POTONGAN CERITA PART TENGAH

66 6 5
                                    

"Cinta itu tak perlu yang namanya bersama, namun bisa mengerti apa itu rasa"

∆∆∆∆

Matahari bersinar dengan indahnya, mulai berani untuk mengintip dibalik jendela. Burung-burung berkicau bak alunan musik yang sangat indah nan merdu. Ayam berkokok dengan gagahnya membangunkan orang-orang yang masih setia dengan bantalnya.

Naomi terbangun dari tidurnya, ia merasa ada sebuah tangan kekar yang memeluknya. Naomi sudah biasa dengan situasi ini, dipagi hari yang pertama ia rasakan adalah pelukan hangat dari Naufal sang suami tercintanya yang beberapa bulan yang lalu mengucapkan ijab obil didepan penghulu.

Naomi memandang wajah Naufal yang sanga tampan, wajahnya yang polos ketika tidur yang tak sama bila matanya terbuka. Semua yang berada diwajah Naufal terpahat sempurna, hidung mancung, rahang yang kokoh, bulu mata lentik, bibir yang merah alami tak mampu membohongi bahwa Naufal sangat sempurna. Di usia yang baru ingin menginjak 19 Naufal sudah memiliki kewajiban yang sangat besar di sebuah perusahaan terbesar dijakarta. Itu yang membuat Naufal banyak digandrungi oleh remaja-remaja saat ini.

Naomi terus menatap lekat Naufal, membelai setiap inci wajah suaminya itu. Tangan Naomi berhenti pada bibir ranum milik Naufal, memperhatikannya dengan senyum yang sudah sedari tadi tercetak diwajah cantiknya. Tanpa sadar Naomi mendekatkan wajahnya ke wajah Naufal, mencium bibir indah Naufal.

Saat Naomi ingin menarik wajahnya kembali keposisi semula, Naufal menahan tekuk leher Naomi untuk memperdalam ciumannya. Awalnya lematan itu lembut, namun lumatan itu berangsur semakin menuntut membuat Naomi susah payah untuk melepaskannya. Hingga saat Naomi kekurangan pasokan oksigen barulah Naufal melepaskannya.

"Morning kiss, yang," ucap Naufal sambil menaik turunkan alisnya bak sang penggoda handal.

"Idihh, itu namanya bukan morning kiss tapi maunya yang lebih!" mendengar ucapan Naomi, Naufal hanya menyengir kuda, menggaruk tekuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Kan kamu yang mancing, yang," alibi Naufal yang membuat Naomi hanya memutar bola matanya malas.

"Yang, yang pala lo peyang!!" geram Naomi lalu melenggang pergi meninggalkan Naufal yang berusaha memejamkan kembali matanya, melihat itu membuat Naomi naik darah. Bagaimana tidak tadi dia sudah sudah bangun sekarang berusaha tidur lagi mau laki-laki ini apa sih?? Naomi mengerti bahwa hari ini hari libur tapi setidaknya Naufal bisa membantunya bukan untuk bermalas-malasan seperti orang kebanyakan. Naomi tau bahwa suaminya itu juga sangat lelah, pergi pagi pulang malam banting tulang untuk menafkahinya. Seperti yang dia katakan oleh Ayahnya bahwa Naufal harus menafkahi dirinya, Naufal juga berusaha untuk mandiri ia tak ingin bergantung kepada kedua orang tuanya. Naufal ingin menafkahi istrinya dengan hasil kerja kerasnya sendiri Naomi mengerti itu namun, disisi lain keluarganya dan juga keluarga Naomi belum sepenuhnya memberikan kepercayaan penuh kepada Naufal karena baru saja Naufal tamat dibangku Sekolah menengah atas belum memiliki pekerjaan yang tetap, itu membuat Ayah Naufal sangat berani memberikan jabatan penuh atas perusahaannya. Selama masa jabatan Naufal, Naufal sering pulang malam namun ia menyempatkan untuk mengabari istrinya itu. Naomi yang mengerti dengan situasi ini pun tak mempermasalahkannya toh suaminya pulang malam bukan untuk hal yang macam-macam tapi hanya untuk mencari nafkah untuk menghidupi istri dan anak-anaknya kelak.

Naomi menghentikan lamunannya, berusaha sadar akan apa yang ada di hadapannya itu. Ia menatap wajah Naufal yang sudah kembali kedalam mimpinya yang tadi sempat tertunda.

"WOI!!!! BANGUN GAK LO, SUAMI LAKNAT!! BANG-"

"Berisik banget sih lo??" potong Naufal dengan cepat ia tak bisa membiarkan istrinya itu teriak-teriak diapgi buta seperti ini ,apa kata tetangga nanti?? Ckckck.......

"Bangun gak lo, BANGUN!!!" merasa diabaikan dengan Naufal, Naomi mulai gencar untuk membangunkan suami lucknat nya itu. Ia menaiki perut Naufal, berbaring diatasnya lalu memulai aksinya yang ia yakini mampu membuat Naufal bangun tergopoh-gopoh.

"Yang, bangun dong??" ucap Naomi lebih terkesan berbisik, membelai lembut rahang kokoh Naufal. Naufal yang merasakan itu awalnya hanya biasa saja hingga pada saat Naomi yang sangat gencar dengan semua itu membuat Naufal tak bisa menahan gairahnya.

"Yang??" panggil Naomi.

"Hmm.." jawab Naufal yang masih menikmati setiap sentuhan dari istrinya itu.

"BANGUN GAK LO!! ATAU LO......" gantung Naomi.

"gak dapat jatah malam ini??" mendengar itu, membuat mata Naufal otomatis terbuka sempurna, menyingkirkan Naomi yang tadi berada diatasnya berpindah kesampingnya. Naomi hanya terkikik melihat tingkah suami konyolnya itu.

"Ini yang, aku udah bangun, udah melek, udah berdiri mau kekamar mandi." ucap Naufal, lalu mengangunkan kakinya menuju kamar mandi, sedangkan Naomi hanya menggeleng melihatnya segitu inginnyakah suaminya itu??.

Nyatanya tak semua yang dilakukan dengan pasangan harus romantis, tapi harus bisa untuk membuat suasana menjadi nyaman bukan mencengkram.

∆∆∆∆∆∆

Setelah selesai membersihkan diri, Naufal berjalan menurungi anak tangga untuk menemui istrinya yang ia yakin sedang berkutat dengan bahan-bahan dapur untuk membuatkannya sarapan.

Saat sudah sampai didapur, ia dibuat menganga dengan keadaan dapurnya bak kapal pecah. Semua tak berada ditempatnya, berantakan, berserakan kemana-mana. Naufal melihat Naomi yang masih sibuk dengan semua bahan dapur. Rambut diikat asal, clemek yang Naomi gunakan sudah jatuh kelantai. Sungguh kacau keadaan seperti ini sepertinya harus Naufal jugalah yang turun tangan untuk mengatasi kekacauan ini.

Naufal berjalan mendekati Naomi, memeluk dari belakang istrinya itu.

"Awhs!! Naufal sakit tau!!" gerutu Naomi saat jarinyanya mengeluarkan darah, Naufal meraih jari Naomi yang darahnya merembes keluar. Membersihkan darah itu, pelan tapi pasti darah itu tidak keluar lagi. Diraihnya kotak p3k dilaci, mulai lihai mengobati jari istrinya itu. Naomi hanya mampu menatapnya dengan senyum yang mengembang di pipinya.

"Makasih," ucap Naomi saat Naufal sudah selesai membersihkan sekaligus mengobati lukanya.

"Aku gak mau kamu terluka, karna aku sayang sama kamu." jawab Naufal.

"Iya aku tahu."

Cup....

Cup......














Nyatanya kebahagian bukan karna uang yang melimpah tapi kasih sayang yang nyata.








^^^^^^^












Istrinajimin


















Hsn_wti





















Rchskmnci

COUPLE??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang