Rindu?

1.8K 143 1
                                    

Author Pov
Menjelang siang, baik Nara maupun Jaehyun tengah berada di tempat mereka bertemu dengan ayah, bunda nara.

"Bunda... Nara kangen bunda, nara pengen peluk bunda kayak dulu.." lirih nara di hadapan batu nisan tersebut

"Ayahh nara kangen ayah juga nara pengen ayah anter jemput nara kayak dulu. kalo ayah ada waktu nara kangen semua tentang kalian" pecah sudah tangisan nara lantaran tak kuasa menahan rindu yang sudah sangat melekat itu

Jaehyun yang melihatnya hanya bisa merasa sakit di hatinya melihat orang yang dia sayang dan dia cintai menangis seperti ini

Yang jaehyun lakukan hanya bisa memeluk nara di dalam dekapannya dengan lembut.

Flashback
5 tahun yang lalu di rumah sakit yg terbilang ternama ini

"Jaehyun.." lirih sang bunda

Jaehyun masih menatap wanita paruh baya tersebut dengan tatapan sendu sambil menggenggam tangan wanita itu.

"Iya bun.. jeje disini bunda mau apa?" Kini jaehyun menitihkan setetes air mata yg ia tahan agar tak mengalir dengan deras

"Jaga nara ya? Bunda ga akan lama lagi" suara lemah itu terdengar di telinga jaehyun dengan sangat sangat jelas

Jangan lagi, jangan ambil orang yang gue sayang tuhan.. -batin jaehyun menjerit

"Bunda ngomong apa hm? Bunda kuat kok dokter udah nanganin" jaehyun mencoba untuk tersenyum meskipun air mata di pipinya terus mengalir

"Maafin bunda ya nak..jaga nara, jaga nara layaknya adik kamu. Bunda sayang kalian.." suara parau itu perlahan melemah

"Bun, bunda, bundaaa, bun bangun bun!!!" Panik sudah jelas di raut wajah jaehyun

Dokter datang menangani wanita tersebut namun naas tuhan berkehendak lain, wanita itu sudah tak bernyawa lagii.

Jaehyun histeris tentunya. orang yang selama ini telah mengurusnya seperti anaknya sendiri meninggalkan dirinya dengan adik kecilnya ini untuk selama lamanya.
.
.

Di ruangan lain 2 orang terbaring lemah dengan kabel yang menempel dimana mana

Jaehyun sudah tak kuat sebetulnya untuk melihat keadaan 2 orang tersebut.

Alhasil ia menunggu sambil termenung menatap kepergian sang bunda

Dokter lainnya keluar dari ruangan tersebut.

"Keluarga jung?"

"Iya dok saya sendiri" berdiri dengan lemah tentunya.

"Syukurlah adik anda selamat walaupun masih butuh proses dalam penyembuhan"

Jaehyun senang bukan main ia tersenyum sambil menitihkan air matanya kembali. ia baru saja kehilangan orang yang ia cintai tapi ia sedikit terobati atas keselamatan adik tersayangnya itu.

"Syukur kalo gitu dok terima kasih banyak dok. Ayah saya?"

"Mohon maaf nak, ayah anda sudah tidak bernyawa disaat perjalanan menuju kesini, sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar besarnya"

Jederrrr!! Bagai ditusuk ribuan anak panah jaehyun langsung tertunduk lemas, senyum bahagiannya langsung lenyap seketika digantikan dengan tangis penyesalan.

"Ayahhhh!!!!" Tak kuasa menahan tangisnya persetan ia sedang berada di mana.

Baik ayah, bunda, maupun nara mereka mengalami kecelakaan mobil selepas liburan sekeluarga di salah satu villa keluarganya, jaehyun tak hadir dalam liburan tersebut karena di sekolah nya sedang menjalani ujian yang tentunya tidak bisa dihindari.

Waktu itu kejadiaannya sangat singkat dikarenakan hujan lebat beserta jalan berkerikil sang ayah tak dapat menjaga keseimbangan terjadilah insiden mobil keluarga jung masuk jurang hingga menewaskan ayah, dan bunda nara.

Flashback off.

"Cepp sayang jangan nangis muka beler tuh, lagian mereka pasti udah seneng kok ngeliat kamu bisa bahagia sama aku" -jaehyun

Nara masih tetap menangis, tak menggubris kata kata yang terlontar dari mulut sang kakak angkat nya itu.

"Ra udah elah kasian bunda sama ayah kalo lo lemah gini, mereka pasti gasuka liat lo gini, begitu juga gue. Gue paling benci ngeliat orang yang gue sayang sedih kayak gini gue gasuka, hati gue ikut sakit ra" masih sambil mengelus rambut nara dengan sayang tapi nada bicara jaehyun kali sedikit tak tahan melihat adiknya menangis terus menerus

Nana masih saja mengabaikan jaehyun yang sudah jelas berbica untuk menghentikannya menangis.

Nara dengar. Tapi ia terlalu malas untuk bicara.

"Ra kalo kamu masih nangis kakak ga akan bawa kamu kesini lagi" suara jaehyun sedikit dingin.

Nara akhirnya berhenti menagis walaupun masih terisak.

"Udah ya? Jangan nangis terus. Maaf tadi kakak galak ke kamu" jaehyun memegang pipi chubby adiknya tersebut dengan lembut mengusap sisa sisa air mata nara.

Nara menggeleng.

"Gapapa kok, kakak bener. Gue ga seharusnya nangisin mereka, mereka udah tenang gue nya aja yang belum sepenuhnya rela ditinggal mereka" sambil tersenyum manis sesekali memandang dua batu nisan yang  sejajar itu.

Grep.

Nara memeluk sang kakak dengan erat. Kepalanya pas sekali berada di dada bidang jaehyun. Kalo dilihat pelukan nara seperti sulit untuk dilepaskan.

"Kak jeje maafin aku udah ngerepotin kakak selama ini, aku tau kita bukan sodara kandung tapi aku sayang sayang banget sama kakak, makasih ya kak udah mau jagain aku, makasih udah mau rawat aku sendirian, jangan tinggalin aku je" nara berucap sambil menahan tangis nya itu.

Gue cinta ra sama lo, gue mau lo milik gue seutuhnya. Gue ga akan tinggalin lo sampai kapanpun peduli setan kita kakak adek atau apapun selagi itu ga sedarah menurut gue itu ga salah. Dan gue yakin gue bisa milikin lo. Tunggu gue ra -batin jeje

"Ga akan tinggalin kamu aku janji"
"Yaudah yuk pulang panas nih item kulit aku nanti kayak kamu" -goda jaehyun sambil terkekeh melihat mimik wajah sang adik yang sudah kesal

"Ihh nyebelin siapa yang item coba?? Lagian ya cowo terlalu putih tuh jelek!"

"Rasis kamu, aku tuh mau item mau putih tetep ganteng tau" jaehyun

"Bodoah terserah, ayok pulang! Katanya mau pulang" masih dengan mada yang kesal bukan main.

Gemas.

Satu kata yang terucap di batin jaehyun.

"Iya tuan putri yuk pulang"

.
.
.
.
.

Hai gais yaAllah masih ga nyangka aja gitu gue nge publish cerita gaje ini plus bahasanya campur pula diantara baku dan tydck:")

Baca aja deh ya!

Eh iya vomment yak! Kali ini gue gak iseng bikin ceritanya HEHEHE

MINE •Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang