Jangan lupa vote + comment yaaa:*
Maaf typo bertebaran***
"Maaf sir, tapi kenapa anda ingin mencabutnya?"
"Karna ..."
***
"Karna untuk apa saya membiayai anak bodoh seperti dia" ucap wijaya santai
Lagi - lagi Rissa merasa ada benda tajam yang menusuk hatinya yang sudah terluka menjadi lebih parah
Rissa menahan tangis nya dan memasang senyum manis yang selalu ia tunjukkan kepada kerasnya semesta yang mempermainkan kehidupan nya.
"Tapi sir, setau saya Rissa termasuk siswi yang selalu membanggakan nama sekolah ini" ucap Rissa tenang dan jangan lupakan fake smile yang selalu hadir di bibir mungil nya itu.
"Sudah lah nona saya kesini hanya ingin mencabut berkas atas nama Carissa dan seperti nya saya ada janji terima kasih dan selamat siang" setelah mengatakan itu Wijaya langsung keluar dari ruangan Rissa
"Siang juga pa" gumam Rissa
Rissa hanya menatap kursi yang ada dihadapan nya dengan tatapan kosong dengan bulir kristal yang siap mengalir ketika mata itu berkedip
Rissa menghela nafas pelan dan seperti kalian duga aliran bulir kristal itu lolos dari kedua mata indah nya
"Rissa bodoh? Ya Rissa bodoh karna tak bisa membenci kalian seperti kalian membenciku"
"Rissa bodoh karna Rissa selalu merasa baik - baik saja saat bertemu kalian dan mereka semua"
"Rissa memang bodoh pa" ucap batin Rissa
Dengan isak tangis yang masih memenuhi ruangan tersebut, Rissa memanggil salah satu orang kepercayaan nya di sekolah miliknya itu untuk mencabut semua berkas milik dirinya sendiri
Tak lama bel istirahat berbunyi,namun Rissa tetap duduk dikursi kebesaran nya dengan tatapan kosong
"Apa kalian ingin aku pergi? Jika itu bisa membuat kalian bahagia Rissa akan melakukan nya" batin Rissa
Dengan keyakinannya Rissa menyuruh orang kepercayaan nya untuk mengurusi berkasnya dan pergi dari kota masa kecil yang penuh dengan 'kesedihan' untuk beberapa bulan ke depan
Setelah merasa lebih baik, Rissa mengganti penampilan nya kembali dan pergi ke kelas nya dengan senyum manis yang selalu menghiasi wajah cantik nya.
"Rissa langsung mengambil tas nya dan pamit kepada guru pengajar yang baru saja masuk ke dalam kelas nya untuk pulang terlebih dahulu
Nathan hanya diam menatap punggung Rissa yang semakin menjauh dengan tatapan datar
___
"Siapkan pesawat saya satu jam lagi"
Setelah mengatakan itu Rissa mematika telphone nya dan pergi mengendarai mobil nya ke bandara
Saat di perjalanan Rissa sempat mengirim pesan kepada kekasihnya'
To : Nath
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE
Teen Fictionapa yang kalian rasakan saat orang tua mu tidak memperdulikan mu, dan kamu selalu merasa terabaikan? sedih? kecewa? atau mungkin ada yang berfikir menghilang dari dunia agar kalian tau sebenarnya mereka merasa kehilangan, khawatir dan pergi mencar...