Two plan

3.4K 320 58
                                    

Sasuke segera menyapa ibunya di pagi hari. Tanpa menyadari pandangan mata yang menatap dirinya, ia membuat susu hangat untuk Sakura. Mikoto tidak lagi heran dengan mimik wajah penuh senyum putra bungsunya ini. Dari kedatangan Sasuke ke mansion ini, Sasuke memang sering tersenyum dan hangat. Tapi melihat Sasuke yang membuat susu untuk Sakura, Mikoto agak curiga dengan hubungan putranya dengan Sakura. Memang Sasuke bersedia menikahi Sakura demi sang bayi. Tapi kenapa saat ini sikap Sasuke seolah bayi yang dikandung Sakura adalah miliknya, bukan milik kakaknya?

Mikoto menggelengkan kepalanya untuk menepis pikiran yang melintas. Entah bayi siapapun yang dikandung Sakura yang penting itu berdarah Uchiha.

"Sayang, kau bahagia sekali, eh?"

"Tentu saja, bayi itu. Aku harus segera menyiapkan pernikahan kami." Ucap Sasuke.

"Oh, ibu jadi bersemangat." Mikoto langsung mengambil telepon untuk menyiapkan acara pernikahan Sasuke. Melihat itu Sasuke menghentikan Mikoto.

"Ibu, Ino Yamanaka cukup bagus sebagai desainer sekaligus wedding organizer. Tidak perlu mencari WO yang lain."

"Baiklah, baiklah. Ibu akan menemuinya."

"Lebih baik jika ibu mengajak Sakura jalan-jalan. Dia pasti bosan diam di sini tanpa kegiatan."

Mikoto semakin tidak mengerti dengan sikap Sasuke. Tindakannya ini benar-benar seperti dia yang jatuh cinta dengan Sakura.

'jangan-jangan' batin Mikoto.

"Nak, apa kau sebenarnya mencintai Sakura?" Mikoto meneliti ekspresi yang akan ditampilkan Sasuke ketika mendengar pertanyaannya.

Sasuke menghentikan kegiatannya sejenak, lalu tersenyum pada ibunya.

"Aku tergila-gila dengannya ibu."

Mikoto tertegun dengan jawaban Sasuke. Apalagi mata Sasuke memancarkan perasaan yang tulus.

"Jadi..." Mikoto bingung dalam memilih kata-kata yang cocok untuk menebak perasaan Sasuke saat Itachi dan Sakura menjalin hubungan.

"Apa kau diam-diam mencintai kekasih kakakmu saat dia masih hidup?" Mikoto sedikit mengepalkan tangannya.

Sedangkan Sasuke mendesah jika mengingat perlakuannya terhadap Sakura dan berakhir menyesali perbuatannya saat Sakura menjalin hubungan dengan kakaknya.

"Dia adik kelasku Bu, tapi saat Sakura dulu mengagumiku. Aku malah membuatnya dibully."

"Karena dia gadis berisik, miskin dan norak."

" ..."

"Karena tidak tahan dengan serangan yang aku dan teman-teman lakukan, dia memilih cuti dan bertemu dengan kakak."

Sasuke tersenyum miris. Betapa bajingan dirinya kala itu.
Mikoto melonjak kaget. Tangannya menutup bibirnya yang terbuka karena tidak percaya dengan perbuatan anak bungsunya.

"Saat itu Sakura masih berpenampilan culun, tapi kakak bisa langsung jatuh cinta pada Sakura. Dia membantu Sakura menjadi model dan menjadi kekasihnya."

"Lalu apa yang terjadi padamu?"
Tanya Mikoto.

"Aku menyesal dan jatuh cinta padanya. Diam-diam aku mengirim hadiah dan bunga padanya, tapi terlambat. Sakura sangat mencintai kakak."

Mikoto duduk di sofa. Tenaganya seolah hilang dari hidupnya. Mikoto menutup mulutnya karena tidak ingin mendengar kata-kata yang bisa menyakiti hatinya. Dia tidak ingin mendengar jika putra bungsunya mensyukuri kematian sang kakak.

"I..iya, aku akan mengajak Sakura."

Sasuke terdiam mendengar nada suara ibunya yang gugup. Pasti ibunya telah salah paham padanya.
"Ibu, aku menyayangi kakak. Tak perduli bagaimana perasaanku, melihat mereka berdua bahagia...aku juga turut bahagia."

Another SoulsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang