Be Friend?

77 9 0
                                    


"Baiklah, seperti yang kalian tahu kelas Olimpiade akan dilaksanakan setiap hari sabtu jam 8.00 pagi sampai 3.00 sore. Kelas pertama kalian akan dimulai Sabtu ini ya.." Kata Kim Saem.

"Ne saem~" Sahut Kuanlin dengan senyuman bahagianya.

Kim Saem melirikku yang memasang wajah jenuh ini. Banyak sekali hal yang membuatku kesal. Mulai dari pasanganku di kelas ini adalah orang yang paling aku kesali, selain itu orang yang aku harapkan untuk berpasangan dengannya malah berpasangan dengan temanku di pelajaran Kimia.

"Apa ada yang menggangumu, Lee Seo Yeon?" Tanya Kim Saem.

"Aniyo Saem." Jawabku.

Tapi aku berpikir lagi, apa aku perlu memberitahu hal busuk yang aku lihat kemarin saat tes?

Ya, aku perlu!

"Saem! I have something to tell you!" Ujarku mantab. Hilang sidah rasa kesalku saat itu, aku benar-benar bersemangat saat ini.

"Yes, just tell me now." Jawabnya santai.

"Aniyo saem, Just two of us." Ucapku. Aku melirik kearah Kuanlin seakan memintanya untuk pergi sekarang juga. Alis mataku naik turun mengkodenya agar pergi.

Kuanlin membuka mulutnya seakan paham dan mengangguk pelan padaku.

"I'm sorry. I'll go home then. See you." Kata pria Taiwan itu dengan senyuman sok polosnya.

Langkah demi langkah dia keluar dari kelas ini. Kelas 1-3, yang selanjutnya akan dijadikan kelas Olimpiade Bahasa Inggris setiap hari Sabtu pagi.

Begitu memastikan Kuanlin keluar, aku langsung angkat bicara.

"Aku melihatnya mencontek saat tes Olimpiade kemarin saem! Apa yang kau pikirkan? Apa jawaban Lee Dae Hwi kurang memuaskan?" Tanyaku, nadaku saat ini benar-benar menunjukkan jika aku kesal.

Kim Jae Hwan Saem itu hanya cengar-cengir seperti orang gila.

"Essay Lee Daehwi sangat tidak berbobot, lagipula Ia banyak salah grammar. Haruskah aku memilihnya? Aku juga memilih siswa berdasarkan kesehariannya. Kau hanya belum kenal Kuanlin dengan baik. Saya tahu kamu kesal karena kejadian hari itu. Dia sebenarnya sangat baik dan pintar, saya tahu jelas. Mencontek? Kurasa mungkin dia yang memberi jawaban, bukan yang diberi jawaban." Jelas guru Bahasa Inggrisku itu.

Aku menganga langsung.

"Are you crazy, Mr.Kim? Memberi atau diberi itu sama saja. Mencontek adalah tindakan paling pengecut di dunia! Hanya orang bodoh yang melakukannya!" Ucapku dengan kasar. Aku tak sadar, emosi ini menuntunku pada amarah.

"Pulanglah. Kau butuh istirahat. Kau akan sadar begitu mengenal pria asal Taiwan itu dengan baik. Sampai jumpa hari Sabtu!~"

Begitu selesai bicara, Ia tersenyum padaku dan pergi meninggalkanku sendirian di kelas ini.

***

Pagi ini, seperti biasa aku diantar Ayahku ke sekolah. Meski kau pikir biasanya orang kaya itu tidak dapat perhatian yang cukup dari orang tuanya, not for me. Aku mendapatkannya, bahkan lebih dari yang kau bisa pikirkan.

"Appa, bisakah nanti kau menjemputku sedikit terlambat, kurasa aku ada urusan nanti. Aku akan menelfonmu jika sudah selesai." Ucapku ketika sudah keluar dari mobil. Aku berbicara melalui kaca mobil padanya.

"Arasseo." Jawabnya dengan tersenyum.

Aku membalas senyumannya itu, "Terimkasih Appa, sampai jumpa nanti~" Ucapku.

REVERSE || Lai Kuanlin (Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang