Re-Fix

1K 130 9
                                    

"kalian yakin ini berpisah? Kalian bukan pacaran loh, kalian sudh punya Kikan. Pikirin anak kalian, jangan ego kalian" ucap seorang wanita paruh baya yang kini tengah duduk ditengah-tengah anak dan menantunya.

"yakin bu, Khansa sudah mantap untuk berpisah dari mas Kahfi" ucap sopan seorang wanita yang lebih muda,yang bernama Khansa.

"kamu sendiri Kahfi? Apa yakin tidak ingin mempertahankan pernikahan kalian? Ingat Kikan le" kata sang ibu lagi, lelaki yang bernama Kahfi itu sedari tadi hanya menunduk.

"saya terserah Khansa saja bu, saya sudah berusaha mempertahankan tapi Khansa tetep maksa. Saya bisa apa" ucapan Kahfi tentunya mendapat cibiran dari wanita disebelahnya itu.

"pikirkan sekali lagi nak, jangan membuat keputusan disaat kalian tengah emosi" kata ibu Saras lagi.

"mohon maaf sebelumnya bu, tapi mas Kahfi sudah mentalak Khansa duluan" ibu Saras terlihat terkejut mendengar ucapan menantunya itu.

"yang bener le?" pertanyaan ibu Saras hanya mendapat anggukan lemah dari anak lelakinya itu.

"astagfirullah, kapan kamu mengucapkan kalimat itu le? Kok bisa kamu kelepasan mengucap kalimat terkutuk itu?" tanya ibu Saras pada Kahfi.

"Kahfi khilaf bu, Kahfi terlalu kebawa emosi sampai-sampai kalimat itu keluar dan Kahfi menyesal" ibu Saras hanya bisa memegang kepalanya yang terasa pusing.

"ibu gapapa?" tanya Kahfi berusaha menyentuh sang ibu namun sayangnya malah ditepis oleh wanita paruh baya itu.

"Khansa, ibu boleh minta tolong? Tolong antar ibu istirahat dikamar Kikan, ibu mau bersama cucu ibu" kata ibu Saras mengabaikan kehadiran putranya. Entah mengapa wanita paruh baya itu merasa kecewa dengan apa yang dilakukan oleh putranya.

Khansa sendiri langsung berdiri dan menuntun sang mertua menuju kamar putri semata wayangnya, terlihat Kikan yang kini tengah bermain dengan pengasuhnya.

"eyang putri" suara anak kecil membuat ibu Saras merasa terenyuh sekaligus sedih, gadis kecil berumur 4 tahun itu kini tengah berlari menuju ke arah ia dan ibunya.

"mama, eyang putri bobo sini?" tanya gadis kecil itu kepada mamanya, Khansa.

"iya sayang, untuk beberapa hari eyang putri bakal nginep disini. Nemenin Kikan sama mama" kata Khansa sembari mengelus surai panjang milik putrinya itu.

"asikkk, rumah jadi rame dong ma. Biasanya kan kalo bik Yem pergi kita cuman berdua" kata Kikan dengan wajah polosnya membuat ibu Saras mengernyit mendengar ocehan anak berusia 4 tahun itu.

"berdua? Memang papa kemana?" tanya ibu Saras pada cucunya.

"papa selalu bilang sibuk kerja, sampe main sama Kikan aja gabisa oma. Kan Kikan juga mau main sama papa" kata anak kecil itu sembari menunjukkan raut sedihnya, ibu Saras langsung menatap sang menantu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"sudah, kan selama ini ada mama. Kikan kan bisa main sama mama, udah yuk Kikan main lagi kasian itu bil Yem main sendirian" merasa suasana sedang tidak mendukung, Khansa langsung mengalihkan topik tidak ingin anaknya terlalu banyak mengoceh.

"bener kata Kikan kalau Kahfi jarang dirumah?" pertanyaan ibu Saras hanya mendapat anggukan dari Khansa, apalagi yang mau ia tutupi?

Khansa masuk ke dalam kamar pribadinya dan terkejut mendapati sang suami tengah duduk bersandar di ranjangnya sembari memegang remote TV.

"ngapain kamu masih disini?" tanya Khansa padahal sudah hampir 2 minggu ini mereka sudah pisah rumah terlebih Kahfi masih terkejut karna kini Khansa memanggilnya dengan sebutan 'kamu'.

Kaistal OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang