MENTARI PUN TERSENYUM

5 0 0
                                    

Aku menatap langit pagi dari balkon apartment ku, pagi ini benar-benar indah. Aku tersenyum simpul memikirkannya, apa ini mimpi ??? Tiba-tiba sepasang tangan melingkari pinggangku. Seseorang itu memelukku dari belakang pagi ini. 

"Selamat Pagi, Rindu Wirasti" 

Kemudian dia mencium pipiku 

"Pagi Langit, cintaku"

Kami tertawa kecil bersamaan, ini terasa sedikit aneh. Memanggil lelaki ini dengan panggilan cintaku. 

"Rin, aku lapar !! Ada sesuatu yang bisa aku makan ?"

"Oh iya, kita pesan makanan di resto bawah apartment aja ya"

"Terserah kamu, tapi ingat ya kalau sarapan pagiku gak datang dalam waktu 10 menit, siap-siap aja kamu yang aku makan"

Lelaki itu tersenyum layaknya serigala yang melihat mangsanya.

"Iya Iya, Apaan sih, bawel banget kamu"

Aku menarik pipi lelaki dihadapanku itu sambil tersenyum. 

10 menit kemudian......

Sarapan pagi sudah tersedia diatas meja di ruang TV, mungkin akan lebih menyenangkan sarapan pagi sekalian menonton tv. Kami sudah menyelesaikan sarapan kami pagi ini, aku berniat bangkit dari tempat duduk ku. Niatnya ingin membereskan piring makan tapi tiba-tiba langit menarik tanganku. Kemudian dia bertanya tentang sesuatu hal yang membuat aku mengurungkan niatku. 

"Maaf..."

"Buat apa Ngit ?"

"Maaf karena udah ambil mahkota kamu yang paling berharga, aku salah. Aku gak bisa menahan diri" 

Langit menundukkan pandangannya, kemudian aku melihat matanya berkaca-kaca.

"Kamu apaan sih, kita ngelakuin dosa itu sama-sama. Kamu gak salah sepenuhnya"

"Maaf.... Maaf... "

"Udah deh, nanti aku nangis nih ?"

"Iya.. Iya..."

Langit  kemudian berpindah posisi, dia jongkok setengah duduk di lantai. Kemudian dia memegang tanganku, lalu dia melepaskan cincin yang melingkar di jari manisku. 

"Aku gak mau tau sejauh apa hubunganmu dengan kekasihmu, Rindu... Menikahlah denganku ?"

Aku menangis mendengar pernyataan yang sudah sejak lama aku nantikan, pertanyaan yang sudah menjadi impianku sejak lama. Aku kemudian ikut duduk dilantai dan memeluk sahabat yang sangat aku cintai itu. 

"Iya, aku mau"

Langit kemudian mencium keningku dan berkata pelan, AKU CINTA KAMU RINDU... Aku meneteskan air mata saat ini. 

"Oia rin, jadi gimana dengan pacar kamu ?? Kita hampir saja melupakan dia."

Tiba-tiba saja aku merasa jadi wanita yang sangat jahat, aku juga melihat ada perasaan bersalah di mata langit. Aku yang paling salah disini, aku selalu menjadi plin-plan. Cinta membuat aku lupa dengan rasa empati, sungguh aku adalah perempuan yang tidak tahu diri. 

"Rin, Apa perlu kita berdua yang bicara padanya ?"

Aku terdiam memikirkan pertanyaan dari Langit, huuufffttt... Sudah kuputuskan. 

"Tidak perlu, aku yang akan menyelesaikannya sendiri" 

RINDUNYA LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang