||Prolog🌺

415 23 8
                                    

Jangan lupa vote meskipun datanya gak dinyalain:) vote dari kalian dapat menghidupkan semangat saya.

Terimakasih:)

🌺

"Ayah..." Denia memegang tangan ayahnya yang sudah keluar rumah dengan satu koper besar di tangannya. "Ayah mau kemana?"

Lelaki itu tidak menjawab, ia langsung menghempaskan tangan putrinya lalu menatap sang istri yang sudah dibanjiri air mata. "Saya tidak akan meminta maaf atas kepergian saya dari kalian, saya rasa ini adalah jalan yang tepat. Jangan ada lagi yang memanggil ayah. Saya sedang menjaga perasaan keluarga baru saya." Ujarnya sambil berlalu pergi mengendarai mobil silver yang masih kinclong.

Lain dengan Rina, air mata yang semula mulai mengering kini kembali mengalir lagi setelah mendengar kalimat menyakitkan dari mulut suaminya. Rina tidak pernah menyangka jika suami yang disayanginya itu akan pergi meninggalkannya demi keluarga barunya. Sungguh, Rina sesak dengan keadaan ini.

Rina berjongkok lalu memeluk Denia yang juga tengah menangis. Anak berusia 8 tahun itu terus meratapi kepergian mobil ayahnya. "Mama, ayah bakal pulang lagi 'kan? Ayah bakal kembali lagi 'kan?"

Meski mustahil, Rina tetap mengangguk demi menenangkan Denia. "Ayah pasti kembali, jangan menangis." Rina memeluk Denia semakin erat. Denia tersenyum mendengar ucapan mamanya, sementara Rina semakin terisak. Isakannya menggambarkan sebesar apa luka yang ada di dalam hatinya.

Setelah bertahun-tahun kemudian, ayahnya benar-benar kembali. Tapi bukan kembali untuk dirinya, melainkan untuk keluarga barunya.

Denia mulai faham, ternyata ayahnya itu adalah lelaki terburuk yang pernah ia kenal.

Pria yang dulu mendedikasikan hidupnya hanya untuk Denia, kini berada di seberang sana dengan istri dan juga anaknya yang masih terlihat asing di mata Denia. Sialnya, kini mereka menjadi tetangga.

Tunggu, saat dilihat-lihat anak laki-laki yang selalu dipeluk ayahnya itu terlihat seperti sebaya dengannya. Jika ayahnya pergi 1 tahun yang lalu, mengapa anaknya sudah sebesar itu? Sungguh, Denia kecil masih belum mengerti.

"Ayah jahat, ayah bikin Denia sama mama menderita. Ayah gak punya hati." Ucapnya di sela-sela sesenggukan. Air mata yang dulu tak pernah tumpah, kini menjadi mengalir setiap harinya. Ia iri ketika melihat anak laki-laki yang selalu dipeluk ayahnya. Denia pernah ada di posisi itu, tapi sekarang Denia hanya bisa melihatnya dengan tatapan sendu.

Hingga akhirnya, Rina pindah ke tempat lain. Ia terpaksa harus meninggalkan rumah mewahnya dan tinggal di rumah kecil bersama Denia. Ia berusaha agar mereka tak melihat laki-laki biadab itu lagi.

Inilah Denia, ia tak pernah memiliki dunia yang indah. Hidupnya penuh isakan, bagai badai yang tidak pernah diakhiri oleh pelangi.

🌺

Sebenernya cerita ini udah lama aku buat. Jadi aku lanjut aja hhe, soalnya sayang kalo dibuang.

Don't forget to VOTE, COMMENT, and FOLLOW, Guys!

Writer
irmaalwie

Writerirmaalwie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Miserable Gardenia [Revisi Dulu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang