Chapter Four Part A

42 3 3
                                    

"True love is like ghosts, which everyone talks about and few have seen."

By Francois de La Rochefoucauld

-0-

Aku benar-benar tak menyangka seorang Dika yang kukenal sebagai orang yang benar-benar baik ternyata tega untuk mengata-ngatai aku seperti itu. Aku yang selama ini mengagumi bahkan menaruh hati padanya tak bisa mempercayai bahwa Dika adalah seorang yang jahat. Dia tak ubahnya seperti orang-orang yang dulu menyakitiku. Aku tak mengenal sosok Dika yang tadi.

Hatiku sangat sakit mendengar hinaan dan bentakan Dika tadi. Setelah sekian lama aku tidak mendengar cacian tersebut. Setelah aku terbiasa untuk tidak merasakan sakit hati yang mendalam, kini aku dihadapkan pada situasi yang sama seperti yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Ya Tuhan, aku benar-benar tidak siap menghadapinya. Aku benar-benar tidak siap jika harus mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Dika, seorang yang hamba cintai. Badanku bergetar semakin hebat. Air mataku tidak bisa kuhentikan. Cacian dan makian Dika tadi masih dapat terdengar jelas di telingaku. Aku bisa mendengar suara-suara cacian serupa di kepalaku. Ingatan-ingatan yang sudah lama kupendam kini muncul di kepalaku.

Do I deserve to live? Do I deserve to be happy? Should I end my life here? Pikiranku benar-benar kacau. Aku tidak bisa berpikir jernih. Apa aku perlu menabrakkan diri di jalan raya di depan sana? No! No! Kiki Azka you can't do that! You've been here before! Yes, aku pernah menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak sendirian. Aku tidak boleh berpikir yang tidak-tidak. Aku harus meminta bantuan. Aku tidak boleh sendirian di saat seperti ini or I will do self-harm. Aku lalu meraih ponselku dan menelepon Yudha meski dengan suara yang bergetar.

"H-ha-halo, Yud, ka-kamu dimana? Anterin aku ... please Yud ... anterin aku pulang ya ... a-aku nggak tau lagi harus minta tolong sama siapa ... a-aku di deket kosan Dika, Yud ... ."

Aku tidak bisa berhenti menangis. I don't why it can be this hurtful. I'm so heartbroken. I can't stop trembling. Seperempat jam kemudian aku bisa mendengar suara seseorang yang sedang berlari dengan tergesa-gesa dan kemudian aku bisa merasakan ada yang menyentuh kedua bahuku. Kuangkat wajahku dan aku bisa melihat wajah Yudha yang tampak sangat khawatir. Aku lalu memeluk Yudha erat-erat. Aku benar-benar butuh sandaran saat ini. Aku tidak sanggup melaluinya sendirian. Yudha membalas pelukanku dan menenangkanku.

Setelah aku berhasil menguasai emosiku kembali. Yudha melangkah menuju rumah kost Dika tetapi berhasil aku cegah.

"Yud, ayo kita pulang. Aku mau pulang."

"He did that to you, didn't he? I won't let it go easily. I won't forgive him." Sorot mata Yudha tampak berapi-api.

"Nanti aku ceritain tapi sekarang kita pulang dulu ya, Yud. Please ...."

Yudha menghela napas dan mengalah. Ia menuruti permintaanku untuk mengantarku pulang. Selama perjalanan kami tidak bercakap apapun. Aku masih berusaha membangun kembali tembok pertahanan emosiku yang tadi hancur berkeping-keping. Aku masih tidak percaya atas apa yang baru saja terjadi. Tadi pagi semuanya baik-baik saja. Kami mengawali hari dengan sempurna, dengan senyuman tetapi kini sangat tidak masuk akal. I want to break this silence, this is absurd. Yudha never keep silent like this, usually he always say something to entertain or even to ridicule me.

"Yud, maaf ya ... gara-gara aku acara kamu sama temen-temen kamu jadi kacau." Aku mencoba membuka percakapan tetapi tidak ada balasan apapun dari Yudha. Aku meliriknya untuk mencoba membaca air wajahnya tetapi kali ini ia tampak datar. Matanya fokus ke depan seolah sedang berkonsentrasi untuk mengendarai kendaraan. Aku menghela napas. Kali ini aku yakin Yudha sedang marah. Aku semakin merasa bersalah. Aku tidak berani menatap matanya. Aku memilih untuk menatap ke luar kaca mobil dengan harapan agar aku lost in thought instead sambil melihat pemandangan sore hari di kota Bandung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reach For The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang