XXXIV (End).

3K 194 17
                                    


🌼🌼🌼

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu.

Dua tahun sudah Yuki menjalin kasih dengan sahabat kecilnya itu.

Hubungan yang di landaskan rasa cinta akan membuahkan hasil baik dan berjalan dengan baik bila di isi dengan kejujuran dan kepercayaan. Dua tahun juga bukan waktu yang cepat. Banyak sekali perjalanan hidup yang mereka dapat dari hubungannya ini. Banyak cerita yang di kisahkan dari hubungan manis yang berawal dari kekecewaan dan cinta bertepuk sebelah tangan ini.

Dan benar kata pepatah, bahwa hasil tidak akan pernah menghianati proses.

.....

Satu tahun yang lalu, seorang Al ghazali melamarnya didepan papah tercinta dan juga keluarga besarnya. Hari yang tak akan Yuki lupakan. Dengan keberanian sang kekasih untuk melamarnya dan menjadikannya pendamping hidupnya untuk selama-lamanya.

Dan pada hari ini sang kekasih akan meresmikan hubungannya dengan menjadikannya wanita seutuhnya.

Yup, hari ini Yuki Zivara Hermawan akan melangsungkan pernikahannya dengan sang pujaan hati, siapa lagi kalau bukan Al Ghazali Kohler.

.....

Gadis berkabaya putih itu sedang duduk manis di depan cermin besar, menunggu seseorang datang menjemputnya dan menyandingkannya dengan seorang laki-laki yang telah berstatus suami sejak beberapa menit yang lalu.

Yuki sedang menunggu sahabat wanitanya, siapa lagi kalau bukan Vivi si mulut cempreng yang barusan pamit untuk melihat seorang Al Ghazali mengucapkan ijab qobul.

Brak (tiba-tiba pintu kamar terbuka).

"Cie cie,... yang udah sah jadi nyonya Kohler." Ternyata Vivi si pelaku pendobrakan pintu itu, wanita cantik menggunakan kebaya kutubaru itu sekarang sedang senyum-senyum engga jelas.

"Apaan sih." Malu-malu kucing Yuki digodanya.

"Udah siap kan, ayok gua tuntun lu sampai ke pangeran Ghazali." Goda Vivi lagi sembari membantu sang sahabat untuk berdiri dan berjalan.

.....

Satu-persatu anak tangga di pijaknya.

Ratu sehari itu sedang bersemu merah dengan hati yang tidak karuan, sebab seluruh mata yang hadir sekarang sedang memandangnya. Sama halnya dengan sosok pria tampan berbalut jas putih itu. Mata hitamnya tak pernah lepas memandang wanita yang sekarang telah berstatus menjadi istrinya.

Tibalah Yuki disamping Al dan duduk bersebelahan.

"Nah istrinya sudah sampai." Ucap pak penghulu.

Sekarang sepasang suami istri baru itu sedang bertatapan mata, mengagumi satu sama lain.

"Udah kali pandang-pandangannya." Celetuk Ali sehingga membuat seisi ruangan tertawa mendengarnya.

"Sekarang pengantin prianya bisa menyematkan cincin pernikahannya di jari manis mempelai wanita dan pengantin wanitanya bisa cium tangan suaminya." Ucap pak penghulu kembali.

"Cium yang lainnya juga boleh kok, kan udah sah." Ali tak habis-habisnya mengejek dua sahabatnya itu, yang lagi-lagi mendapat kekehan dari para undangan.

Dengan perlahan Al mengambil cincin yang sedari tadi tergeletak dimeja ijab qobul, mengambilnya, dan memasukkannya kejari manis Yuki.

Yuki membalasnya dengan mengecup punggung tangan Al yang sekarang sudah berstatus suaminya dan Al membalasnya dengan mendaratkan bibir tebalnya dikening istri tercintanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adakah Aku Disisimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang