Heart Attack (1)

4.3K 337 82
                                    

Kotor dan Hina.

Itu yang dirasakan Krystal sekarang, dirinya berada dibawah guyuran air shower. Mencoba menghilangkan bekas-bekas tanda yang ditinggalkan oleh pria-pria bajingan yang tidak dirinya kenal.

Krystal hanya bisa menangis sejadi-jadinya, meratapi nasib sial yang harus dia dapat saat ini. Tidak mungkin ia bercerita pada kakak lelakinya. Tentu saja itu akan menjadi beban dan pikiran bagi kakaknya itu.

Terlebih saat ini, Krystal adalah tanggung jawab penuh sang kakak.

Ia baru seminggu berada di Jakarta namun sudah mendapati kesialan yang tidak pernah diinginkan semua wanita. Ia diculik bahkan diperkosa oleh 2 orang pria yang tidak dirinya kenal.

Malam itu Krystal menggerutu hebat, kakaknya memberitahu jika ia tidak bisa menjemput Krystal dikampus karna ada rapat penting, jadi Krystal disuruh pulang duluan.

Hampir setengah jam menunggu taksi dihalte dekat kampusnya tiba-tiba ia didatangi 2 orang pria yang tidak ia kenal sama sekali.

Tentu saja Krystal merasa tidak enak apalagi saat lelaki pertama mencoba menyentuhnya. Namun belum sempat ia meninggalkan tempat itu kedua lelaki itu dengan cepat menyeret dirinya masuk kedalam sebuah mobil hingga pingsan. Krystal sudah meronta bahkan berteriak namun tidak ada satupun orang yang lewat karna jalanan disana benar-benar sepi.

Krystal terbangun disebuah kamar hotel dengan tangan dan kaki diikat, ia merasa sakit dibagian selangkangan setelah kesadarannya penuh ia menyadari jika ia tidak sendiri. Diatas tubuhnya ada seorang pria yang asik mendesah memasukkan juniornya ke daerah intim Krystal membuat wanita itu terkejut bahkan berteriak kesakitan.

"bagus, akhirnya lo sadar! Jadi gue gak main sendirian" ucap lelaki itu. Krystal meronta tentu saja namun ia tidak bisa banyak berkutik karna tangan dan kakinya diikat. Ia hanya menangis. Krystal bahkan tidak bisa melihat siapa sosok tersebut.

"njing, Irena nelfon! Angkat gih!" ucap seorang lelaki yang sedari tadi hanya memperhatikan temannya ini mengagahi Krystal dengan entengnya memberikan sebuah ponsel.

"sialan, gue belom keluar udah diganggu aja!" lelaki itu dengan cepat melepaskan juniornya lalu mengambil telfon genggam miliknya.

"giliran lo. Gue harus ketempat Irena. Lo puas-puasin aja, yang penting taruhan kita udah terlaksana" ucap si pria kepada temannya lalu pergi keluar dari kamar itu.

Si teman lelaki itu tentu saja dengan senang hati menyetujui rencana gila temannya.

"untung banget Irena nelfon jadinya lo bisa sama gue lagi" bisiknya membuat tubuh Krystal meremang dan takut.

"pleasee gue mohon, j-jangan" Krystal mencoba memohon namun nihil. Lelaki itu malah menciumi bibirnya dengan ganas bahkan ia menggigit bibir Krystal membuat gadis itu terpaksa membuka mulutnya.

"lo cantik, sorry gue giniin lo" ucap lelaki itu sebelum memasuki miliknya ke milik Krystal. Membuat gadis itu semakin memekik kesakitan bahkan hingga pingsan.

Paginya Krystal tersadar dari pingsannya, tali yang berada di tangan dan kakinya sudah dilepas. Ia tidak menemukan siapapun, pria yang semalam bersamanya hanya meninggalkan beberapa lembar uang seratus ribu.

Krystal menangis, menangisi nasibnya yang bahkan dianggap pelacur oleh pria-pria tadi. Ia bahkan tidak mengenal keduanya.

Hanya satu yang Krystal ingat keduanya memiliki kulit yang sangat kontras berbeda. Yang satu putih pucah dan yang satu lagi berkulit tan eksotis. Ia tidak bisa melihat wajah kedua lelaki itu.

Kaistal OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang