin aja, soalnya kan kak Al sahabat Kak Yuki dari kecil, kak Yuki cuma takut kamu engga serius sama Kak Al."

"Insya Allah kak, aku sayang sama Kak Al dan Kak Al juga kelihatannya sayang sama aku," jawab Annisa yakin.

"Apa Kak Al udah nyatakan perasaannya ke kamu?" tanya Yuki penasaran.

"Heheheh, belum sih kak, tapi ya kak dari gelagatnya Kak Al, dari responnya Kak Al sama aku keliatan banget kalo Kak Al sayang juga sama aku."

Begitu sangat percaya diri ternyata gadis berhijab ini.

"Hahahah kamu mah bisa aja, kamu itu termaksud gadis yang memiliki kepercayaan sangat tinggi ya?" Yuki tertawa hambar.

"Ah Kak Yuki mah, aku kan jadi malu."
Memerah wajah gadis yang menurut Yuki sangat manis ini.

Apakah sebelumnya saya sudah pernah menjabarkan atau mendeskripsikan tentang seorang Annisa? Sepertinya blm yaa, kalau pun sudah anggap saja belum ya.

Annisa adalah gadis cantik, dengan perawakan yaaa bisa dibilang ideal, nilai plus darinya adalah dia wanita solehah seperti namanya, wanita dengan balutan gamis dan juga hijab modernnya, pantas saja bukan Al melirik gadis semanis ini. Aku pun iri dibuatnya, beruntung sekali dia.

Dan obrolan pun berlanjut.......

Hari berikutnya

Adakah Aku Disisimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang