Untold Story (Reconciling a Relationship)

644 63 73
                                    

JINU

Jinu baru keluar dari kamar Mino setelah kekasihnya itu terlelap. Dia berjalan sambil tersenyum bahagia karena masalahnya sekarang telah selesai. Dia dan Mino akhirnya kembali bersama dan kali ini tidak ada keraguan lagi disana.

"Kau belum tidur Jinu-ya?" Suatu suara menghentikan kaki Jinu dan senyumnya saat dia melewati dapur.

Dilihatnya sesosok pria berdiri dengan gelas ditangannya. Seketika jantung Jinu berdetak lebih kencang dan badannya langsung terasa lemas.

Dia lalu mendekat dan berdiri dekat meja makan.

"Oh hai hyung, iya aku belum tidur, tadi siang aku tidur sangat lama jadi aku tidak bisa tidur sampai sekarang. Kau kenapa sudah bangun?" Balas Jinu setenang mungkin.

"Aku terbangun dan merasa haus jadinya aku keluar."

"Ah baiklah hyung kalo begitu aku kembali ke kamar" kata Jinu sambil berbalik.

"Jinu... bisa kita bicara sebentar" panggil Simon yang otomatis menghentikan langkah Jinu dan kembali menghadapnya.

"Ah, ok." Jawab Jinu masih mencoba tenang walau hatinya makin tak karuan.

Jinu lalu duduk di kursi meja makan berhadapan dengan manajernya itu tidak tau apa yang akan dibicarakan.

"Jinu, kuharap kau akan mengerti dengan apa yang akan aku katakan ini. " ucap Simon mengawali kata-katanya. Dia lalu menegakkan duduknya dan menghela nafas panjang sebelum berbicara.

"kau tau, dari kalian berempat atau bahkan saat masih berlima aku selalu paling berharap suatu saat kau akan temukan kebahagiaanmu sesungguhnya. Bukan berati saat ini kau tak pernah bahagia. Tapi Masa mudamu sejak trainee bisa dibilang sungguh sangat berat. Kau habiskan waktumu dengan latihan dan latihan, baik sendiri maupun bersama yang lain hingga bersosialisasi dengan teman mu pun sangat jarang terjadi.

Setelah debut, kehidupanmu makin terisolasi karena jadwal yang sibuk dan latihanmu sendiri sehingga kau semakin tidak pernah berinteraksi dengan orang luar. Aku tau kau mudah bergaul, tapi kau juga pemalu dan merasa kurang dibanding yang lain sehingga selama 5 tahun ini kau hampir tidak pernah berkencan ataupun dekat dengan orang lain jika dibandingkan dengan mereka bertiga.

Ku kira pada dasarnya manusia baik dewasa atau anak-anak butuh mencintai - dicintai agar bahagia, dan aku khawatir kau tidak pernah merasakannya karena kau seperti tidak bisa menemukan kebahagiaan itu. Tapi kurasa secara perlahan akhir-akhir ini ini kau sudah menemukannya. "

Jinu terdiam. dia tak bisa berkomentar. matanya mulai panas. Dia seperti tau arah percakapan ini.

"Kita hidup di dunia yang sulit Jinu. banyak cara yang bisa menghancurkanmu, bahkan kebahagiaanmu sendiri bisa menjadi pisau belati yang berbalik arah. Dan kuharap kau tau betul akan hal itu disetiap keputusanmu. Kadang kau terlalu polos yang bahkan aku takut kau tak mengerti hal seperti ini. aku selalu mengkhawatirkanmu walaupun kau yang paling tua. Walau hal ini teramat sangat beresiko, tapi jujur aku senang melihatnya.

"Hyung....a..aku"

"Jinu, aku disini bukan untuk menyalahkanmu atau bahkan menghakimimu. Aku bicara disini juga bukan hanya sebagai manajermu, tapi sebagai seorang kakak. Seorang kakak ingin melihat adik-adiknya bahagia. Kau, Hoony, Yoon dan tentunya Mino. Tapi seorang kakak juga harus mengingatkan adiknya juga bukan?"

Jinu mengangguk. namun matanya sudah berkaca-kaca

"Aku merestui kalian. Sungguh. Aku sudah menutup semua indra manusiaku sejak pertengahan tahun ini. Saat tidak sengaja aku melihat Mino mencium pipimu saat kalian bermain games berdua. Kalian nampak sangat bahagia waktu itu dan akhirnya kusadari ada cinta disana. Tapi kemudian aku mulai khawatir saat kau beberapa waktu lalu terlihat sedih dan hancur walaupun kau mencoba keras menutupinya. Tidak ada malam di jepang yang tidak kau habiskan dengan minum kecuali saat hari terakhir waktu kau sakit. Beberapa staff sampai khawatir dan menanyakanmu padaku dengan kebiasaan minummu saat itu.

IOTL's Side Story: MINO-JINWOO [SONGKIM/MINWOO]Where stories live. Discover now