Terima kasih untuk @HeleAna996 @Juventa_chang kalian memanggil aku untuk menepati janjiku wkwkwk
Aku sayang kalian semua termasuk kalian yang lagi baca ini muah 😘😘
Oo.oO
"Lihat! Dia baru aja nyoba Olimpiade Sains yang diadain Moonton udah dapet gelar Queen of Damage!"
"Kecepatan dia menghitung dan berpikir memang seperti menyerang para peserta lainnya yang mengerjakan soal Sains tersebut. Itu sebabnya kenapa dia dijulukin begitu."
"Dia memang anak Louis yang pandai!"
"Ayahnya memang orang hebat, pasti anak-anaknya juga hebat!"
Lesley saat itu yang masih sekolah di bangku terakhir Junior High School merasa bangga dengan prestasinya. Mendapat penghargaan serta piala dan orang-orang yang memujinya membuatnya bahagia. Dia ingin menunjukkan pada ayahnya bahwa dia telah berhasil berprestasi dengan hasil kerja kerasnya sendiri.
Tetapi...
"Aku tidak peduli."
Lesley yang saat itu masih belum bisa memahami permasalahan apa yang ayahnya alami terdiam membeku mendengar penuturan Louis.
"Tapi, pa--"
"Apa kau tidak mengerti bahasaku?"
Lesley kembali bungkam mendengar suara dingin ayahnya. Dia nyaris mau menangis karena hatinya sakit atas respon yang Louis berikan padanya.
"Jangan menangis! Aku gak sudi melihat tangisanmu yang telah membuang-buang banyak waktuku membaca."
Napas Lesley tercekat mendengar perkataan menusuk ayahnya. Louis memandangnya dingin dan tajam membuat Lesley merasa takut. Namun, keteguhan hatinya terlihat di mata birunya yang sudah berkaca-kaca.
"Meskipun kau tidak peduli, bisakah sedikit saja kau apresiasi hasil kerja kerasku yang berusaha membanggakanmu?" tanya Lesley dingin. Dia tidak akan mau kalah dengan ayahnya meskipun Louis sudah berkata cukup kasar padanya.
"Aku tidak pernah memintamu melakukannya." Louis memandangnya datar kemudian tersenyum miring."Hentikan usahamu selama ini, anakku. Kau tidak akan semudah itu membuatku bangga dengan apa yang kau lakukan sekarang."
"Setidaknya jangan abaikan Harley! Dia adikku, bagaimana bisa kau juga mencampur masalahkan soal kematian mama dan aku pada Harley yang tidak salah apapun?!" jerit Lesley yang tidak bisa menahan emosinya selama 5 tahun setelah kepergian Hailey.
Tiba-tiba sebuah tamparan melayang di pipinya membuat gadis muda itu terjatuh. Lesley menatap tidak percaya ayahnya sendiri yang menamparnya. Airmata yang ditahannya kini tumpah saat itu juga dibarengi dengan denyutan sakit di pipinya yang membuat telinganya berdenging. Untuk pertama kalinya, Louis menyentuhnya setelah kematian Hailey. Bukan dengan belaian di kepala ataupun kecupan penuh kasih sayang, tetapi sebuah tamparan keras yang membuat pipinya memerah disertai airmata yang mengalir.
"Sekarang kau sudah berani menaikkan nada suaramu, nona muda." Louis bangkit dari kursi duduk kesayangannya yang menghadap api unggun di depannya. Koran yang sedang dibacanya pun jatuh teronggok di atas karpet beludru yang sedang mereka pijaki. Matanya menatap penuh emosi pada Lesley yang masih menatapnya tidak percaya."Hanya karena prestasi yang kau raih itu saja kau berani bertindak kurang ajar padaku? Dasar anak gak tahu diuntung!"
Jantungnya seperti dihujam oleh ribuan pisau mendengar bentakan ayahnya yang menyakitkan. Lesley terisak pelan ketika ayahnya pergi meninggalkannya di ruang baca. Dia tidak menyangka sekian lamanya bertahun-tahun mereka tidak mengobrol ini adalah kalimat terpanjang yang Louis berikan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Hearts [END]
RomanceMereka berdua sekolah di tempat yang berbeda. Mereka berdua beda angkatan. Namun, mereka berdua sama-sama populer dan prestasi mereka tidak bisa diremehkan. Karena terkenal dengan dingin dan pendiamnya saat berinteraksi, mereka berdua dijuluki es ba...