Satu bulan kemudian.
"Kak Lesley, selamat pagi!"
Lesley membiarkan Nana mengecup pipinya yang sedang membuatkan bento untuk Harley dan Nana. Cewek itu terkekeh melihat Nana sudah siap di meja makan dengan wajah antusias.
"Selamat pagi, Nana." balasnya menyapa Nana yang sudah rapi dengan seragamnya mendatangi kediaman Vance.
"Kamu gak usah repot-repot bikinin bento buat Nana, Lesley."
Lesley mendongak dan menggeleng pelan."Gak apa-apa." jawabnya antusias sambil memutari dapur mengambil bola-bola nasi yang telah ia buat dengan isi udang. Tangan terampilnya segera membawa talenan berisi bola-bola nasi."Nah, bibi coba dulu bola-bola ini."
Kana, ibunya Nana terlihat kagum melihat bentuk bola-bola nasi buatan Lesley. Cara membuatnya saja dibuat unik. Ada bentuk wajah-wajahnya yang berbagai ekspresi dan dibuat lucu.
"Mah, cobain deh. Enak banget bola nasi buatan kak Lesley!" Nana mengambil bola nasi yang berwajah marah. Rautnya terlihat tergiur oleh makanan yang dibuat Lesley.
"Kamu berbakat, Lesley." Kana tersenyum ketika merasakan bola nasi buatan Lesley terasa gurih dan nikmat di mulutnya karena ada udang di dalamnya."Pantes Nana suka main kesini, pasti dia merepotkan kamu ya yang selalu memasak terus untuk dia."
Lesley menggeleng sambil meletakkan dadar gulung ke dalam bento milik Harley menggunakan sumpit."Aku suka memasak, bibi. Justru aku senang ada yang mau makan masakan aku."
"Kakak!! Kaos kaki aku dimana?" teriak Harley dari lantai 2. Terdengar suara gedebrak-gedebruk di atas karena Harley berlari-larian mencari kaos kakinya.
"Coba cari di jemuran belakang." balas Lesley dengan santai sedang menyicip saus asam manis buatannya.
"Ih Harley suka kebiasaan deh." Nana masih asyik memakan bola-bola nasi buatan Lesley mendengar kehebohan di rumah ini.
Kana yang memperhatikan Lesley begitu santai melakukan segalanya tersenyum lembut."Kamu sepertinya udah biasa dengan keributan di pagi ini."
Lesley melepas celemeknya dan menggantungkannya di dinding yang disediakan pengait di dapurnya. Dunianya. Cewek itu menyerahkan salah satu bento pada Nana membuat anak itu menjerit kegirangan selama di satu bulan yang penuh ini.
"Setelah kepergian mama, aku harus bisa melakukan segalanya." Lesley sedikit tercenung memikirkan hal ini, dia kini merapikan seragamnya yang berwarna biru dongker."Jadi, aku sudah terbiasa dengan keributan seperti ini."
Kana tahu bagaimana pahitnya masa lalu Lesley yang kehilangan ibunya di usia yang amat muda. Apalagi Louis sama sekali belum pulang dari luar negeri dan membiarkan anak-anaknya tinggal di rumah tanpa perhatian sedikit pun. Dia meninggalkan ART, sopir pribadi dan satpam di rumahnya serta uang yang dikemas dalam bentuk kartu diserahkan pada mereka yang padahal masih butuh bimbingan orangtua.
Karena itu Kana berniat meringankan beban Lesley dengan membantunya mengantarkan Harley ke sekolah. Sekaligus memantau keadaan mereka agar terkendali.
"Bibi dengar kamu sakit belum lama ini? Kamu baik-baik saja kan sekarang?" tanya Kana khawatir sambil mengelus kepala Lesley yang masih sibuk menutup bento milik Harley.
"Iya, aku udah sembuh kok." Lesley mengangkat bento milik Harley dengan semangat. Meskipun tidak tersenyum, bisa dilihat binar matanya bahwa cewek berambut merah tersebut sangat antusias hari ini."Harley! Kamu udah selesai belum? Ini bentonya udah jadi!"
"Iya! Ini aku turun!" Tidak lama kemudian muncul anak laki-laki menuruni tangga dengan seragam sekolahnya. Dia tengah membawa ransel yang masih tersangkut di salah satu bahunya sambil menyisir rambut pirangnya yang ikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Hearts [END]
RomansaMereka berdua sekolah di tempat yang berbeda. Mereka berdua beda angkatan. Namun, mereka berdua sama-sama populer dan prestasi mereka tidak bisa diremehkan. Karena terkenal dengan dingin dan pendiamnya saat berinteraksi, mereka berdua dijuluki es ba...