Part 5

4.9K 250 4
                                    

Jangan lupa vote + comment yaa:*

"Keluar" ucap orang itu

Rissa langsung keluar dari mobil hitam itu dan masuk ke dalam rumah besar nan mewah itu.

"Duduk"

Rissa duduk dan diam menatap lantai yang menurut nya lebih menarik daripada orang yang duduk diseberang nya.

"Ngapain papa bawa pulang, anak gak tau diri ini kemari?" ucap seorang wanita sambil melirik Rissa sekilas.

Ya mereka adalah orang tua Rissa.

"Kamu kemana selama seminggu Rissa?"
tanya papa Rissa dengan nada penuh penekanan.

Rissa bungkam tak mau menjawab pertanyaan dari orang yang selalu membuat hari - hari nya seperti di neraka.

"JAWAB CARISSA!"
bentak papa Rissa dengan melempar vas bunga yang ada di ruangan itu.

Rissa tau papa nya sangat marah saat ini, karna ia tak memanggil kata 'Rissa tapi 'Carissa.

"Apa urusan nya dengan anda?"

Rissa mendongakkan kepalanya untuk menatap orang yang ia sebut 'papa.

"Saya itu papa kamu Rissa, saya sudah mengeluarkan banyak uang untuk menyekolahkan kamu!"

Rissa langsung berdiri dari duduknya.

"Ck papa? Apa anda tidak salah tuan wijaya? Apa pantas seorang ayah menampar bahkan menyiksa anak perempuannya sendiri?" bentak Rissa

Wijaya langsung menampar pipi putrinya dengan keras hingga ada bekas memar di pipi indah milik Rissa.

"Jaga mulut kamu! Kamu gak bakal hidup tanpa uang saya! kamu itu hanya benalu di keluarga saya, kamu itu membebankan kami semua!ngerti kamu!"

Rissa tak kuat menahan beban nya sendiri hingga ia terjatuh dilantai.

Rissa lebih memilih ditampar berkali - kali daripada harus mendengar kata - kata pedas yang dikeluarkan oleh ayah nya sendiri.

'Sakit itu yang selalu dirasakan oleh Rissa setiap hari.

Sepertinya semesta marah pada Rissa hingga membuat Rissa tak bisa berdiri lagi seperti hari - hari sebelumnya dengan kenyataan yang sekarang ia dengar, bahwa ia hanya benalu di keluarga wijaya.

'apa bener yang papa bilang, aku cuma memberi beban pada keluarga ini' batin Rissa

"Masuk ke kamar Rissa!" ucap mama Rissa

Rissa berusaha berdiri dan lari ke dalam kamarnya yang terletak di lantai dua.

Didalam kamar Rissa langsung menangis dan masuk ke dalam kamar mandinya untuk melakukan kebiasaannya.

Kalau kalian berfikir Rissa akan melukai tubuhnya kalian salah.

Rissa tak ingin melakukannya karna ia tau , tak ada gunanya menyakiti diri sindiri.

Malah Rissa merasa bahwa itu bisa menambah rasa sakit dihati dan fisiknya.

Rissa di kamar mandi hanya berdiri di depan cermin dan melihat betapa hancurnya dia sekarang.

Rissa terus menangis hingga ia berfikir keluar dari rumah adalah salah satu caranya untuk bisa membuat orang tua Rissa tak lagi merasa terbebani olehnya.

Dengan yakin Rissa langsung menghapus air matanya, dan keluar dari kamar setelah menelpon seseorang untuk menjemputnya setelah itu Rissa langsung memotong kartu nya dan membanting handphone tersebut sampai hancur.

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang