Kringgg,...
Bunyi deringan pertama di pagi hari menandakan awal manusia memulai aktivitas baru nya.
Gadis yang masih berada dibawah selimut ini mulai menggeliat dan perlahan-lahan membuka kelopak matanya.
"Alhamdulillah" ucap Yuki sebelum dia bergegas pergi ke kamar mandi, membersihkan badan dan memulai kewajibannya sebagai umat muslim, yaitu sholat subuh.Selepas solat subuh kemudian ia membersihkan tempat tidur, yaa walaupun di rumahnya terdapat asisten rumah tangga Yuki biasa mengerjakan hal itu tanpa perlu meminta bantuan asisten.
Sekarang ia sedang membaca buku pelajaran yang akan dipelajari nanti. Matanya terus menatap kearah luar, lebih tepatnya kearah sebrang rumahnya, rumah dari seorang laki-laki yang diam-diam sangat dikaguminya. Siapa lagi kalau bukan sosok laki-laki tampan bernama Al Ghazali.
Kamar Al sama seperti kamar Yuki yang letaknya di lantai dua, jadi ketika mereka sama-sama duduk di balkon kamar pasti mereka akan bertatap muka.
"Huhhh,.." Yuki menghela napasnya panjang.
"Al, kapan kau melihat ke arahku?
Adakah aku dipikiran?
Di hatimu? Walaupun sedikit saja, adakah Al?
Apakah aku sanggup bertahan atau menyerah Al?
Aku menunggu jawabanmu Al?"
Kalimat itulah yang selalu Yuki ucapkan pada saat dia menatap kearah kamar dari pria yang ia cintai.
Tap tap tap, 'bunyi antar alas kaki dan lantai beradu.'
"Assalamualaikum bibi, selamat pagi" sapa Yuki ceria.
"Wa'alaikum salam non selamat pagi juga" jawab bibi tak kala ceria dari majikannya.
"Mau sarapan apa non? Mau bibi buatkan nasi goreng?"
"Aku mau makan sereal sama susu aja deh bi."
"Ya sudah kalau gitu non, apa mau dibuatkan bekal non untuk hari ini?" tanya bibi, karena tau kebiasaan majikan kecilnya ini, untuk selalu membawa bekal, alasannya sihh sehat aja makan makanan rumah.
"Engga usah bik, aku lagi pengen makan bakso di kantin deh bik hari ini."
"Ya sudah kalau gitu bibi kebelakang lanjut nyuci baju ya non."
Lagi asik-asiknya menikmati sarapan paginya, Yuki dikejutkan dengan kedatangan makhluk tak kasat mata, yang sekarang berada dihadapannya sambil senyum-senyum engga jelas. (Giman engga mau kaget coba)
"Wiss enak tuh, bagi dong," goda Ali karena dia sangat tahu sekali makanan favorit sahabat kecilnya ini, biasanya Yuki akan marah bila makanan favoritnya diambil atau diminta.
"Engga mau, buat sendiri sana" cemberut Yuki karena mangkuk sereal-nya sudah ditarik-tarik sahabat jahilnya.
"Ali!!, udah dong nanti gua engga selesai-selesai nih sarapannya."
"Iye-iye, lagian gua udah kenyang juga keles, tau enggak gua sarapan apa pagi ini?"
"Yaa mana gua tau dan gua juga enggak mau tau."
"Gua sarapan nasi goreng dua setengah piring dong" jawab Ali padahal ia tidak diminta untuk menjawab, yang penting mah jawab aja lah.
"Yeee bilang aja tiga piring, pake acara setengah segala, sok malu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adakah Aku Disisimu [END].
Roman pour Adolescents[Cerita pertama yang dipublikasikan] !DON'T COPY MY STORY! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... __________ Menceritakan tentang sebuah perjuangan seorang wanita untuk membuat dirinya bisa dianggap sahabat oleh s...