Thinks !

6 1 0
                                    

Aku terdiam dalam lamunanku, aku terus berfikir keras pagi ini. Aku terus membolak-balikkan kalender diatas meja kerjaku. Aku mencoba menghitung hari, lalu kemudian berfikir lagi. Sebelumnya Sammy bilang dia hanya akan pergi 2 minggu tapi kenapa tiba-tiba scedule nya berubah ? Tidak seperti Sammy yang biasanya, ada apa dengan dia. 

Tiba-tiba lamunanku terhenti ketika Langit menepuk pundakku. 

"Kamu kenapa ? kenapa melamun ? Bagaimana pertemuannya tadi malam ?"

"Eh itu, hmm nanti aku ceritain, by the way I have to Go now ! We talk later, love you" 

Aku mencubit pipi langit kemudian bergerak pergi, sekilas aku melihat ekspresi langit yang terlihat bingung. Aku mengarahkan mobilku menuju rumah sakit tempat sammy bekerja, dengan harapan aku menemukan jawaban atas semua pertanyaanku. 

Kulangkahkan kaki ku menuju tempat prakteknya, aku mengintip sedikit kedalam ruangan dokter. Kemudian lagi-lagi aku dikejutkan oleh seseorang. 

"Kamu Rindu kan ?"

Aku menoleh ke belakang mendengar suara pria di belakangku. 

"Eh Dokter Frans, maaf ya"

Aku menggaruk dahiku yang sebenarnya tidak gatal, dia adalah dokter Frans. Dokter yang pernah dikenalkan sammy padaku, dokter paruh baya ini sudah seperti guru besar buat Sammy. 

"Kamu cari siapa ? Sammy gak ada diruangan itu Nona"

"Maaf dok, saya tau. Saya hanya mau mencari tau sesuatu, dokter bisa bantu saya ? Please ?"

"Apa yang bisa saya bantu ?, ayo kita bicara diruangan saya. Biar lebih privasi"

"Baik dok"

Kami berjalan menuju ruangan dokter Frans, aku memasuki ruangan serba biru ini. Benar-benar ruangan yang bagus fikirku, wajar saja dia sudah bergelar Professor. 

"Silahkan duduk"

Dokter Frans mempersilahkan aku duduk kemudian dia meletakkan air mineral di meja tepat di depanku. 

"Iya terima kasih dok, langsung saja dok. Apa dokter tau sammy sakit apa ? Saya melihat dia berbeda, tapi kalau saya tanya dia gak pernah jawab. Saya khawatir dok"

Dokter Frans tersenyum kecil mendengar pertanyaanku.

"Sammy bilang dia sudah melamar kamu, dan you say Yes right ?, Im so Happy for you both, karena sekarang kamu tunangannya maka saya akan memberitahu kamu"

Aku menelan ludah mendengar pernyataan dokter Frans, hanya saja rasa penasaran dan kekhawatiranku pada Sammy menahanku untuk berbicara lebih jauh lagi. 

"Sammy, dia mengidap penyakit kanker paru-paru dan bronkial stadium 2, saya rasa sekarang sudah naik level menjadi stadium 3. Saya sudah menganjurkan dia untuk stay di China melakukan kemo tapi dia menolak, kamu pasti tau bagaimana keras kepalanya dia, dia seorang dokter spesialis. Dia paham benar dengan kondisinya, jadi dia bersikeras untuk berobat jalan saja"

Aku merasa seluruh aliran darahku terhenti saat ini juga, bagaimana mungkin ini terjadi.... 

"Dokter, apa masih ada kemungkinan untuk sammy sembuh ?"

"kemungkinan selalu ada, stadium 3. jika kita bicara soal ilmu kedokteran masih ada kemungkinan 40% bisa sembuh"

Aku menangis mendengar jawaban dokter Frans, hanya 40% fikirku, alangkah jahatnya aku, apa yang aku fikirkan sampai aku tega meninggalkan Sammy dalam keadaan seperti itu ?, Dokter Frans menepuk bahuku lalu berkata. 

"tidak ada gunanya kamu menangis, kamu harus kuat, sekarang tugas kamu meyakinkan Sammy untuk ikut kemo therapy di China, karena cuma disana pengobatan tradisional bisa di kombinasikan dengan pengobatan dokter, banyak pasien yang bisa sembuh"

"Maaf dokter, apakah keluarga Sammy tau soal ini ?"

"Tidak, tidak ada yang tau, saya memberitahu kamu karena Sammy pernah cerita ke saya soal kamu, dia sangat mencintai kamu, dia pernah bilang apapun yang kamu minta pasti dia kabulkan tapi sayangnya kamu gak pernah meminta apapun selama berhubungan dengannya, bisa kamu bujuk dia ?"

Aku terdiam kembali, aku tidak dapat berfikir.....

RINDUNYA LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang